[Prolog]

28 2 0
                                    


Restavani Putria pikir hidupnya sudah berada di titik terburuknya saat ibunya meninggal dan ayahnya mulai mabuk-mabukan tak jelas delapan tahun yang lalu. Namun ia salah, penderitaannya dulu belum seberapa dibanding dengan kehidupannya sekarang. Setelah ayahnya meninggal beberapa bulan yang lalu, ia dan Raymond–kakak dan saudara satu-satunya, harus menanggung semua hutang piutang perusahaan serta perjudian yang ayahnya lakukan semasa hidupnya. Perusahaan keluarga yang bangkrut, rumah istana yang disita oleh bank, hutang dengan beberapa mantan karyawan perusahaannya, hutang perjudian sang ayah pada rentenir gila, bahkan itu saja seakan belum cukup. Bebannya bertambah dengan Raymond yang mulai gila judi dan berubah menjadi seorang pecandu barang haram.

Resta yang hanya mampu menempati posisi sebagai pelayan kafe dengan modal ijazah SMAnya pun seakan makin tercekik dengan segala keruwetan hidupnya. Ia dan Raymond sepakat untuk berusaha bertahan hidup dengan bekerja sekeras mungkin, namun itu dulu sebelum Raymond mengingkarinya. Raymond yang sebelumnya menempati posisi sebagai petugas gudang di suatu swalayan pun harus diberhentikan paksa karena aksi curang yang dilakukannya dengan memanipulasi data barang dan menyelundupkannya ke kantong pribadi.

Namun satu hal kesenangan masih tersisa untuknya, beruntung ia tidak perlu mengeluarkan uang untuk biaya sewa kost-kostan, karena manager kafe mengizinkannya menempati gudang tak terpakai disana. Dengan syarat ia harus menjaga keamanan dan kebersihan kafe. Di sisi lain, gajinya yang kecil sudah dipastikan habis untuk membayar tagihan hutang yang setiap hari datang padanya. Itu yang memaksanya untuk berteman akrab dengan makanan sisa di kafe ataupun berpuasa dengan air mineral sebagai teman berbukanya. Lambungnya yang dulu selalu dimanjakan dengan makanan mewah ia paksa untuk hidup susah beberapa tahun belakangan ini.




Revan Angkasa Putra, lelaki brengsek yang tumbuh dalam asuhan sang ayah yang juga berperilaku tak jauh beda. Ia sudah tak pernah merasakan belaian halus tangan seorang ibu di usianya yang masih 13 tahun.

Ayah dan ibunya yang merupakan korban perjodohan pun tak mampu mempertahankan hubungan pernikahan tanpa landasan cinta, melainkan kesukarelaan menuruti permintaan orang tua. Sang Ayah yang sedari muda terbiasa hidup bebas, have sex rutin setiap harinya dengan perempuan simpanannya, berperilaku kasar dengan istrinya pun tetap dilakukan sepanjang umur pernikahan pria itu.

Namun lain cerita lagi saat sang ayah menemukan ibunya meminta bantuan pada mantan kekasihnya dulu–yang menjadi seorang pengacara handal sekarang, dalam membantu memuluskan rencana gugatan perceraian. Dengan tenang, sang ayah mampu membunuh sang ibu dengan mudahnya. Alasannya karena sakit hati dengan ibunya yang bermain dibelakangnya, walaupun pikiran kecil Revan mampu mengetahui alasan dibaliknya yaitu ibunya yang sudah tidak kuat memiliki suami brengsek seperti ayahnya. Karena kekuasaan sang ayah, berita kematian ibunya pun bisa dirancang menjadi percobaan bunuh diri, sehingga tidak ada pelaku di dalamnya.

Revan tumbuh dengan asuhan kental sang ayah. Tak ayal perilaku mereka sekarang sama persis. Main perempuan, kasar dalam berucap dan bertindak walaupun masih handal dalam bisnis dan dominan pada kelicikan otak mereka dalam menyabotase suatu perusahaan tak berdaya.

Murkanya keluar saat menemukan salah satu budak nafsunya tengah mengandung. Jelas, ia sudah melanggar peraturan yang Revan buat agar mereka pada budak harus memasang kontrasepsi selama Revan masih memakai tubuh mereka sebagai pelampiasan nafsu bejatnya.

Seakan kebetulan sudahdirancang sebelumnya, sang ayah meminta cucu dari Revan–anak tunggalnya, beliaujuga meminta agar ia hanya perlu menikahi satu budaknya dan memiliki anak dariwanita itu. Case closed. Namun tanpaRevan sadari, jauh di alam bawahsadarnya, pernikahan–satu kata dengan segudang komitmen di dalamnya, mampumembuatnya takkan menyentuh kata itu seumur hidup. Fase kehidupan menikah dalamhidupnya adalah ilusi belaka.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 20, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

HAMPA PULANGWhere stories live. Discover now