Ruang Rindu Elisa

951 13 0
                                    

"Kamu apa kabar, Rang?

"Baik" Aku sedikit tersenyum

"Kamu suka ketempat ini ya? Ternyata kamu masih seperti dulu." Kau ikut tersenyum.

Kamu banyak sekali bercerita, Elisa.  Aku membalasnya dengan senyuman tak banyak kata kata keluar dari ku.  Aku masih seperti dulu, katamu. Kau bergurau gumamku dalam hati. Bagaimana mungkin seseorang yang telah pergi jauh masih terlihat sama dimatamu. Bagaimana mungkin kamu tak melihat hancurnya aku pada saat itu. Aku berusaha menepis semuanya. Aku berusaha membantah setiap argumenmu itu. Aku tak ingin terjebak dalam ruang rindumu, Elisa. Aku biarkan kamu masih di ruang rindumu yang dulu. 

"Ada yang bisa kubantu Elisa?" Tanyaku memotong pembicaraanmu.

Aku ingin segera menyudahi pertemuan ini. Sudah lebih dari 30  menit kamu bercerita tentang kisah indahmu itu. Sepertinya kamu mengerti arah pertanyaanku itu, lantas kamu menyebutkan tujuanmu. 

"Temani aku menikmati kota jogja ini selama satu minggu bisa kan, Rang.?

Aku terkejut dengan ajakanmu itu. Aku tak mengerti arah pembicaraanmu itu Elisa. Sungguh. Aku benar benar tidak mengerti dengan jalan pikiranmu saat ini. Aku terdiam lama, berfikir untuk memutuskan hal ini dengan bijak sana, disaat yang sama kamu meletakan dagumu di meja makan. Sambil mempermaikan jarimu mengetuk ngetuk meja. Aku tau itu, kebiasaan yang sama seperti dulu sebalum kamu meninggalkanku. Meringkuk manja seperti anak kecil yang jika kemaunnya tidak dituruti akan menangis. Seperti dua tahun lalu saat kamu meminta diajak jalan jalan ke The Paradise of Java, saat senyummu masih milikku. Masa masa paling membahagiakan saat senja tepat diantara laut dan langit. Ketika biasnya berpadu dan kamu ada didepanku tertawa bahagia, ketika kamu masih sangat mencintaiku dan saat janji kita sempat terukir dikota itu. 

Aku tak bisa menolak ajakanmu itu Elisa, terlebih kau kesini sendirian. Aku tak bisa mengingkari janjiku kepada almarhum ibumu untuk menjagamu. Telah kuputuskan hari itu untuk selalu disampingmu hingga kamu sendiri yang memutuskan pergi.  Tak apa, janjiku pada ibumu akan selalu kutepati sampai kau menemukan pendamping hidupmu Elisa, walaupun hatiku sangat membencimu, sungguh aku tidak bisa menolakmu. Kuputuskan hari ini, selama satu minggu untuk menemanimu mengelilingi kota paling Istimewa di Indoesia. Kota dimana ketika kau kemari dengan patah hati kau pulang dengan rasa rindu untuk kembali. Akan kutemani kamu mengelilingi kota gudeg ini dengan sepenuh hati. 

Malam itu setelah dua tahun, kita kembali kepada satu perjalanan dalam hidup kita masing masing. Aku mulai bercerita sedikit tentang keluh kesahku malam ini kamu menatapku dan penuh antusias mendengarkan ceritaku. Kamu tertawa, kamu tersenyum dan sesekali membuangmuka. Malam ini kupikir ruang rindu yang ada dihatimu sedikit telah terobati. Pun juga denganku. Aku menikmati perbincangan malam ini dan aku ingi menutup malam ini dengan tidak membohongi diriku sendiri bahwa kenyataanya ruang rinduku sama denganmu. 

Satu Hari Di bulan DesemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang