Tadinya aku pikir, aku berhasil mengenalmu
Rasa sakit yang kukenalkan dulu padamu kupikir membuat mu mengerti untuk tak menyakitiku lagi.
Berulang kali aku berusaha tegar, menahan setiap hal yg ku dapati.Mungkin, aku terlalu bodoh, menginginkan hal yang terlalu sempurna, terlalu bodoh karena ku pikir dia tak mungkin melakukannya lagi.
Ini tak adil, terlalu cepat menghilangkan semua hal yang kuberi untukmu.
Apa arti maaf jika hati tak bisa menerima?
Apa arti cinta jika hati sudah menolak untuk mencinta ?Aku sudah berusaha mencoba mengenalmu kembali, tetapi sakit yang teramat dalam kurasa ini menolak semua usahaku untuk memulainya lagi.
Kau terlalu menghancurkannya sayang, bukan retak, tapi sudah hancur berantakan dan tak bisa disatukan lagi.
Kau memintaku tetap bersamamu sedangkan dengan mudahnya kau meminta orang lain menggantikanku sebagai orang yang kau bilang sangat kau cintai.Kau menusuk lebih dari sekali, kau menyakiti berulang kali dan membuatku benar-benar muak.
Ntah sampai kapan hatiku bisa benar-benar pulih.
Semua ini bagai hujan petir, menyeramkan, menakutkan dan mematikan... mematikan jiwaku yg sudah terlanjur cinta padamu.
Kudapati hatiku tergeletak, lemah tak berdaya.
Aku sudah mencoba membangunkannya, tapi tak kunjung berhasil.Lelah ku hadapi semua kenyataan pahit ini.
Penantian yang tak kunjung berujung.
Harapan yang sia-sia.
Semua layaknya sampah dimatamu.
Kau terlalu menyepelekan semua hal yang kukatan dan kulakukan.
Padahal semua itu bukti cinta dan penantianku.Kau menggores luka dibagian luka yg belum sembuh.
Kau tusuk pisau dilubang yang pernah kau tusuk dulu.
Sakit? Sangat...
Kecewa? Sangat
Marah? Tidak... aku tak pernah marah padamu.
Hak mu melakukan hal ini.Tapi aku mohon jangan larang hak ku untuk pergi dan memintamu pergi.
Tak mudah bagiku melepasmu tapi aku pikir memang sudah sepantasnya aku melakukan ini sejak dulu.Kubiarkan butir demi butir air mata ini menghiasi pipiku, sampai saatnya nanti dia lelah untuk mengelurkan air...
Aku biarkan jiwa dan hatiku menahan sakit, aku biarkan mereka melemahkan tubuhku...Karena aku yakin, apapun usahaku untuk membuat diri ini kuat tak akan mengubah apapun.
Maaf karena terlalu mengharap lebih. Maaf karena tak bisa menjadi sepintar yg kau harapkan. Karena aku sendiri menyadari betapa bodohnya diriku selama ini, bodoh karena terlalu percaya dan berharap.
Dan untuk segala hal yang terjadi, memang aku yang paling bodoh sudah terlalu banyak berharap dan percaya

KAMU SEDANG MEMBACA
Coretan Luka
RandomCoretan tentang hati yang tersakiti dan luka yang tak mampu terdeskripsikan.