Change

4.3K 663 65
                                    

Dari banyaknya hari yang memang biasanya menyebalkan, tidak, tidak semua hari sepenuhnya menyebalkan. Tapi pokoknya Jungkook paling membenci hari ini! Dan kalau bisa ia ingin sekali menjorokkan semua orang yang menjadi penyebab hari ini adalah hari yang paling ia benci.

Bukan, ini bukanlah hari Senin ataupun di mana ulangan dadakan di adakan atau saat PR tidak dibawa atau tidak mendapat kesempatan istirahat karena guru yang mengajar luar biasa menyebalkan. Tapi itu semua bisa saja termasuk namun bukan menjadi alasan utama.

Tokoh utama kita, Jeon Jungkook. Seorang pemuda 18 tahun yang menyatakan bahwa hari ini adalah hari yang paling menyebalkan untuknya, dan seumur hidupnya ia mulai merasa menyesal menjadi seorang laki-laki. Perlu digaris bawahi, tebalkan, ataupun miringkan, terserah tapi ini perdana ia merasa demikian.

Menjadi laki-laki memang menyenangkan, begitu kata para perempuan. Tapi perempuan sendiri tidak tahu bagaimana rasanya menjadi laki-laki itu sendiri, Tuhan adil karena semia makhluk-Nya berpikir bahwa Dia tidak adil.

Seperti suasana saat ini, di mana Jungkook menambah daftar yang membuat hari ini sangatlah menyebalkan. Bus umum di sore hari memang padat luar biasa dan Jungkook yang sudah lelah dan pegal karena hari ini ia sudah berlari mengitari lapangan sebanyak 20 keliling harus rela berdiri di kerumunan orang banyak dalam bus; semulanya ia duduk namun harus mengalah saat seorang gadis SMP memintanya untuk berdiri dengan alasan entah alibi bahwa gadis itu tengah sakit perut karena datang bulan.

Alasan konyol! Bagi Jungkook dan ia ingin sekali membalas bahwa kakinya pegal karena sudah mengitari lapangan sepak bola sebanyak 20 kali. Hell yeah! Tapi apa daya, masyarakat di sekitarnya memang menjunjung tinggi hak wanita dan anak-anak. Dia memang bukan anak-anak dan lagian laki-laki.

Begitu bus tiba di halte tujuannya, Jungkook lantas bergegas turun dan dia mengumpati supir bus yang seenak jidat kembali berjalan saat satu kakinya belum benar-benar turun. Jungkook berteriak marah namun tak ada yang meladeni.

Butuh waktu selama 15 menit untuk sampai ke rumah tercintanya dan Jungkook menahan rasa kesalnya saat harus berpapasan dengan salah seorang tetanggnya yang memintanya untuk mengangkati barang-barang tertentu. Badannya memang bagus dan tenaganya besar, tapi sungguh, hari ini ia lelah sekali dan sebagai anak baik maka ia hanya bisa pasrah menyanggupi.

Baru setelah itu Jungkook bisa tiba di rumah dengan napas lega, kedua matanya menatap sepedah kesayangannya yang terparkir di garasi rumah tetangganya di sebelah.

"Keparat!" rutuk Jungkook kesal, jelas.

....

"Sungguh kalau begini aku lebih baik jadi perempuan saja!"

Jungkook tidak berteriak dengan nyaring, beruntung kamarnya kedap suara. Tubuhnya berbaring di atas kasur dengan lelah yang setia menemaninya. Entah apa salahnya kemarin-kemarin, hingga hari ini semua masalah tertuju padanya dan kebanyakan karena alasan bahwa ia adalah seorang laki-laki.

Apa semua laki-laki memang ditakdirkan untuk menjadi tukang untuk disuruh-suruh? Begitulah pertanyaan yang muncul, Jungkook memberengut kesal apalagi saat mendapati pintu kaca balkon kamarnya diketuk.

Itu pasti Taehyung, batinnya dan Jungkook memilih mengabaikan hal itu. Terlampau malas barang sekadar membayangkan wajah konyol sahabatnya. Tapi suara ketukan kembali terdengar bahkan malah menjadi nyaring. Jungkook marah, ia bangkit dan mulai berjalan ke sana.

Dan begitu pintu dibuka, tidak ada siapa-siapa. Bahkan saat Jungkook menoleh ke kanan, balkon kamar sahabatnya tertutup rapat seolah penghuninya tidak ada atau sudah terlelap. Ini aneh. Dan Jungkook akhirnya memutuskan untuk kembali menutup pintu karena udara malam semakin dingin.

Geändert✔ [TAEKOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang