Bedaku

11 1 5
                                    

" my originally "

-

_

_

Yah jika dilihat dari luar aku seperti remaja normal. memiliki fisik yang sempurna, tapi jika kalian telisik lebih jauh kalian hanya dapat membungkam mulut kalian masing-masing.

Bisa di bilang kisah ku cukup familiyar yang membedakan karena ada aku disana, dimana aku yang awalnya bahagia dengan hidup ku dan dapat tertawa sesuka hatiku, menjadi aku yang diam, aku yang murung hingga menjadi aku yang lain, bisa di bilang aku yang gila, entah orang menilainya apa.

Ceritaku di mulai lima tahun yang lalu tepatnya saat aku menginjak sekolah menengah atas dimana umur ku tepat 16 tahun.

" Flashback "

" aku pulang! " aku berteriak sembari melepas sepatu di depan pintu, ku letakan sepatu ku dirak penyimpanan lalu aku melangkah keruang keluarga.

Aku mengandarkan pandangan ke segala arah namun tidak ada tanda-tanda kehidupan.

Aku melangkah menaiki tangga siapa tau mama sedang tidur siang diatas.

Aku berlari kecil ke kamar mama dan papa sambil tersenyum jail, karena aku mendengar suara-suara aneh dari kamar mereka.

Ku buka pintunya pelan lalu aku sedikit mengintip dari celah pintu.

Aku mematung di tempat ku, tak terasa air mataku mengalir dengan sendirinya.

Entah kesialan atau keberuntungan yang ku dapat. dengan melihat ini aku sedikit sadar, alasan kenapa papa jarang pulang atau papa yang selalu dingin dengan mama.

dengan kedua mata kepalaku sendiri aku melihat mama sedang bergelut dengan seorang pria yang sudah ku anggap kakak ku sendiri dan sialnya aku diam-diam menyimpan rasa untuknya.

Secara perlahan aku menutup kembali pintu kamar dan aku berjalan meninggalkan lantai atas tanpa menimbulkan suara.

Setelah sampai lantai bawah aku berlari sekuat tenaga keluar dari rumah, aku tidak peduli jika kakiku terluka karena tidak memakai alas kaki, aku terus berlari mencari kendaraan umum untuk menemui papa dikantor.

Aku berhenti berlari didekat halte kompleks, aku menatap kosong dengan air mata yang mengalir, setelah beberapa saat bus yang aku tunggu berhenti, tanpa aba-aba aku naik kedalam bus, aku memilih berdiri di depan dan otomatis semua orang memandangku, ada yang menatapku aneh, jijik dan masih banyak lagi.

Aku menghela nafas lelah, aku acuhkan tatapan mereka.

Setelah 30 menit perjalanan aku tiba di kantor papa, aku turun dari bus dan berlari sekuat tenanga aku melesat masuk kedalam gedung, berjalan kearah lift khusus petinggi perusahaan ku tekan laintai paling atas, tidak ada yang berani mencegah ku karena mereka tau aku anak pemilik perusahaan ini.

Setelah lift terbuka aku segera berlari membuka pintu ruangan papa.

Dan lagi-lagi aku mendapat kejutan teramat menyenangkan, entah ini takdir atau mereka merencanakannya.

Aku melihat papa sedang berhubungan intim dengan sekretarisnya.

Ku langkahkan kakiku masuk keruangan papa, aku bertepuk tangan sembari tertawa sumbang.

" hai pa, sedang bersenang-senang? " aku tersenyum miring kearah papa.

Papa mendorong sekertarisnya dan membetulkan pakainnya.

Papa melangkah mendekatiku ia menatap tajam ke arahku.

" apa yang kau lakukan disini aliya? " papa berkata dingin.

" hanya melihat kebenaran " jawabku acuh dan berjalan melawati papa, karena tujuanku wanita di balik punggung papa.

ku tarik tangan sekertaris papa " kau bodoh atau tidak punya perasaan?! " sekertaris papa menatapku takut.

Serasa jiwaku terambil alih dan yang terjadi di luar dugaan ku, aku merasa ada yang mengganti jiwaku.

" yak! Apa yang kau lakukan dengan kekasihku! " papa berteriak di depan wajahku.

dan semua terjadi. jiwaku berganti dan tubuhku seolah tak terkontrol aku kehilangan kendali diriku.

Samar-samar aku mendengar tawa dari dalam diriku, yah tawa yang mengerikan lebih tepatnya.

Kamu lemah biar aku menggantikan mu, aku janji tidak akan ada yang melukaimu, aku janji.

Aku tertawa keras " kekasih ya? " aku tersenyum miring kearah papa.

Tanpa aba-aba aku tari kepala wanita yang berada di sebelah ku, ia memekik kencang.

" aliya kau sudah kelewatan hentikan semua ini! " papa menggeram dan menarik tanganku kasar.

" apa yang kelewatan papa, ini yang baru kelewatan! " teriak ku.

ku benturkan kepala wanita itu kearah meja kerja papa, seketika kepala wanita itu mengeluarkan darah dan tak sadarkan diri.

" APA YANG KAU LAKUKAN KAU INGIN MEMBUNUH KEKASIHKU! " papah menatapku tajam ia mengangkat tubuh sekertarisnya dan keluar dari ruangannya.

" ah tidak seru! Baru sekali dan sudah tumbang " aku tertawa seperti orang kesetanan sambil berjalan keluar dari ruangan papa.

Aku masuk lift untuk pegawai biasa, kariyawan papa menatapku seakan-akan aku baru saja membunuh.

Aku melirik pria yang berada di sebelahku,wajahnya cukup tampan dan postur tubuhnya boleh juga, jika ku perkirakan dia kolega bisnis ayah lalu aku menatapnya nakal dan ia menatapku bergidik jijik.

" permisi " kataku pelan sambil menatapnya lembut , ia tak menghiraukan ucapanku.

Aku yang jengkel di acuhkan langsung ku tendang masa depannya tanpa ampun, sedangkan rekannya menjerit kaget, ia jatuh terduduk dan meringis kesakitan, aku tertawa dan duduk di pangkuannya.

Lift berdenting dan terbuka mereka semua berhamburan meninggalkan aku dan pria malangku, yang lebih tepatnya mainanku, lift kembali tertutup, aku berdiri dan berjalan kesisi lift untuk menekan tombol lantai atas.

Aku kembali menghampirinya dan berjongkok di depannya" apa yang kau inginkan ! Akh masa depanku " ia meringis sambil memegang miliknya.

" bukankah ini yang kau inginkan? " aku tersenyum penuh arti, ku tarik dasinya agar wajahnya mendekat kearah ku.

Sekarang jarak wajahku dan wajahnya hanya beberapa senti, ia menatap tajam kearahku, ku dekatkan wajahku dan aku berkata pelan di depan wajahnya.

" tolonglah aku, aku tidak tahan dengan hidupku " aku berkata lirih dan ekspresi wajahku yang sendu.

Iya menatapku perihatin " apa yang harus aku lakukan " aku tertawa dalam hati, ku kira ini akan mudah.

" tolong bunuh aku atau... " ia membulatkan matanya terkejut.

" a-atau a a-apa " suaranya bergetar seakan-akan maut akan menjemputnya.

Tbc.

BedakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang