(Prolog)

87 6 2
                                    

Sinar mentari muncul, menembus helaian kain di jendela. Namun matanya tetap enggan terbuka dan dahinya mengkerut, ketika alarm berdering. Matanya mulai terbuka ketika suara ketukkan pintu terdengar di telinganya, sembari mengucap "ya maaa...". kegiatan ini sudah tersimpan secara otomatis di kepala Wildan, setiap hari menjelang aktifitasnya bersekolah.
Wildan terbangun dari posisi duduk dan mengambil handuk untuk mandi. Langkah kakinya terhenti ketika melihat buku di meja belajarnya.

"ya ampun, tugas tadi malem lupa gua kerjain" ucapnya dalam hati.

Wildan pun bergegas ke kamar mandi tanpa menghiraukan sekelilingnya. Mamanya yang sedang menyiapkan sarapan seakan tak heran melihat anaknya yg terburu-buru.

"pr nya belum selesai lagi?" Tanya mama ketika Wildam baru saja membuka pintu kamar mandi.

"Mungkin" jawabnya dengan senyuman sinis, kemudian lari ke kamarnya.

Lantai menjadi becek, bekas langkah kaki Wildan yang belum handukan sampai kering. Mama yang melihat lantai becek berteriak "Wildan kalau handukan yang bener, jangan lupa kakinya keset". Wildan yang mendengar suara mamanya menjawab "ya maaa...." dengan nada tinggi.

Wildan yang sedang memakai seragam melihat jam pukul 06:07 panik. Gerbang sekolah ditutup pukul 06:45, sedangkan ia belum sarapan dan belum mengerjakan tugasnya. Selesai memakai seragam dan atribut, serta tak lupa memakai parfum dan sisir an, Wildan langsung membawa tas dan buku tugas ke meja makan. Mama menyuapi Wildan yang sibuk mengerjakan tugasnya.

"No 5 salah itu, masa 6+8 hasilnya 12" kata mama dengan nada sedikit kesal.
"Oh iya 14 hasilnya, untung aku pinter jadi mudah deh mengerjakan pr" ucap Wildan dengan nada sombong.
"Iya pinter, tapi pinter ngeles" sangga mama sambil menyuguhkan segelas susu ke Wildan.

"Jangan iseng sama temen ya Wildan, jangan sampe mama dipanggil bu Tiwi lagi karena keisenganmu tempo hari" ucap mama sambil memakaikan dasi ke papa.

"Dengerin kata mama kamu Wildan" kata papa tegas.

"Tenang aja ma, pa" jawab Wildan santai, "Wildan bisa jaga diri kok ma". Kalimat sedikit tabu yang dilontarkan oleh anak umur 5 tahun.

"Hahaha, kebanyakan nonton sinetron kamu Dan" ucap papa sambil mengambil tasnya di kursi.

"Ya udah ma , anak mama yang ganteng berangkat sekolah dulu, jangan kangen ya... hehe" kata wildan sambil tersenyum lebar " ayo pa cepet".

Mendengar ocehan anaknya, mama tersenyum sinis. " inget ya Wildan Hadiwijaya jangan iseng, apalagi nakal".

"Santai aja ma" jawabnya sambil membuka pintu mobil.
"Kita berangkat ya ma, Assalamualaikum".

"waalaikumsalam, hati-hati di jalan ya pa"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 10, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GràdhuationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang