Hyunsik membanting pintu kamarnya untuk melampiaskan emosi. Ia sudah menduga bahwa ayanhnya tidak akan dengan mudah mengizinkan dia untuk melanjutkan sekolah musiknya itu sehingga membuat persyaratan gila denga menyuruhnya untuk melanjutkan sekolah bisnis dulu. Tapi dia tidak menyangka jika sang ayah akan mengingkari janji tersebut. Benar-benar benar keterlaluan.
"Arrggh....kenapa? kenapa papa harus melakukan ini padaku? kenapa pah? sialll"
PRANNG
BRAAKK
"Sialannnn, aku membencimu Jung Il Hoon" Hyunsik mengumpat dan membanting semua benda yang ada di kamarnya. Ia benar benar frustasi dengan sikap sang Ayah. Dia sangat kecewa dan tak habis pikir dengan Ayahnya yang selalu saja memaksakan kehendak pada anaknya. Ia bukan seperti Hana yang akan tetap diam dan menurut dengan segala keinginan sang Ayah tanpa membantah. Ia bukan seperti sang Ibu yang akan selalu mengalah dengan segala sikap Ayahnya.Dia sudah lelah dan akan berhenti menjadi boneka Jung ll Hoon ayahnya.
"Iya, aku harus berhenti, aku harus keluar dari rumah ini aku sudah sangat muak, huuh"monolognya sambil tersenyum lemah. Ia sudah mengambil keputusan dan keputusan itu adalah pergi dari rumah yang penuh tekanan ini.
Cklekk
***
Suasana ruang makan menjadi sangat hening setelah kepergian Hyunsik.
"Huuuh, Hana-ya ingat setelah lulus kau harus segera ke Korea untuk melanjutkan S2 mu. Arraseo!"
"Ne algeumsemnida, aku sudah selesai. Aku ke kamar dulu, terima kasih makanannya" setelah membungkuk Hana langsung beranjak dari meja makan.
Hana menaiki tangga rumahnya. Bukan kamar yang dituju Hana saat ini, hanya satu orang yang menjadi tujuan Hana saat ini. Iya, Hana sedang berjalan menuju kamar sang kakak. Ia mengerti, bahkan sangat mengerti bagaimana perasaan kakaknya saat ini. Pintu itu sudah di depan mata.Tanganya hanya menggantung hendak mengetuk pintu tersebut.
PRANNG
BRAAKK
Tangan Hana yang akan mengetuk pintu kamar Hyunsik hanya menggantung di udara ketika mendengar suara barang berjatuhan di dalam.
"Haruskah aku membukanya? aku takut oppa malah semakin terganggu dengan kehadiranku" Hana menatap pintu itu dengan bimbang.
Hana menatap pintu didepannya dengan nanar. Kristal bening mengaliri pipi gadis manis ini. Ia terluka mendengar penderitaan kakaknya di dalam. Hatinya seperti di tusuk tapi dia tidak bisa beruat apa-apa. Bahkan dia hanya bisa menurut dengan segala keinginan Ayahnya. Hana sudah tidak tahan lagi, ia tidak sanggup untuk menyaksikan penderitaan kakaknya lebih lama. Ia memutuskan untuk pergi dari kamar itu.
Hana akan beranjak dari kamar sang kakak, namun sebuah suara membuatnya berhenti.
"Iya, aku harus berhenti, aku harus keluar dari rumah ini aku sudah sangat muak, huuh"
Kata-kata kakaknya membuat badannya beku. Tidak, dia tidak akan sanggup untuk kehilangan sang kakak. Tidak. Ia membalikaan badan dan membuka pintu kamarnya.
Ckleek
Suara pintu itu membuat Hyunsik mengalihkan pandangannya kepintu dan menemukan sang adik tercinta yang sedang menatapnya dengan mata berlinangan air mata. Mata indah itu, mata favorit Hyunsik saat ini sedang menyiratkan sebuah ketakutan dan kesedihan yang mendelam.
"ooh uri Hana-ya, waeire?" ucapnya mencoba tersenyum lembut.
"Oppa,nan..nan, hiks" Hana tidak dapat membendung tangisnya. Ia menubrukan dirinya kedalam pelukan Hyunsik sambil terisak.
Hyunsik merasa hatinya sangat perih melihat adik tercintanya menangis seperti ini.
"yaa, Gwencana, oppa jinjja gwencana, uljima" Hyunsik mengelus lembut surai kemerahan sang adik.
"Oppa, jangan tinggalkan aku, jebal hikss" Hyunsik melepaskan pelukan itu dan menatap mata Hana yang masih penuh air mata. Ia tersenyum lembut.
