Skip rumah
Setelah pulang sekolah dengan menaiki angkot anggia langsung masuk ke dalam rumahnya yang cukup besar. Anggia masuk tanpa mengucapkan salam dia berjalan tanpa melihat sekitar karena dia sudah cukup merasa lelah dengan kegiatan sekolah yang sering disebutnya penjara murid. Ketika dia berjalan menaiki tangga ada sebuah suara yang memanggilnya.
"Anggia sini nak" panggil bunda
Anggia yang mendengar namanya dipanggil langsung menengok ke arah samping dan seketika matanya melotot
"ELO!?" Jerit anggia
Ya bagaimana dia tidak menjerit, di sana di ruang tamunya, ah tidak atau lebih tepatnya di depan bundanya duduk seorang laki-laki yang tadi siang baru dia bicarakan dengan teman sebangkunya.
"Loh kamu kenal dia dek?" Tanya bundanya dengan nada bingung.
"Eh, enggak kok bun ehe" anggia menggaruk tengkuknya yang tentu saja tidak gatal.
"Oh gitu, sini dek duduk di samping bunda ada yang mau bunda bicarain sama kamu" suruh bunda dengan menepuk samping sofa yang ia duduki.
"Oh iya bun" balas anggia dengan tersenyum samar.
Setelah duduk disamping bundanya anggia hanya bisa diam sambil berkata di dalam hatinya,
'Ni anak es ngapain weh di rumah gwa, apa dia mau ngelamar gwa? Ih mana bisa, ogah gwa punya suami gunung es gitu' gerutu anggia didalam hatinya
"Dek, dek, dek!?" Panggil bundanya sambil menggoyang-goyangkan pundaknya
"Eh, iya bun kenapa" balas anggia setelah tersadar dari lamunannya.
"Kamu denger gak tadi bunda bilang apa?" Ucap bundanya dengan mata memicing
"Bunda tadi bilang apa?" Tanya anggia dengan muka cengo.
"Kamu tuh ya daritadi bunda ngomong ngalor ngidul kamu gak dengerin ha!?" Geram bundanya dengan menjewer telinga anggia
"Eh.. eh.. eh bun sakit bun adaw sakit bundaa~" rengek anggia berusaha melepaskan telinganya dari tangan bunda kesayangannya itu.
Akhirnya dengan segala rayuannya akhirnya bundanya itu melepaskan tangannya dari telinga anggia.
"Ehm," dehem seseorang
Ups sepertinya mereka melupakan seseorang di depan mereka yang dari tadi melihat perdebatan mereka.
"Ah nak rey maafkan anggia ya, jadi gak enak" sesal bundanya dengan suara pelan
"Tidakpapa bu" jawab rey dengan senyum tipis
"Dia buat apa kesini bun, bukan mau ngelamar aku kan?" Tanya anggia dengan wajah polos,
Sedangkan rey hanya bisa menaikkan sebelah alis dan menggeleng-gelengkan kepalanya.
'Sabar rey sabar, cuma 3 minggu lo kudu ngasih tutor ke anak gajelas satu ini' gerutu rey dalam hati
"Kamu mau ngarep gitu dek?" Tanya bunda dengan senyum.
"Eh gak bun gak" geleng anggia dengan menyilangkan tangannya di depan dada.
"Bilang aja dek kalo mau mahh" ejek bundanya
"Ih apasih bun" jawab anggia dengan membuang muka.
"Tadi bunda mau ngomong apa?" Tanya anggia mengalihkan topik
"Jadi gini dek.. nak rey kesini kare--"
BRAK! !
"SATRIAA PULANG?~" Jerit seseorang dari depan pintu.
Satriya datang dengan masih memakai sepatu langsung berjalan menuju ruang tamu rumahnya dan matanya tanpa sengaja melihat seorang remaja seumuran adiknya duduk di depan bundanya.
"Wihh sapa nih? Pacarnya anggia ya? Anggia ada yang mau juga ya hahhaha NJIRRR!"
BRAK BRUK!
Satriya jatuh dengan tidak epik nya dengan kepala dulu yg jatuh ke lantai. Sedangkan di belakangnya anggia dengan muka tak selow nya malah tertawa melihat kakaknya itu jatuh terjungkal. Satriya berusaha bangun dengan memegang ujung sofa.
Sedangkan disampingnya, rey yang daritadi melihat kejadian tersebut hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya kembali.
'Ini cewe emang tenaga badak'
Sambil membayangkan dirinya yang tadi di tendang oleh anggia.
Tbc
Terima kasih semua sudah membaca ceritaku xixix :")))
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ice Tutor
HumorAlena yg dapet nilai emteka yg dibawah rata rata yg buat dia untuk harus dibimbing ato ditutor ma cowo yg dingin bet kek es batu. Perjuangan alena dan ambisi nya untuk bisa membuat tutornya lebih hangat/? Baca aja yo :"))