Tiga menit berlalu,dua orang siswa bergelut memperebutkan sebuah bola basket. Keduanya begitu bersemangat,yang satu terlihat begitu menikmati permainan sedangkan yang satunya lagi terlihat mulai emosi dan....terlihat frustasi.
Teriakan siswa dan siswi memenuhi ruangan,memberikan semangat pada pangeran sekolah mereka,"Sasuke.... Sasuke.... Sasuke..."dan terus bersambung"go Sasuke go,go Sasuke go....."
Naruto yang sadar posisinya semakin terjepit bertambah emosi, empat menit berlalu dan dia masih menjadi bulan-bulanan Sasuke. Staminanya menurun,nafasnya mulai ngos-ngosan,"ah sial,ada apa dengan badanku? Kenapa aku jadi lemah begini? Seperti kakek-kakek saja,"rutuknya pada dirinya sendiri.
"Kenapa Naru,kau lelah? Perlu istirahat?"tanya Sasuke
"Berisik," Naruto semakin emosi melihat senyum di wajah Sasuke. Dengan sekuat tenaga dia berusaha mengambil bola dari tangan Sasuke. Bermain dengan emosi adalah kesalahan yang sangat fatal,dan Sasuke memanfaatkan itu dengan terus menggoda Naruto. Sesekali Naruto berhasil mengambil bola tapi detik berikutnya Sasuke sudah merebutnya kembali. Menjelang detik-detik terakhir Naruto akhirnya dapat melesakan bola yang sukses masuk kedalam ring.
Priiiiiiitttttt
Peluit ditiup dan permainan berakhir. Banyak penonton yang tidak percaya dengan hasil akhir pertandingan ini. Begitu juga dengan Naruto,dia terdiam ditempatnya. Dia memandang Sasuke yang berjalan kearahnya dengan penuh amarah.
"Selamat,dobe kau berhasil mengalahkan aku," Sasuke mengulurkan tangannya pada Naruto. Hening sesaat, Naruto hanya menatap Sasuke. Bukanya menjabat tangan Sasuke dia malah mencengkeram kaos Sasuke,"kau mempermainkan ku!!! Iya kan? Kau sengaja mengalah padaku,"
"Hn...."
"Apa maumu sebenarnya?"
"Kenapa? Apa kau kecewa karena kau tertunda mendesah untukku huh?"seketika Naruto mendorong tubuh Sasuke. Poor Sasuke dia terjatuh dengan keras kelantai.
"Dengar ya teme pantat ayam,aku tidak peduli kau mengalah untukku atau tidak yang jelas hukuman untukmu tetap berlaku,mulai besok kau harus melayaniku!!!"
"Sekarang saja kenapa harus besok?Aku sudah siap melayanimu my princess...."ujar Sasuke gembira ria.
"Kau... berhentilah mengatakan hal yang menggelikan,"
"Tentu saja,dear..."
"Aku bilang berhenti bicara begitu Sasuke ini perintah!!!!!!"Naruto benar-benar kesal luar biasa. Apalagi melihat Sasuke yang nampaknya menikmati kekalahannya. Atau mungkin ini hanya trik Sasuke saja???Naruto berlari menuju ke halte bus,tanpa beeganti pakaian terlebih dahulu. Hari ini sudah cukup sore dan dia tidak mau terlambat pulang. Akan jadi masalah jika pamanya sampai lebih dulu. Namun sebelum dia sampai ke halte,seseorang dengan motor besar menghentikan langkahnya.
"Naiklah,"suara Sasuke mengejutkan Naruto. Sama seperti dirinya Sasuke juga belum mengganti pakaiannya,mungkin sama terburu-buru. Melihat Naruto yang diam saja, Sasuke menarik pergelangan tangan Naruto memaksanya naik.
"Berpeganglah yang erat kalau kau tidak mau jatuh!!"
"Huh??" Naruto yang masih memproses apa yang sedang terjadi memekik kaget saat motor itu tiba-tiba melaju dengan kencang. Dia reflek memeluk tubuh Sasuke.
"Hey kau mau membunuhku ya?"teriak Naruto.
"Sudah diperingatkan bukan?"senyum itu kembali mengembang diwajahnya. Senyum,senyum dan senyum. Sasuke sangat bahagia. Setelah empat tahun akhirnya dia kembali bertemu dengan Narutonya,dia berjanji pada dirinya sendiri kali ini dia akan memperjuangkan Naruto agar tetap berada disisinya.*****
Pagi hari yang cerah,secerah wajah Sasuke yang duduk manis diatas motornya. Senyum tipis itu kembali terlihat menyapa sosok kuning yang baru saja keluar dari pintu.
"Hiiieee Sasuke apa yang kau lakukan disini?"tanya Naruto dengan ekspresi kaget.
"Menjemputmu,"tanpa basa-basi dia melempar helm kearah Naruto.
"Itu...tidak perlu,lagipula aku tidak menyuruhmu untuk menjemputku."