"Mianhae, oppa harus pergi Hana! tapi Oppa tidak akan meninggalkanmu sendiri. Oppa hanya pergi dari rumah bukan meninggalkan Hana untuk selamannya, Heum" ucapnya memberi pengertian pada Hana.
"No! Ken Oppa kumohon jangan pergi. Oppa tega meninngalkanku sendiri? menghadapi semua sendiri? setega itukah oppa?" Hana menatap sang kakak dengan memohon.
"Hana, jangan seperti ini sayang, oppa mohon! oppa hanya ing.." perkataan Hyunsik terpotong karena Hana meletakkan tangannya di depan wajah Hyunsik memberi insyarat agar dia berhenti bicara.
"Baiklah jika oppa tetap pergi, tapi sebelum itu" Hana menarik napas dan melanjutkan kata-katanya.
"BUNUH SAJA AKU, BUNUH SAJA AKU OPPA" Hana berteriak frutasi.
PLAKK
Suara itu adalah suara tangan Hyunsik yang menampar Hana. Hyunsik menatap tangan yang telah dipakainya untuk menampar Hana. Ia tidak bermaksud melakukan itu, Hyunsik menarik Hana dalam pelukannya.
"Hana, jangan bicara seperti itu" Hyunsik memeluk sang adik yang masih terisak. Tanpa sadar ia juga menagis. Ia tidak bermaksud untuk membuat adiknya terluka tapi dia juga sudah tidak tahan dengan keadaan ini. ia bingung harus bagaimana.
"Kenapa Oppa? lebih baik aku mati daripada harus berpisah dengan Oppa, hiks hiks"
"Hana cukup, dengarkan Oppa oke," Hyunsik mengangkat kepala sang adik untuk menatapnya.
"Oppa tidak akan meninggalkanmu. Oppa akan tetap disini. Oppa rela untuk menuruti semua keinginan Papa asalkan bisa terus bersamamu dan mama. Oke" Hyunsik tersenyum.
"Oppa.."Hyunsik meletakkan jarinya di bibir Hana.
"Oppa tidak akan pergi oke! sekarang tersenyum" Hana mencoba untuk tersenyum. Ia tahu Hyunsik terluka. Tapi ia juga tak bisa hidup tanpa kakaknya. Bolehkah dia egois untuk sekarang? ia hanya terlalu menyayangi kakaknya yang sudah seperti maliakat baginya. Di hidupnya hanya dua orang paling berharga yaitu Hyunsik dan Tiffany sang Mama tercinta.
***
"Apa kau tidak lelah eoh? apa kau tidak lelah selalu membuat mereka terluka?" ucap sang wanita tanpa menatap pria disampingnya.
"Apa maksudmu Fanny-ya?" sang priya hanya mebalas perkataan istrinya dengan dingin.
Yah. Mereka adalah orang tua Hana dan Hyunsik. Tanpa disadari Hana dan Hyunsik kedua orang tua mereka sedari tadi berada di depan pintu kamar Hyunsik dan menengarkan semua yang mereka katakan.
"Kau benar-benar keterlaluan kali Tuan Jung,"
"Aku hanya ingin masa depan yang cerah untuk mereka, aa aku salah?" Jung Ilhoon mencoba untuk membela diri.
"Masa depan? cihh, lebih baik kau pikirkan kesalahanmu kali ini. Karena aku tidak akan tinggal diam lagi. Jika terjadi sesuatu dengan mereka, aku akan sangat membecimu"
"Yeobo, dengarkan aku dul.." Sebelum mendengar jawaban Ilhoon, Tiffani hanya berlalu begitu saja. Ia menghela napas, dan meyakinkan dirinya bahwa pilihanya yang terbaik.
'Iya, aku sudah benar kan, aku pasti tidak salah! Ini yang terbaik'
***
Sudah satu bulan setelah peristiwa penuh air mata di keluarga Jung. Sekarang Hyunsik sedang berada di Stasiun untuk menuju Surabaya untuk melanjukan sekolah Bisnisnya selama 3 tahun untuk mempersiapkannya menjadi penerus Jung Corp. Iya, akhirnya Hyunsik menuruti semua keinginan Ayahnya. Ini semata-mata hanya demi kebahagiaan adiknya. Iya demi Hana.
"Yeobo, haruskah Hyunsik berangkat naik kereta? kenapa tidak menunggu penerbangan berikutnya 4 hari lagi?" Tiffany agak tidak rela jika putranya harus naik kereta.
"Tidak ada pilihan, 2 hari lagi dia harus sudah ada di kampus untuk melakukan registrasi. "
"Tapi.."
"Sudahlah mah, aku baik-baik saja kok. Lagi pula ini juga kereta eksekutif jadi aku baik-baik saja" ujarnya sambil memeluk sang Ibu.
"Oke aku berangkat sekarang ya, Anyeong" ucapnya menaiki kereta setelah membungkuk pada orang tuannya.
Kedua orang tuanya hanya melambaikan tangan dan memandang kereta yang membawa Hyunsik hingga hilang dari Pandangan. Jika kalian bertanya dimana Hana, jawabannya dia sekarang sedang berada dikampusnya untuk kuliah karena sang Papa tidak mengijinkan dia membolos dengan alasan aapun. Cukup miris bukan karena kau tidak bisa mengantar kakakmu yang akan pergi jauh.
***
"Aku pulaang...." Hana memasuki rumah dengan sangat lemas. Dia masih sangat badmood karena tidak bisa mengantar kakaknya.
"Aigooo, uri panda sudah pulang nih" ucap tiffany sambil mengambil tas dipunggung Hana dan meletakkannya di Sofa lalu memberikan pelukan hangat bagi sang putri. Itu sudah menjadi kebiasaan ketika anak-anak pulang Tiffany akan selalu memeluk mereka untuk menghilangkan lelah mereka.
"Mama, aku lelah huft" Hana merengek pada sang Ibu. Hana memang pribadi yang sangat manja jika sudah berhadapan dengan Ibu dan kakaknya.
"Aigooo, bayi besarku ini sangat manja eoh? sekarang duduklah dulu mama akan mebuatkanmu minuman spesial, arra"
"Okayyyy" Tiffany langsung melesat kedapur untuk membuatkan minuman untuk putri tercintanya. Setelang peninggalan Tiffany Hana mendudukkan dirinya di sofa dan menyalakan TV untuk sekedar menhilangkan bosan.
"Huft... kenapa tidak ada yang menarik sih" Hana hanya mengganti-ganti chanel televisi itu hingga ia menemukan chanel yang berisikan berita tentang kecelakaan kereta.
"Telah terjadi kecelakaan kereta dengan tujuan surabaya. Kereta tersebut membawa kurang lebih 200 penumpang dan dinyatakan 20 orang meninngal dan lainya terluka parah dunia karena kereta yang meledak setelah menabrak kereta yang memuat minyak........."
"Kenapa jantungku beretak seperti ini, kenapa perasaanku menjadi tidak enak begini. tidak itu tidak mungin kereta yang di tumpangi oppa. Tidak mungkin."Hana mencoba meyakinkan dirinya.
"Kau kenapa sayang, kenapa melamun?" tanpa Hana sadari Tiffany sudah duduk disampingnya sambil menyodorkan gelas berisi jus jeruk kesukaanya.
"Ma, itu bukan kereta yang dinaiki Oppa kan? di berita katanya ada kecelakaan kereta. Pasti bukan kan?" tanya Hana sambil menerima gelas dari tangan Ibunya.
Tiffany menegang mendengar pertanyaan anaknya. Ia mengalihkan pandanganya ke televisi dan melihat bahwa nama kereta tersebut sama seperti yang dianiki Hyunsik 7 jam yang lalu. Dan melihat daftar nama korban yang tetrtera disana dan ia menemukan nama Keenan Jung. Itu nama Indonesia Hyunsik. Air mata mengalir dari matanya.
"Hana-ya"
"Jangan bilang iya mama, kumohon ini tidak lucu" Hana menggeleng.
"Lihatlah ke layar Hana-ya" Ucap Tiffany sambil terisak.
PRAANNG
Gelas ditangan Hana hancur menghantam lantai. Hana tidak mampu berkata-kata. Sekarang dunia nya seakan runtuh dan hancur. Kakaknya, malaikatnya telah pergi.
'Tidak ini tidak mungkin' ungkap hata dalam hati. air mata mengalir deras di pipinya dan semua tiba-tiba menjadi gelap. Yang terakhir didengarnya hanya teriakan panik dari sang Ibu.Chuun gyeoul kkeuteul jina
Dasi bomnari ol ttaekkaji
Kkot piul ttaekkaji
Geugotse jom deo meomulleojwo
meomulleojwo
(방탄소년단-Spring Day)
KAMU SEDANG MEMBACA
Butterfly
Storie d'amoreTidak semua yang terlihat keras itu kuat. Tidak semua yang tersenyum itu bahagia. Karena terkadang kita harus melihat sesuatu bukan hanya dari tampak depannya saja. Main Cast: Jung Han Ah (oc), Im Hyun Sik a.k.a Jung Hyun Sik, Kim Nam Joon, Yoon Se...