Suasana kelas yang sangat sunyi dan sepi ini membuatku menguap berkali-kali, begitu juga dengan teman sekelasku yang lain. Bahkan sampai ada yang tertidur pulas. Sama seperti sahabatku yang satu ini.
Kringg.... Kringg... Kringg...
Bel istirahat berbunyi, memaksa bu lilik untuk segera mengakhiri pelajarannya. Teman-temanku seperti mendapat hidayah ketika bel istirahat berbunyi.
Aku, Shella elva anggraeni adalah gadis yang baru putus cinta. Dia meninggalkanku begitu saja tanpa ada alasan yang jelas. Sejak saat itu pula aku menutup diriku dengan semua laki-laki kecuali ayah dan sahabatku adnan.
Dan aku punya sahabat lagi yaitu Ziva Ulya Izzah, dia cewek yang sangat cerewet, sangat feminim, dan juga cantik. Berbeda denganku yang qnti dengan berbagai macam benda-benda cewek. Aku lebih suka memakai jeans dan setelan kaos biasa atau dengan kemeja biasa. Dan memakai sepatu adidasku.
"Shel ikut gue yuk.." Ziva terbangun dengan mata yang masih belum terbuka sempurna.
"Pasang dulu mata lo, kemana ?" ucapku menunjuk kematamya
"Rese' lo ya, ke toilet" dia menepuk lenganku
"Yaelah lo mah ke toilet aja ribet amat"
"Habis itu ketaman, gue pengen cerita nih" rengek ziva sambil memegang lenganku.
"Yaudah lo ke makar mandi dulu aja, nanti gue nyusul lo ketaman" jawabku tanpa menoleh menatap ziva
"Lo tuh ya, ngomong sama sahabat sendiri aja kyak gitu, natap kagak, basa basi kagak, gimana lo sama orang lain, apalagi sama cowok, mimpi apa dah gue punya sahabat kayak lo, mau kemana sih lo?"
"Gue mau nemuin adnan dulu, udah ah tunggu aja gue ditaman" kataku sambil berlalu pergi meninggalkannya yg masih ngomel dibangku
dari kejauhan kulihat adnan sedang menungguku didepan kelas, adnan adalah satu-satunya cowok disekolah yang dekat denganku, adnan juga sahabatku dari waktu aku smp hingga sekarang.
Setelah aku sampai didepannya, adnan mencubit pipiku gemas, itulah kebiasaannya saat bertemu denganku atau saat kesal denganku.
"Lama banget sih lo, masih dandan?" adnan berkacak pinggang menatapku
"Apaan sih lo, sejak kapan gue dandan, bisa aja kagak" jawabku ketus sambil memukul lengannya.
"Dasar, kantin yuk.." adnan memainkan rambutkn, dan merangkulku.
"Gue gak bisa, gue harus nemuin ziva ditaman dulu nan, dia mau cerita sama gue" jawabku tersenyum lembut menatapnya.
"oh, yaudah lo temenin dulu dia" adnan melepas rangkulannya.
"yaudah bye jelek" ucapku sambil berlari menjulurkan lidah padanya.
"Awas lo kalo ketemu, abis pipi lo.." teriaknya dari kejauhan yang masih bisa kudengar. Aku berbalik lagi dan menjulurkan lidahku lagi padanya. Adnan terlihat terkekeh disana.
Buk..
Tiba-tiba saja ada yang menabrakku ketika aku berbalik, mengakibatkan aku jatuh ke lantai.
"Lo gak punya mata apa ?" tanyaku ketus, sambil mendongakkan kepalaku. Aku menemukan sosok laki-laki bertubuh tinggi, matanya. Matanya begitu indah dengan warna coklat dan bulu mata yang panjang.
Astaga matanya.
"Maaf" ucapnya singkat, dan membantuku berdiri, akupun berdiri tepat didepannya. Menatap matanya yang indah itu. Tanpa menjawab ucapannya aku langsung pergi berlalu meninggalkannya.
