Komentator 1: “Beruntung kita gagal mencuri poin di Iran Bung.”
Komentator 2: “Lah, kenapa?”
Komentator 1: “Di sana kalo mencuri, potong tangan. Serem.. Bung, sebelum babak ke 2 dimulai , saya mau tanya, apa anda optimis?”
Komentator 2: “Bukan bung, saya komentator!”
Komentator 1: “Aaaak, sayang sekali, Bung!”
Komentator 2: “Iya Bung, aku juga sayang sekali sama kamu.”
Komentator 1: “Nampaknya Slamet Nurcahyono akan dimainkan Bung malam ini.”
Komentator 2: “JANGAN MAU!! Jadi cowo kok mau2nya dimainkan! Harga diri!”
Komentator 1: “Wogh..!! Bolanya dipegang Bung, tapi wasit tidak menyatakan hand ball.”
Komentator 2: “ITU KIPER BUNG!!”
Komentator 1: “M. Ridwan di sayap kiri, Bung!”
Komentator 2: “Iya Bung, kalo di sayap kanan namanya M. Nandwan.”
Komentator 1: “Kira-kira apa kelebihan para pemain Bahrain Bung?”
Komentator 2: “Tentu saja mereka jago bahasa Arab Bung.”
Komentator 1: “Serangan dari Abdulah Omar berhasil dipatahkan Bung.”
Komentator 2: “Untung bukan hatinya yah Bung.. Bisa galau dia.”
Komentator 1: “Aduuh bung, indonesia kebobolan lagi gawang nya.”
Komentator 2: “Daripada kebobolan ATM bung.”
Komentator 1: “Gw sedih Bung ternyata Indonesia kalah lagi.”
Komentator 2: “Jgn sedih Bung.. kan ada aquh di sini.” (saling tatap).