chap 1

226 2 1
                                    

Rabu, 7 juni 2017

Hari ini, aku pergi menggandeng adik ku ke sekolah. Adik ku yang satu ini sangat menggemaskan pertama karena gigi kelinci miliknya kemudian sekarang dia marah. Iya dia marah padaku karena aku tadi jahil padanya, aku mengatakan kalau aku sudah berangkat tapi sebenarnya aku ada di belakang pintu, dia berlari mengejarku agar tidak terlambat. Tapi percuma dia hanya mengejar sesuatu yang tidak ada. Dari pada semakin jauh lebih baik aku kejar saja dia

"Lihat sekarang kita terlambat" ucap ku datar.

"ini semua salah mu kak, salah siapa menjahili ku tadi "

***

"Aizan ayo, kita hampir terlambat! Kalau tidak kakak tinggal."

"iya sebentar kak, masih belum selesai nih." Ucapnya dari ruang makan.

Ternyata dari tadi Aizan belum selesai makan. Kedua kak beradik ini sangat berlainan. Sang adik yaitu Aizan, dia sangat malas melakukan apapun termasuk belajar, tapi dia tergolong pintar di kelasnya. Berbeda dengan sang kakak, ia sangat disiplin soal waktu dan apapun. Tapi dia tidak bisa menentang apa yang di lakukan sang adik. Bustan memiliki banyak teman di kelasnya, berbeda dengan Aizan yang temannya bisa dihitung dengan satu tangan. Bustan dan Aizan adalah saudara kembar. Bustan lahir 3 menit sebelum Aizan. Mereka berdua kembar identik. Bahkan mereka berdua seperti manusia dan bayangannya pada cermin. Mereka sangat mirip. Bustan memiliki sifat bijaksana dan dewasa, lain dengan Aizan yang manja, dia selalu menempel dengan kakaknya. Sifat Aizan sebenarnya tidak manja. Itu terjadi setelah ayahnya meninggal 4 tahun lalu karena hepatoma stadium 4. Aizan menjadi protektif terhadap Bustan. Ibu mereka membanting tulang untuk mereka, berangkat saat mereka masih tertidur dan pulang saat mereka terlelap. Hanya hari ahad saja mereka bisa berkumpul.

***

"Kamu masih marah, zan?" melihat Aizan hanya diam membuat ku semakin merasa bersalah. Aku hanya bisa menghela nafas menghadapi anak 15 tahun ini. Pasti dia akan meminta sesuatu nanti.

"Belikan aku es krim coklat vanila."

Benarkan, Aizan pasti meminta sesuatu. Sejak dulu aku tidak pernah bisa menolak keinginan adik ku yang satu ini. Aku selalu menuruti apapun yang ia mau. Kami berdua bukanlah orang kaya yang bisa mendapat apa saja yang mereka inginkan tanpa bersusah payah. Kami selalu bekerja untuk mendapat uang lebih. Aku dan Aizan bekerja paruh waktu di sebuah Cafe. Aku sebagai pelayan dan Aizan sendiri bagian kasir.

"Baiklah tapi janji jangan marah lagi." Ku cubit pipi menggemaskan ini sampai dia meronta-ronta.

Hari ini sudah cukup sore kami memilih langsung pergi ke cafe tempat kami kerja paruh waktu. Biasanya kami memilih pulang terlebih dahulu, karena jalan ke cafe melewati rumah. Selama kami berada di jalan Aizan hanya diam beribu bahasa, tidak seperti biasanya yang bisa bercerita tentang segala hal dalam 1 menit.

Disela perjalanannya ada yang sedang beranikan diri untuk bersuara.

"Kakak aku ingin bertaya padamu." Ucap Aizan yang menghalangi Bustan.

"Kamu ingin bertanya apa?"

"Menurut kakak apa arti sebuah mimpi?"

"Mimpi? Menurut kakak mimpi adalah bunga tidur." Ku lihat dia hanya mengangguk paham.

"Tapi mimpi juga bisa ada karena gangguan setan dan pesan yang diberikan oleh Allah SWT. Apa kamu memimpikan sesuatu?"

"iya." Jawabnya lirih.

"Apa? Apa kamu mimpi buruk? Ceritakan saja kakak ingin mendengarnya."

"Menurut kakak apa arti dari warna putih dan sebuah bunga melati?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 12, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Berlindung dibawah Naungan-MU Ya AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang