Cerita fiksi historikal Korea Selatan berlatarkan era pemerintahan dalam dinasti Joseon. Diceritakan seorang bangsawan kaya raya, Kim Soo Ah yang mencintai seorang pemuda kalangan menengah, yang ternyata adalah seorang Putra Mahkota.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
10 Februari
"Ahgassi, apakah anda sudah bangun?" - KP. (Kepala Pelayan) Jang "Sudah, bibi. Apakah ayah ada dibawah?" - Soo Ah "Tuan dan tuan muda sudah dibawah, nona. Sementara Nyonya masih menata rambut di ruangannya" - KP. Jang "Baiklah kalau begitu. Oh ya bi, apakah baju sutraku yang baru sudah jadi? Aku ingin memakainya nanti untuk jalan jalan ke pusat kota" - Soo Ah "Setelah sarapan, kami akan mengirim salah satu pelayan untuk menjemputnya di toko penjahit" - KP. Jang "Baiklah, bi. Aku akan segera ke bawah" - Soo Ah "Baik nona, akan saya siapkan" - KP. Jang
---
"Selamat pagi ayah, selamat pagi kakak-kakak, selamat pagi ibu" - Soo Ah "Selamat pagi juga anakku. Silahkan duduk, kita akan makan" - Ayah Soo Ah "Baik ayah" - Soo Ah
"Ayah, aku dengar Chun Soo akan memberikan hadiah spesial loh untuk Soo Ah nanti" - Soo Yeong (kakak kedua Soo Ah) "Chun Soo siapa?" - Ayah "Anak wakil mentri personalia" - Soo Won (kakak pertama Soo Ah) "Benarkah?" - Ibu "Aku dengar dia mempersiapkan pembuatan tandu untuk Soo Ah" - Soo Won "Ah, tidak mungkin orabeoni" - Soo Ah "Hey, kau itu setiap tahun mendapatkan hadiah yang banyak, apanya yang tidak mungkin, lagian kau kan sudah bertambah dewasa" - Soo Yeong "Kamarku mau penuh tau" - Soo Ah "Gudang saja sudah penuh" - Ibu *tertawa* "Ah tapi Soo Ah-ya, tentang Gyung Won, ada yang bilang dia mau melamar perempuan" - Soo Yeong "Jinjja? Bahkan dia ga punya pacar. Kok tumben ga bilang bilang ke aku ya" - Soo Ah "Tanda tanda, bodoh" - Soo Won *ngakak*
