Senja pertama di awal agustus,
Teruntuk kamu, cahaya yang menembus cuaca mendungku.
Hai komorebi!
Hari ini aku teringat padamu(lagi). Senja disini selalu membawamu kepadaku melalui peristiwa komorebi.
Memandang cahaya-cahaya itu.. mengingatkanku bagaimana caranya kamu membuat jiwaku yang tadinya suram menjadi lebih cerah.
Memandang cahaya-cahaya itu.. mengingatkanku akan senyum konyolmu. Senyum yang bisa memberi isyarat bahwa semua akan baik-baik saja.
Memandang cahaya-cahaya itu.. mengingatkanku akan semua hari-hari menyenangkan yang kita pernah lalui.
Andai kamu tau, sebelum kamu datang dengan cahaya itu, diriku seperti daun yang tertimbun oleh banyaknya embun. Kaku, dingin, beku, dan tidak tau cara bagaimana tersenyum seperti daun-daun yang lainnya.
Tiba-tiba kamu datang tanpa aba, membawa semua cahaya yang kamu punya dan mulai melelehkan embun itu perlahan.
Sontak saja aku sebagai daun langsung menari riang ketika cahayamu datang.
Setelah kamu melelehkan embun itu, lalu kamu dengan mudahnya membuat daunku merasakan hangat untuk pertama kalinya.
Dengan mudahnya pula kamu membuatku lupa apa itu arti menggigil karna embun.
Terkadang aku merasa kamu lebih memahamiku dibandingkan diriku sendiri. Kamu selalu tau. Kamu selalu tau cara menenangkanku dan tidak jarang pula kamu dengan senang hati mengingatkanku untuk menjaga pola istirahatku.
Apa kamu pernah menerka-nerka mengapa Tuhan mempertemukan kita di simpangan jalan yang sama?
Apa mungkin karena kamu dan aku mempunyai luka yang sama? Atau mungkin karena kita sebenarnya ingin saling melindungi sejak lama?
Aku sendiri tidak sangka akan dipertemukan denganmu, bahkan tidak pernah meminta akan adanya cahaya di langit kelamku.
Semesta yang merencanakan ini bukan?
Semestalah yang membawamu kepadaku. Semestalah yang sengaja melunturkan topeng tebal kita satu sama lain. Semestalah yang membuat aku menjadi sangat ingin selalu melindungimu. Semestalah yang menyadarkanku bahwasanya ada sosok teruna yang mampu membuatku merasa di rumah.
Dan apapun alasanNya, aku bahagia. Sangat bahagia dipertemukan denganmu, cahayaku.
Melalui surat ini, aku sekedar ingin menyampaikan bahwasanya kamu akan selalu menjadi cahayaku, dan kamu akan selalu menjadi alasan mengapa daun menari riang.
Walaupun semua mungkin tidak lagi sama, saat cahayamu tiba-tiba tertutup oleh awan kelabu dan daunku akan kembali berembun.
Terimakasih, komorebi.
Terimakasih telah membawa banyak cahaya di kehidupanku. Terimakasih telah membuatku selalu menari riang kala bertemu denganmu.
Semoga tidak akan ada awan kelabu yang menutupi cahayamu.
Meski akhirnya bukan denganku, aku akan selalu mendoakan kebahagiaanmu (dengannya).
Tertanda,
Langit yang sudah tidak lagi kelam.

KAMU SEDANG MEMBACA
Komorebi (こもれび)
KurzgeschichtenKomorebi, istilah dari Negeri Sakura yang artinya adalah situasi ketika cahaya berinteraksi dengan dedaunan. Indah. Begitu juga kamu. Setelah aku tau apa itu komorebi, diriku seketika berargumen bahwa kamu lah sinonimnya.