Diam-diam, kuselipkan doa ketika kamu lewat di hadapanku, ketika kamu bercanda dengan teman-teman kita, dan ketika tanpa sengaja kita bertatap mata, semoga kita bisa kembali seperti sediakala.
*
Segala cara sudah kutempuh untuk meminta maafmu, tetapi ternyata tak ada balasan sama sekali. Aku kecewa, ternyata kamu sekeras itu. Tetapi aku harus terima.Diam-diam aku bersyukur kamu bisa membenciku sedalam itu. Itu artinya aku adalah orang yang cukup berarti hingga bisa membuatmu sakit hati. Aku mulai terbiasa tersenyum ketika melihatmu meskipun masih dengan kebencian yang kamu simpan, masih dengan senyumanku yang selalu kukenakan saat bercanda hangat denganmu.
*
Dan cara terakhir adalah merelakan sikapmu dan membiarkanmu pergi dengan kebencian yang kamu bawa tentangku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak Untuk Sahabat
PoetrySahabat itu seperti rumah, kemana kita pergi dan sejauh apapun. Yang namanya sahabat sejati akan pulang ke rumahnya, tempat untuk berbagi kisah dan selalu ada satu sama lain di saat suka dan duka. -A-