NV - 1

14 3 0
                                    

Amora Kimsang. Gadis itu baru turun dari mobilnya. Ujung matanya menangkap siluet seorang gadis yang sangat ia kenali. Gadis itu berlari di koridor sekolah. Tanpa aba aba Amora langsung mengejar gadis itu.

"Awa! Awa! Tunggu!" teriak Amora berusaha mengejar Nazwa yang jauh di depannya.

Nazwa menoleh ke belakang, lalu kembali ke depan. Ia tak menghiraukan Amora yang daritadi suaranya menggema di koridor. Sehingga Amora dan Nazwa menjadi pusat perhatian.

Nazwa melanjutkan larinya. Pandangannya buram karena air matanya yang terus mengalir. Alhasil, ia menabrak seseorang.

"Aww!" rintih Nazwa dan orang itu.

"Eh lo pun-" ucapan lelaki itu terhenti karena melihat Nazwa dengan mata berair.

"Sorry" ucap Nazwa cepat. Lalu, kembali berlari ke kelasnya.

"Eh, tunggu! Woi!" Nazwa tak menghiraukan teriakan lelaki itu. "Dasar cewek aneh" sambungnya.

Nazwa masuk ke dalam kelasnya. Membanting tasnya ke atas mejanya. Reno yang sedang asik memainkan handphonennya terkejut. Reno melirik Nazwa dan berdiri. Nazwa menatap Reno lama, lalu memeluk Reno erat. Reno membalas pelukan Nazwa.

"Reno.. Hiks.. Hikss Ren.." isak Nazwa dalam pelukan Reno

"Udah, jangan nangis. Ada gue sama Ora" Reno yang sudah mengerti masalah Nazwa hanya berusaha menenangkan Nazwa.

Amora yang ngos ngosan sampai ke kelas Nazwa, mengontrol nafasnya. Setelah nafasnya teratur, Amora langsung mendatangi Reno yang sedang menenangkan Nazwa.

"Lo berantem lagi?" tanya Amora duduk di samping Nazwa. Mereka kini sedang duduk di lantai.

"Hust! Diem dulu" hardik Reno. Amora mematuhi perkataan Reno.

Setelah tenang, Nazwa mulai menceritakan masalahnya.

"Demi apa?! Emak lo gitu lagi?!" teriak Amora histeris

Nazwa mengangguk, mengelap bekas air matanya.

"Emak lo perlu di ruqiyah ini! Esmosi gue!" teriak Amora tak terima.

"Udah, lo kalau ada masalah datang ke kita aja. Kayak sekarang, kita bakal selalu ada buat lo" Ucap Reno bijak. Ia mengusap lembut puncak kepala Nazwa.

"Makasih ya Ren, lo emang cowok paling baik yang pernah ada" Nazwa terkekeh kecil sembari meletakkan kepalanya di bahu Reno.

"Eh, tau ga"

Sontak Reno dan Nazwa menggeleng.

"Kucing tetangga gua bunting lagi" ucap Amora.

"Lah anjir, padahal minggu kemaren baru lahiran tuh meong" komentar Nazwa.

"Idih, siapa lagi lakinya? Nge gas bat sih" Reno menggelengkan kepalanya heran, kucing itu ketagihan keknya.

"Ih, anaknya aja udah bertebaran dimana mana lagi" tambah Amora.

"Emang anaknya berapa?"

"Ada sembilan biji"

"Lah, dasar tuh kucing. Kenapa ga sepuluh aja, kan nanggung"

"Ya, yang keluar cuma sembilan mau gimana lagi"

Hening.

Beberapa detik kemudian, mereka tertawa bersama. Karena topik pembicaraan mereka tadi.

Teeett !

"Udah bel Ora, mending pacarnya mimi peri pergi deh" usir Reno melambai lambaikan tangannya.

"Gue bukan pacarnya mimi peri anjir. Gue pacarnya Manurios pangeranku sayang" protes Amora. "Awa, gue ke kelas dulu ya. Nanti ke kantin bareng ya" Amora tersenyum.

"Iya, makasih ya" Amora mengangguk. Kemudian, melenggang pergi.

***

Lelah aku guys😭

Jangan lupa tekan gambar bintang.

Nantikan next part😗

Follow ig aku dung:)
@gleoy_

Bersambung.

NAZVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang