Prolog

94 2 0
                                    

Awalnya ku kira hanya ilusi, hanya bayang-banyang dari kesepian ku selama ini. tapi entah sejak kapan aku bisa seperti ini. ya... aku bisa melihat 'mereka'. entah bagaimana tapi aku merasa memikili teman baru, memiliki jiwa baru, you know? aku lebih bisa menjadi diriku sendiri. tapi sampai saat bunda memergoki ku berbicara dan tertawa sendiri.

*flashback

"haha lucu kau ling, menari seperti itu! tak pantas kau! haha!"

"bicara dengan siapa kamu ka?" tanya bunda yang baru memasuki rumah. ya memang pada saat itu bunda masih menjadi wanita karir dan meninggalkan aku sendirian dirumah. "dengan teman ku bun" seketika itu juga bunda menoleh dan berkata "teman yang mana? teman khayalan mu kah?" segera ku menjawab "ah bunda bergurau saja. aku kan sudah besar mana mugkin menmpunyai teman khayalan." ekspresi bunda berubah. ia menyeritkan keningnya tampak seperti orang bingung "dimana temanmu itu? dimana rumahnya? apa ia tidak dicari mamanya?"

hm

lingling menyenggolku dia mengguman kan sesuatu seperti 'sstt jangan kasih tau yang sebenarnya' aku hanya menggerakan bibir seolah berkata 'kenapa' 'aku tak ingin bundamu tau, nanti jika ia tau kita tak diizinkan lagi bermain bersama' dia diam 'bilang saja aku tak punya rumah dan mama ku sudah lama meninggal'

tanpa fikir panjang aku langsung bilang ke bunda "dia tidak punya rumah, mamanya sudah lama meninggal" lantas bunda bertanya "lalu ia tinggal dimana?" aku jawab saja "tak tahu" "apa bunda tak melihatnya? dia nyata kok. kasihan dia. dia hidup sebatang kara" lanjut ku.

dengan santai nya bunda menjawab "ah tidak kok. bunda lihat. oh ya, besok kamu mau temani bunda kerumah teman? lalu kita pergi ke taman bermain? mau?" dengan antusias aku menjawab "iyaa aku mau!" "yasudah kamu tidur sana hari sudah larut" tutur bunda sambil beranjak dari kursinya.

esok harinya

"bun masih jauh ya? kok gasampe-sampe?" tanya ku yang sudah mulai lelah. "sebentar lagi" katanya. tak beberapa lama "ah sampai" lanjut bunda

"loh bun, kok teman bunda sudah tua?" tanyaku dengan polosnya

"sssttt  ga boleh begitu" kata bunda dengan sedikit melotot ke arah ku. aku langsung menunduk karena takut. kalo bisa dibilang teman bunda itu sebenarnya wanita yang cantik walaupun sudah muncul keriput-keriput di sekitar matanya. tapi aga sedikit menyeramkan karena di belakang dia aku melihat ... ULAR!! bukan ular biasa itu ular besar dengan warna kuning dan ada bercak-bercak di sekitarnya. aku ga tau itu jenis apa. yang jelas aku takut. apa teman bunda tidak takut? ihh meringing sendiri deh

"adik liat apa? kenapa merunduk? adik takut sesuatu?" tanya teman bunda yang baru ku ketahui namanya itu 'nyak sum'

"a a aku lihat ular tante, aku takut, apa tante tak takut ular?" jawabku yang masih sambil merunduk. "tidak, tante tidak takut. dia baik. kamu duduk disini saja ya main boneka, jika ada yang mengajakmu main keluar jangan mau. oke?" tuturnya sambil menyerahkan boneka itu pada ku. dengan segera aku pun merunduk.

*flashback end

aku mencuri dengar percakapan bunda dan tante itu, katanya ya aku indigo, tapi itu bahaya bagi ku yang masih teralu polos. makanya kekuatan ku itu dihilangkan sementara, hanya jika aku teralu lelah aku akan bisa melihat 'mereka'. tapi setelah aku memasuki usia 10 tahun aku bisa melihat sepenuhnya 'mereka' walaupun aku tidak bisa berkomunikasi lagi pada saat itu.

selama itu banyak yang terjadi pada ku. mau tau ceritanya? makanya baca :p

hingga saat usia ku menginjak 15 tahun kejadian aneh menimpaku. aku bisa berbicara dengan mereka lagi, aku bisa menerka mereka yang berbuat jahat dengan menggunakan hal gaib

sampai sekarang aku akan membantu orang lain dengan kemampuanku!!

penasaran siapa saja yang ada di cerita ku? les't see!!

Short Stories of Departed SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang