-Part 2-
Tiba-tiba...
BUKK!!
Siwon oppa dan Kyuhyun oppa, memukul wajah namja itu. Ah, oppa! Kalian berdua salah paham. Meskipun menyebalkan, namja itu tidak salah. Aku menangis bukan karena dia.
"Yak! Apa salahku?" namja itu memberontak.
"Oppa, hentikan! Dia tidak salah!" pekikku, berusaha melerai kedua oppaku dengan namja menyebalkan itu.
Siwon oppa dan Kyuhyun oppa terperangah dengan ucapanku. Lalu, mereka menghentikan aksinya dan menatapku bingung. Air mataku masih membanjiri permukaan pipiku. Entahlah, aku jadi
bingung. Sebenarnya, apa lagi yang aku tangisi?
"Saenggie-ah, bukankah dia yang telah membuatmu menangis begini?" tanya Kyuhyun oppa seraya mengernyitkan dahinya.
Aku menggeleng lemah. Kyuhyun oppa terbelalak, diikuti oleh Siwon oppa. Mereka menegang. Aku yakin, mereka pasti merasa sangat bersalah dengan namja yang baru beberapa menit yang lalu kutemui.
Kyu oppa dan Siwon oppa membalikkan badan mereka, menghadap namja menyebalkan
itu. Lalu, dengan ragu mereka membungkukkan badan dan meminta maaf.
"Mianhaeyo, kami sudah salah sangka." ucap Siwon oppa.
"Ne, gwenchana." ujarnya sambil mengusap sudut bibirnya yang mengeluarkan sedikit darah.
Jujur, sebenarnya aku merasa sedikit bersalah padanya. Gara-gara aku, dia harus menerima pukulan keras dari kedua oppaku. Tapi, tak mungkin pula bila aku meminta maaf padanya. Dia terlalu menyebalkan. Kalau aku meminta maaf, yang ada dia malah semakin besar kepala.
"Ka..kalian..murid baru disini?" tanyanya memecah keheningan yang sempat tercipta.
"Ne," jawab Kyuhyun oppa dingin.
"Ah...Jeoneun, Lee Donghae imnida," katanya memperkenalkan diri.
Aku tidak bertanya namanya kan? Kenapa dia dengan pedenya memberitahukan namanya? Hah, namja itu semakin membuatku muak saja.
"Jeoneun, Choi Kyuhyun imnida." balas Kyu oppa.
"Choi Siwon imnida." sambar Siwon oppa.
Aku masih terdiam. Siapa juga yang sudi memberitahukan namaku padanya? Aku kan tak memintanya memperkenalkan diri. Jadi, dia juga tak perlu repot-repot menyuruhku memperkenalkan diri.
Sontak, ketiga namja itu menatapku lekat."Apa?" sahutku gugup karena ditatapn seperti itu. Siwon oppa dan Kyuhyun oppa sepertinya sudah memberi aba-aba untuk menyuruhku memperkenalkan diri. Hah, kalau sudah begini, terpaksa aku menurut.
"Choi Jina imnida," ucapku malas, kemudian memutar bola mataku.
"Oh, kalian keluarga Choi itu ya?" tanyanya lagi. Aisshh...kenapa dia banyak tanya sih? Tahukah kau, pertanyaanmu membuatku semakin merasa muak berada di hadapanku!
"Ne, kami memang keluarga Choi." jawab Siwon oppa. Kali ini, oppa menyunggingkan senyumnya. Aneh. Tak biasanya Siwon oppa bisa akrab secepat ini dengan seseorang yang baru saja ia kenal. Apa mungkin, namja menyebalkan bermarga Lee itu adalah orang baik? Cih, tapi kenapa aku tak percaya ya?
"Kau kelas berapa?" tanya Kyuhyun oppa, dingin.
Yes! Aku punya teman. Kyuhyun oppa tampaknya masih curiga dengan namja itu. Terlihat sekali dari tatapan mata dan cara bicaranya. Yah, dia baru oppaku. Terkadang aku bingung, kenapa Siwon oppa lebih ramah daripada aku dan Kyuhyun oppa.