Lagi, detak jantung kembali terdengar. Berusaha menjerumuskan telinga kedua insan kedalam perut bumi. Tak mampu mendengar apapun bahkan tak ingin mendengar satu kata yang terucap dari mulut mereka
Namun apalah daya, semua itu hanya angan semu belaka. Yang jelas sekali tak mampu mencapai penalaran logika.
Mengharapkan suatu keajaiban untuk merubah kondisi canggung diantara mereka berdua.
Aneh, disaat semua orang mengidam-ngidamkan mendapatkan moment indah untuk menyatakan perasaan. Berusaha menghentikan waktu dan bergumam "dunia serasa milik berdua". Namun, justru mereka tak mampu menciptakan chemistry tersebut.
Tak mampu dan tak mau, karena prinsip mereka "mulut tak perlu manisan, perilaku-lah butuh kemanisan"
Tak perlu umbar kesana-kemari mengenai perasaan yang telah memuncak dihati mereka. Cukuplah sebuah keseriusan yang terjalin atas nama kehormatan. Karena sejatinya, kehormatan mampu membawa sebuah hubungan menuju keseriusan.
Tak perlu terlalu serius, hanya seonggok cerita siswa-siswi SMA yang berada pada penghujung waktu.
Tumbuh berkembang itu pasti, dewasa adalah pilihan. Penghujung Waktu SMA adalah fase yang akan terlewati dan tentunya butuh sebuah kepastian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diujung Waktu SMA
Teen Fiction"Jangan kebanyakan mimpi kalo lo gamau beraksi. Yang lo hadapin itu hidup asli bukan drama ftv"- Abrizam Nadhif "hidup itu seperti Hukum III Newton Faksi=-Freaksi"- Kamala Fiona "Lo suka? Doain aja. Kali aja jodoh. Jangan kebanyakan bermulut manis d...