Alun Alun Kota

829 14 0
                                    

Malam begitu riuh hari ini. Satu hal yang tak dapat aku temui selama bertahun tahun. biasanya malam minggu aku hanya duduk didepan layar komputer sembari menikmati secangkir kopi dan sajak yang ditulis orang oarang di akun sosial mereka masing masing. Hari ku serasa sepi seakan menjadi candu yang tak pernah terobati, Seperti padang pasir gersang yang hujanpun  enggan datang dan memekarkan mawar. 

"Rian!" Teriaknya sambil mengayunkan tangan kearahku, wajahnya tersenyum seolah olah kami  sudah lama tak bertemu. Dia berlari menghampiriku seperti ingin melampiaskan segala rindu yang dia punya. Sejak pertemuanku dengannya di bus dan juga obrolan di caffe. Aku dan rere mulai dekat. 

hari ini dia mengajakku ke alun alun kota. tempat yang telah lama tidak aku kunjungi. bukan sebab aku tidak mau, hanya saja aku selalu menolak jika ada orang yang mengajakku kesini termasuk sahabatku Tsamara.  dulu aku senang sekali ketika ayahku mengajak untuk datang kesini, hingga semenjak kepergianya aku tak lagi kemari.

Hari ini entah mengapa aku meng iyakan ajakan rere untuk datang kemari, seakan aku tak sanggup menolak ajakannya. hari ini alun alun kota ada pasar malam, kuihat suasana seperti dulu. saat bersama ayah.  

"Hay! Kenapa malah bengongsih" Sambil menyiprati air mineral kearahku.

"Ah, Rere." sahutku kesal.

"Ayuk jalan" sahutnya sambil mengandeng tanganku dan mengajakku berkeliling. Aku terkejut dan menarik tanganku. kulihat dia tampak kaget dan wajahnya memerah seperti malu sebab tindakanku. hingga pada akhirnya aku memberanikan diri untuk menggandengnya kembali agar tak terjadi hal yang membuat kami canggung. 

Malam ini aku meluakan banyak hal. tentang masa lalu. tetang nikmatnya kesendirian. tentang rasa sepi. Rere membuat hari ini nampak seperti pagi yang mana matahari memberikan kehangatanya, hingga satu ketika aku terlena dan menikmati malam bersama bulan dan bintang bintang.

"Mau naik apa Yan?" tanya sambil menatapku laman laman.

"Apa ya. ? Bianglala mungkin.? sambil aku melihat wahana sekitar.

"Oke deh." sambil tersenyum dia menuruti usulanku tanpa ada basa basi. Tak lama kami menuju wahana yang ingin kami naiki itu. berdua, kami berdua didalam sangkar burung besar itu. menikmati malam dengan lampu warna warni. kami bercerita tentang banyak hal. soal keluarga. soal masa lalu hingga pada satu pembicaraan dia menanyakan prihal jatuh cinta.

Dia bertanya kepadaku seolah ingin tahu bagaimana kondisi asmaraku. Sebenarnya aku tak begitu suka jika ada yang menanyakan hal pribadi itu. akan tetapi kupikir dia adalah pengecualian untuk masalah ini.

"Rian, kamu udah punya pacar" tanyanya sambil meringis.

"Belum, kenapa kamu menanyakan itu.?" sahutku 

"Oh, kamu kan tampan danpintar masak tak ada yang mau denganmu.?"

"Ah, yang mau sih banyak. tapi akunya saja yang menolak" "Kenapa kamu menanyakan hal itu apa yang ingin kamu lakukan dengan hal itu.?" tanyaku balik kepadanya. sebab aku juga ingin tahu apa maksud dan tujuannya menanyakan hal itu.

"haha, woles aja kali yan. aku bertanya hanya bercanda kok. ih gampang seriusnih gak asik" sambil mencolek colek perutku dai mencoba membuat  suasana menjadi lebih tenang, aku tertwa dan juga dia.

"Apa kamu jatuh cinta kepadaku?" sepontan kata kata itu keluar dari mulutku sontak dia agak kaget aku menanyakan hal itu, kulihat warna wajahnya memerah seakan tersipu.

"Ahh, aku? tidak lah. kukasih tahu ni yan. jatuh cinta itu tidak semudah bicara aku mencintaimu. tidak semudah itu. harus ada prosesnya, seperti sering ketemu. cetingan dan juga main tau apa lah." sambil mencramahiku aku memperhatikannya dia nampak antusias dengan pembahasan ini. lama. cukup lama dia menceramahiku prihal jatuh cinta. kemudain dia terdiam seakan habis isi otaknya telah dia katakan.

"Lalu menurutmu sendiri jatuh cinta itu apa seperti apa yan?"  rere bertanya balik kepadaku dengan raut wajahnya yang nampak serius ingin mendengar pendapatku.

"Menurutku, jatu cinta itu sederhana. bisa semisal aku jatu cinta kepadamu. sudah itu saja tak ada alasan lain untuk membenarkan isi hati" 

Rere tertawa, dia meledekku seoalah jawaban ku itu lucu. 

malam ini kamu menghabisakan waktu sampai malam bersama. menikmat indahnya malam juga jalan jalan. menikmati lagu jalanan juga perasaan. perasaan yang mana membuat kami jatuh dan cinta diam diam. 

Satu Hari Di bulan DesemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang