I FOUND YOU - chap 1

566 26 4
                                    

Chapter 1

JUDUL TAK MENCERMINKAN ISI!

START!

.

Waktu menunjukkan pukul 5 dini hari. Masih terlalu pagi untuk memulai aktivitas. Tapi tidak untuk pemuda yang satu ini. Hwang Minhyun. Pagi – pagi buta dia sudah mengayuh sepedanya dengan semangat.

Ya. Dia mengantar koran dan susu ke rumah para pelanggan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari – hari. Dia hanya hidup sebatang kara. Orang tua - angkat - nya telah tiada dan tak meninggalkan sepeser uangpun untuknya. Yang ada, hutang yang sangat besar lah yang mereka tinggalkan.

"Oh Minhyun-ah! Kau sudah datang!" Sapa pemilik kebun, salah satu pelanggan Minhyun.

"Selamat pagi paman Han." Balas Minhyun dengan senyum manisnya.

"Aigoo... pagi ini kau terlihat sangat menawan nak!" Puji paman Han.

"Jangan bercanda paman. Hahaha" Tawa Minhyun.

"Aku bersungguh – sungguh anak muda. Oh! Ambil ini." Paman Han menyerahkan sebuah bungkusan pada Minhyun.

"Apa ini paman?" Minhyun menerimanya dengan bingung.

"Istriku yang memasak. Padahal kami hanya tinggal berdua, tapi dia suka sekali membuat banyak makanan. Daripada kami membuangnya, bukankah lebih baik kau juga ikut memakannya? Kau masih dalam masa pertumbuhan nak.. Hehehe" paman Han terkekeh dengan ucpannya sendiri.

"Aku tak yakin bisa tumbuh lagi paman. Badanku sudah setinggi ini. Mau tumbuh seberapa tinggi lagi? Hahaha" tawa Minhyun menggema dengan bahagia. Walaupun dia hidup kekurangan, tapi dia bahagia bisa berguna dan menyenangkan hati orang lain.

"Kau benar nak. Hahaha. Sudah bawa saja itu. Kau harus makan dengan banyak agar semakin menawan. Kekeke" paman Han kembali terkekeh.

"Hehe. Baiklah paman. Aku akan membawanya. Jika ada kesempatan, aku pasti akan membalas semua kebaikan kalian padaku paman. Terima kasih banyak atas semuanya." Minhyun membungkuk dalam pada paman Han. Paman Han memeluknya hangat.

"Kau masih muda dan harus menanggung semua beban sendirian. Kau luar biasa Minhyun-ah. Tetaplah bersemangat dan selalu pertahankan sikapmu ini. Jujur dan apa adanya. Aku menyayangimu nak." Ucap paman Han tulus.

"Aniya. Aku hanya melakukan apa yang kubisa untuk bertahan hidup paman. Terima kasih. Aku juga menyayangimu." Balas Minhyun.

"Pulang dan istirahatlah nak. Bukankah rumahku ini tempat terakhirmu?" Paman Han melepaskan pelukannya.

"Benar. Baiklah kalau begitu aku akan pulang dan memakan makanan lezat ini. Sampaikan salamku pada bibi Han. Terima kasih banyak paman. Sampai bertemu lagi." Minhyun membungkuk dan melambaikan tangannya pada paman Han.

"Hati – hati Minhyun-ah..." Balas paman Han. Dan MInhyun pun berlalu dengan sepedanya.

.

BRAK!!!

"APA INI?! KALIAN MENYEBUT SAMPAH INI SEBAGAI LAPORAN?!" Marah sang pimpinan seraya membuang berkas ke lantai.

"KELUAR DAN PERBAIKI!!" Dingin dan kejam. Aura itulah yan terpancar dari tubuh sang pemimpin.

Tanpa kata para pegawai segera meninggalkan ruangan itu setelah membereskan berkas yang berserakan di lantai.

"Apa yang kau lakukan disini?" Matanya melirik ke arah kanan dimana sang kepercayaan berdiri.

"Tentu saja mendampingi anda tuan." Jawabnya.

Sang pemimpin berdiri dan keluar dari ruangannya. Berjalan tegap menuju pintu keluar gedung perusahaan yang sangat megah itu.