* * * *
Ditaman kulihat ziva sudah ada disana. langsung aja aku berlari menghampirinya dan duduk santai didekatnya, tak lupa aku memberikan senyum termanisku, karena aku tau dia akan memarahiku habis-habisan.
"Lo tuh ya.. Gue disini tuh nunggu lo ampek jamuren gini, ampek tua nih gue" aku tetap tersenyum padanya, ziva usah semakin kesal melihatku.
"Maaf deh, tadi itu gu--" baru aja mau aku jelasin, tiba langsung menyetopku
"Udah diem, gue mau cerita" akupun mengerucutkan bibirku.
"Yaudah cepet"
"Gue boleh minta tolong gak ?" tanyanya tiba-tiba membuatku mengernyitkan dahiku.
"lo bilang tadi mau cerita, kok jadi minta tolong?"
"ini tuh bagian dari ceritanya shel. Lo mah gitu aja kagak tau" zuba menjitak kepalaku.
"Yaudah lo mau minta tolong apa?" tanyaku
"Lo temuin kak Hauzan" akupun langsung terlonjak kaget. Hauzan adalah pacarnya ziva. Namun yang menjadi permasalahan, aku tak pernah bertegur sapa dengannya, jangankan bertegur sapa, melihatnya saja aku belum pernah.
"Lo gila apa gimana sih, gue aja belum tau gimana wajahnya, dia kelas berapa, dia perempuan atau laki, dia manusia apa bukan?" cercahku
"omongan lo jaga dikit sob, nanti gue tunjukin"
"Iyaiya, lanjut"
"Gue putus shel sama kak hauzan, gue pacaran sama orang lain di belakang dia. Tapi gu--"
"Lo gila ziv? Lo udah tau kalo lo punya pacar kenapa masih macarin orang lain lagi ziv, lo gak mikirin dia, dia yang slalu maafin sikap lo yang slalu kayak gini, lo gak mikir ziv gimana capeknya dia, ya gue maklumin kalo kak Hauzan minta putus, mungkin dia udah capek ziv"
Aku menghela nafas berat, lalu melanjutkan perkataanku " kesalahan lo udah fatal ziv, gue gak bisa berbuat apa?"
ziva memang selama ini slalu deket sama cowok lain, sering chatingan sama cowok lain, tapi kak hauzan slalu memaafkannya, mungkin kak hauzan sekarang capek, dengan tingkah ziva yang malah semena-mena.
"gue tau shel, gue bodoh, gue tolol, hiks gue cuma pengen lo ngomong ke kak Hauzan hiks kalo gue minta maaf, gue sayang sama dia" ucapnya yang mulai terisak. Langsung aku memeluknya dari samping mengelus bahunya, memberikan kekuatan padanya.
"Udah berhenti nangisnya nanti gue bantu ngomong deh ke kak hauzan" ucapku terpaksa, ziva mendongakkan kepalanya menatapku. Aku tersenyum lembut padanya, meyakinkannya bahwa aku akan melakukannya, ziva mengusap airmatanya dan tersenyum padaku.
"Makasih shel, lo kalo senyum gitu cantik, jangan masang muka tembok mulu"
"Apasih lo, masuk yuk, habis ini bel nih.. " ziva mengangguk. Kamipun berlalu meninggalkan taman.
Tbc,Ini cerita pertamaku, moga sukak ya 😊
Oh iya satu lagi, ini kisah nyata ya gengss, tapi bukan aku, hehehe :)SNH

KAMU SEDANG MEMBACA
Titik.
RomanceAku tau aku salah jika memiliki rasa ini. Namun aku tak bisa membohongi perasaanku sendiri. Aku menyayanginya. Aku merasa nyaman saat bersamanya. Dia lelaki yang pertama kali menggenggam tanganku selain ayahku, yang pertama kali mengantar ku sampai...