Jullian terbangun dengan napas terengah-engah ditengah malam dalam kegelapan di kamar tidurnya yang besar. Tubuhnya basah oleh keringat sebesar jagung yang sepertinya tidak terpengaruh oleh dinginnya pendingin ruangan pada malam itu. Kemudian tanpa sadar ia menggigil, seolah udara dingin langsung menyergap indranya secara tiba-tiba, sehingga tanpa di sadari ia langsung merengkuh tubuhnya sendiri, mencari sejengkal kenyamanan.
Ia masih terbayang semua hal itu, hal paling mengerikan yang menjadi pusat ketakutannya selama bertahun-tahun.
Ah, iya.
Sudah sembilan tahun ternyata, ia baru sadar. Bahkan malam ini adalah malam saat kejadian naas itu terjadi. Semua seolah baru terjadi kemarin, karena semua cuplikan masih terasa nyata dalam ingatannya.
Cuplikan kematian orang yang paling dikasihinya di dunia.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIGNITY (TAMAT)
General FictionTamat. Cerita lengkap di KBM App, Google Play, Fictum, Dreame, Karya Karsa. Jullian membenci Irena, setidaknya itulah yang ia tahu sejak dulu, walau ia sama sekali tidak tahu apa yang telah ia lakukan sehingga pria itu membencinya. Mereka terjebak...