"Tidak masalah,ini adalah loyalitas dariku,"
"Tidak mau,kau pergi saja sendiri!" Naruto melempar helm itu kembali. Sasuke tau benar sifat keras kepala Naruto,dia tau hal ini akan terjadi dan prediksinya tepat. Tentu saja dia juga sudah menyiapkan jurus andalan yang bisa membuat Naruto ikut dengannya.
"Yasudah, kalau begitu aku jemput Sakura saja."ucap Sasuke datar.
Doengggg
Seperti tersambar petir disiang bolong, Naruto menegang begitu mendengar kata Sakura.
"Sakura Haruno?" Naruto bertanya yang hanya dijawab anggukan kepala Sasuke.
"Tidak boleh,kau harus mengantarku! I..ini perintah!" Naruto langsung naik ke motor Sasuke. Hahh dasar Naruto kau mudah sekali diperdaya.
"Hey,kalian satu kelaskan?"
"Hn"
"Apa dia tidak masuk sekolah?"
"Hn"
"Sepertinya dari kemarin dia tidak kelihatan,"
"Hn"
"Hey,jawablah yang benar!"
"Dobe,kau terlalu terfokus padaku jadi tidak bisa melihat yang lain"dengan cepat Naruto mencubit perut Sasuke dan sukses membuat laju motor oleng.
"Dobe jangan lakukan itu disini,kita bisa terluka!"
"Masa bodoh,biar saja kita mati berdua," dengan tiba-tiba Sasuke menghentikan laju motornya. Ditatapnya orang yang ada dibelakangnya,"dengar Naruto,tidak masalah jika aku harus terluka atau mati sekalipun tapi tidak jika itu kau. Aku tidak akan membiarkanmu terluka,sedikitpun." Entah terpesona atau kagum dengan ucapan Sasuke yang jelas jantungnya berdebar kencang seperti genderang mau perang,inikah yang namanya(takut?). Naruto menggeleng menghalau pikiran yang terus berputar di kepalanya.
"Pegangan yang erat,"Sasuke memotong lamunan Naruto. Tapi dasar Naruto keras kepala,dia hanya memegang pinggiran jaket Sasuke. Kali ini Sasuke tidak tinggal diam,dia meraih tangan Naruto dan melingkarkan di pinggangnya. Bagaimana dengan Naruto? Kali ini dia pasrah saja karena melihat tatapan Sasuke yang mengintimidasi.Sepanjang perjalanan telinga Sasuke sangat panas karena mendengarkan Naruto yang terus bertanya tentang Sakura. Sudah empat tahun berlalu dan dia masih ingin mengejar Sakura. Naruto tidak pernah kapok meski dulu selalu ditolak Sakura bahkan gadis itu selalu kasar pada Naruto. Dan untuk kedua kalinya Sasuke berhenti mendadak,"sekali lagi kau tanya tentang Sakura akan kubungkam mulutmu dengan bibirku"ujar Sasuke yang membuat Naruto membeku.
*****
Hari berganti hari,tak terasa sudah seminggu Sasuke mengabdikan diri sepenuhnya untuk Naruto. Mulai dari mengantar jemput,menyediakan makanan,cemilan,mengikuti semua keinginan Naruto dari yang wajar sampai yang aneh. Seperti saat dia diminta untuk merawat anak kucing yang ditemukan Naruto dijalan. Semua dia lakukan dengan senang hati. Namun,permintaan Naruto kali ini sungguh diluar dugaannya.
"Sasuke kenapa diam saja? Kurasa bukan hal yang sulit buatmu untuk sekedar menyiapkan candle light dinner. Tidak perlu mewah,yang penting VVIP, jarang-jarang Sakura mau kuajak keluar. Aku ingin membuatnya terkesan. Setelah itu akan kuutarakan perasaanku,huaaahahaha aku sudah tidak sabar menunggu malam ini,"Naruto dengan tidak pekanya bicara menggebu-gebu,tanpa memperhatikan aura Sasuke yang mencekam.
"Oi Sasuke kenapa diam saja? Kau bilang akan menuruti semua keinginanku bukan?"ucap Naruto dengan tampang lugunya yang dibalas tatapan dingin Sasuke. Sasuke benar-benar tidak mengerti Naruto itu sebenarnya bodoh,tidak peka atau pura-pura tidak tau perasaannya.
"Dobe," Sasuke berkata lirih. Dia berjalan meninggalkan Naruto.
" Ish teme kau bel..."
"Jam 8, Uchiha tower,"
Sasuke meninggalkan Naruto yang bersorak bahagia,sedangkan dirinya sendiri merasakan sakit yang teramat dalam. Namun bukan Sasuke jika dia merelakan Naruto begitu saja dengan Sakura. Dengan tangan yang mengepal erat dan darah yang hampir mendidih dia terus memikirkan rencana. Tiba-tiba saja smirk khasnya mengembang saat melihat Sakura didepanya," Sakura...…"TBC