"JR. Apa jadwalku setelah ini?" Tanya sang boss pada tangan kanannya itu.

"Jadwal anda kosong tuan." Jawabnya.

"Baiklah. Antar aku ke tempat biasa" perintahnya.

"Baik tuan. Pak Lee, putar arah." Perintah JR pada supir mereka. Mobil mewah itu melesat ditengah ramainya kota Seoul.

.

"Silahkan tuan." JR membuka pintu untuk sang majikan.

"Berapa kali kubilang padamu jangan memanggilku Tuan diluar jam kerja JR-ah." Ucap sang boss.

"Aku mengerti Baekho-ssi" jawab JR. Dan Baekho hanya berdecak pelan.

Mereka memasuki sebuah Club malam yang khusus diperuntukkan bagi kaum atas. Melangkah dengan pasti, mereka disambut dengan bisikan – bisikan para pengunjung yang sudah ada. Ada yang bilang jika Baekho sangat menawan, tampan, kejam dan berbagai spekulasi lainnya. Well, mereka hanyalah orang – orang yang tidak mengenal siapa Kang Baekho sesungguhnya.

"Baekho-ah. Bagaimana kabarmu. Lama sekali kau tak mengunjungiku." Sapa Aron. Sang pemilik club.

"Pekerjaanku sangat banyak hyung. aku bukan kau yang bisa seenaknya meninggalkan pekerjaan." Ucap Baekho seraya menuju salah satu sofa yang ada di pojok ruangan.

"C'mon dude. Jangan terlalu banyak bekerja. Bersantailah sejenak. Hahaha" tawa Aron.

"ya! Apa yang kau lakukan disana. Kemari dan duduklah." Panggil Baekho pada JR yang berdiri seperti bodyguard. Dengan sedikit sungkan, JR duduk disamping boss nya itu.

"Hai Kim JR. Lama tak berjumpa. Apa aku perlu memanggilkan Ren untukmu? Kekeke~" Aron terkekeh. JR hanya tersenyum menanggapinya.

"Seungkwan-ah! Bawakan kami minum dan makanan terbaik kita ya?" Perintah Aron pada salah satu anak buahnya yang bekerja disitu.

"Baik hyungnim." Jawab bawahannya.

Mata Baekho bergerak menelusuri suasana club milik saudara jauhnya itu. Sudah lama ia tak datang kemari. Matanya menangkap siluet seseorang yang dikenalnya. Ren. Diliriknya JR yang ternyata sedang memperhatikan pujaan hatinya itu.

"Kau bisa menghampirinya JR-ah." Kata Baekho.

"Tidak. Aku tidak apa-apa Baekho-ssi." Balas JR.

"Berapa kali kubilang jangan terlalu formal padaku. Cukup panggil Baekho. Jangan ada embel - embel ssi dibelakangnya. Kau adalah temanku JR-ah." Sanggah Baekho.

"Baiklah aku mengerti." Angguk JR.

"Sekarang pergilah." Perintah Baekho. JR hanya memandang Baekho untuk memastikan. Dan dibalas anggukan oleh Baekho.

"Terima kasih, Dongho-ya..." Setelahnya, JR langsung melesat menuju sang pujaan hati. Baekho hanya meringis mendengar panggilan JR untuknya. Hanya orang terdekat saja yang berani memanggilnya seperti itu. Matanya masih menatap kemana JR pergi, hingga..

DEG!!

Matanya terkunci pada seseorang.

Seseorang yang selama ini dicarinya.

Seseorang yang beberapa tahun ini selalu mengganggunya.

Seseorang yang selalu mengusik hidupnya.

"Akhirnya aku menemukanmu setelah sekian lama mencari." Baekho menyeringai sambil terus memperhatikan orang yang diincarnya.

Sedangkan Aron yang merasakan aura menegangkan dari saudaranya itu, menyingkir perlahan karena tak ingin terkena imbas dari ketidaknyamanan yang dikeluarkan oleh Baekho. Ck. Dasar payah...

.

.

TBC


I FOUND YOUWhere stories live. Discover now