Title : Rana
Genre : Romance, Sad
Author : Bhara Rifal*****
"Gue suka sama dia juga, udah lama malah,"
"Hah? Jadi lo suka sama dia... dan lo tau dia suka sama lo tapi malah lo biarin aja gitu?"
"Makanya itu, bantuin gue Ram. entar malam gue mau nembak dia,"
Pria bernama Rama itu tampak berfikir sejenak. Lalu mengangguk dengan senyuman tipis, "ok."
"Lo gak cemburu kan?" Tanyanya ragu.
Rama tersenyum, "selama itu buat dia bahagia, gak papa. Lagian kalian saling suka, Riki gue percayain dia sama lo." ucapnya sambil menepuk bahu sahabatnya itu.
****
"Rama mana Ki?" Tanya seorang gadis saat duduk dibangku samping seorang pria. Pria itu menoleh dari pandangannya diponselnya.
"Ohh lagi dikelasnya kayaknya, ada tugas," jelas pria itu.
Gadis itu mengangguk lalu melirik ponsel milik pria yang disukainya sejak dua tahun lalu itu. Hatinya sedikit tercubit melihat foto seorang gadis lain yang menjadi wallpaper Riki.
"Woahh.. itu siapa?" Tanyanya berusaha antusias.
"Dia.. ada deh," ucap Riki sambil tersenyum manis. Senyum itu makin membuat hati sang gadis menciut.
Gadis itu tersenyum lalu hening. Keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing.
"Oh ya Ra, gue duluan yah... mau ke kelas dulu," kata Riki sambil berdiri dari tempatnya.
Gadis bernama Rana itu pun mengangguk sambil tersenyum. Senyumnya hilang sesaat saat pria itu pergi. Hatinya sakit. Sahabatnya, orang yang ia suka malah suka sama gadis lain.
Entah sudah berapa lama Rana duduk dalam diam di tempatnya sejak tadi. Wajahnya tertunduk menatap rerumputan di bawahnya. Pikirannya terbang entah kemana, hatinya seakan pecah dan berhamburan ditanah.
Terik matahari pun tak ia pedulikan, sedari tadi ia hanya menunduk.
"Sampai kapan lo mau diem disini?"
Rana mengangkat wajahnya, menatap sosok yang tengah berdiri di belakangnya itu. Pantas saja ia merasa tidak panas terkena matahari. Pria itu melindunginya dengan tubuh tegapnya sedari tadi.
"Rama... hiks hiks," seketika juga air matanya akhirnya jatuh. Ia heran kenapa air matanya selalu jatuh saat berhadapan dengan rama disaat ia sedang merasa sedih. Sekuat apapun ia mencoba menyembunyikannya selalu saja keluar jika di depan sahabatnya itu.
Rama mendengus lalu mendekati dan memeluk sahabatnya itu, "jangan ditahan, keluarin aja," ucapnya sambil mengelus punggung Rana.
Rana menangis dipelukan Rama. Mengeluarkan semua kesedihannya hari ini dipelukan sahabatnya itu.
Bel berbunyi...
Rana belum juga melepaskan pelukannya pada Rama.
"Ra.. pulang yuk, udah bel tuh," ajak Rama pelan. Takut gadis itu makin sedih. Rana masih setia dipelukan Rama.
"Ra?"
Rana melepas pelukannya lalu tersenyum kecil meski wajahnya masih banyak bekas airmata.
"Gendong tapi," ucapnya manja.
"Ishh ya ya ya."
Rana tersenyum senang sambil mengusap wajahnya yang bekas air mata. Setidaknya ia masih memiliki seorang lagi sahabat yang selalu ada untuknya. Ia beruntung, ahhh sangat beruntung, Tuhan menciptakan Rama untuk berada di sampingnya sejak kecil.