Chapter 2

17 4 7
                                    


Buku tebal tanpa gambar dan hanya berisi materi berat adalah hal yang dibenci Raja.
Kesunyian adalah sesuatu yang membuat Raja selalu merasa tak nyaman.
Perpustakaan adalah tempat yang paling dihindari oleh Raja.
Dan sekarang Raja terjebak di perpustakaan dengan buku buku tebal dengan tingkat senyuian yang ekstrim. Karena sekalinya ada suara maka penjaga perpustakaan yang terkenal galak akan mengusirnya secara langsung. Mengerjakan hukuman yang diberikan oleh dosennya karena minggu lalu Raja membolos mata kuliah dosen tersebut dan mendapatkan hukuman membuat makalah, ini semua membuat frustasi seorang Raja.
Hampir satu jam lebih Raja berada di Perpustakaan dengan setumpuk buku tebal. Ingin rasanya Raja mebenturkan kepalanya pada meja dengan keras namun diurungkan karena dia ingat bahwa kepalanya sangat lah berharga apalagi wajah tampannya ‘ Big No ! ‘. Raja masih sayang dengan kepalanya.

“Hai, sayang !” Raja medongakan wajahnya untuk melihat siapa yang memanggilnya sayang,saat tau itu kekasihnya yaitu Karin Raja langsung tersenyum hangat.

“Apa tugasmu belum selesai ?” Raja menggelengkan kepala sebagai jawaban.

“Sepertinya masih lama. Apa kau masih ada kelas ?”

“Iya masih 1 jam lagi. Mau aku bantu ?”

“Tidak perlu sayang, aku bisa mengatasinya. Jangan pernah remehkan Raja !” dengan percaya dirinya Raja berucap. Karin mencibir atas perkataan Raja.

“Kau yakin ?”

“100% yakin. Kau cukup duduk manis dan memandang kakasih tampanmu ini yang sedang seruis menata masa depan.” Dengan cengiran khas Raja. Karin hanya memutar bola mata degan malas melihat betapa percaya diriny  kekasihnya ini.

“Please, jangan berlebihan. Itu terdengar menjengkelkan sayang.” Raja mengusak rambut Karin dan itu membuat Karin mendengus sebal.

***

Ingka tampak uring – uringan di dalam mobilnya, ia lajukan mobilnya menuju ke pusat perbelanjaan dia ingin membeli novel di took buku. Emosi yang sedari tadi ia tahan meluap juga.

“Sebenar sesibuk apa dia ? apa aku menjalin hubungan dengan ponselnya. Kenapa dia sangat menjengkelkan ? Apa dia tidak merindukan kekasihnya ?” monolog Ingka pada ponselnya sebagai pelampiasan rasa kesalnya pada kekasihnya yang hanya menghubunginya lewat chat dan belummenemuinya hingga sekarang, sudah hampir 3 hari mereka tidak bertemu. Ingin rasanya Ingka mnggantung kekasihnya di tiang bendera.
Dering telpon memecahkan lamunan Ingka. Setelah melihat orang yang menelpon Ingka langsung menggeser ikon warna hijau yang menandakan untuk mengangkat.

“Hemm!”

“Apakah itu kata sapaan untuk orang yang menelponmu ?” startik orang disebrang sana.

“Hallo kakakku tercinta. Ada keperluan apa sehingga repot – repot menelpon adikmu yang cantik ini ?”

“Please, jangan berlebihan kau membuatku mual.” Kalimat itu menciptakan dengusan kasar dari Ingka.

“Terserah”

“Oke, aku akan to the point. Cepat datang ke kantorku dan bantu aku. Tidak ada batahan dan penolakan aku tunggu sekarang juga.Ini perintah !”

“Ak-“

Tut.. tut..

Belum sempat Ingka melayangkan protesya panggilan telah diputus oleh penelpon yang tidak sopan yang tidak lain adalah Andri Bulan Purna Wiratama kakak Ingka.

“Apa – apaan dia ini menyuruh ku dengan seenaknya. Kesalahan apa yang aku perbuat di masa lalu hingga memiliki kakak yang menyebalkannya di atas rata – rata seperti dia. Gagal sudah untuk hunting novel. Arrghhh.. kenapa dia selalu merusak moodku. “
Ingin sekali Ingka berkata kasar tapi dia masih ingat dosa saat ini dan tak mau dicap sebagai adik durhaka. Mau tidak mau Ingka menuruti perkataan kakaknya dan menuju kantor kakaknya dengan setengah hati.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 25, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SPACETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang