Prolog

31 2 0
                                    


Gelap. Tidak ada secercah cahaya sedikitpun. Tidak ada suara. Tidak ada tanda tanda orang lain disini. Entah dimana ini. Apakah ini... jangan-jangan! Ah tidak mungkin. Jika mungkin... emm mungkin? Mungkin apa? Apanya yang mungkin?

Huft, sampai kapan ini akan terjadi? Adakah yang bisa memberi tau tempat apa ini? Apakah aku sekarang sedang tertidur pulas di kasur ku? Apakah aku sedang bermimpi? Jika iya, aku hanya tinggal memfokuskan pikiran untuk bangun. Seperti yang biasa aku lakukan tiap kali sedang bermimpi buruk. Tapi kali ini berbeda. Sudah berpuluh puluh kali aku mencoba untuk bangun. Memfokuskan pikiran. Namun tak terjadi apa apa. Aku mulai lelah dengan semua ini.

Aku tau ini adalah sesuatu yang tak asing bagi ku. Sendiri tanpa seorangpun di sisi ku. Entah mengapa untuk kali ini aku ingin ada seseorang disini yang bisa menemani ku.

Namun kenyataannya tidak ada. Atau lebih tepatnya tidak bisa. Aku sama sekali tidak memiliki teman. Bahkan, jika aku tidak disini sekalipun aku akan tetap sendirian. Berkawan dengan kesepian. Dengan hanya bayangan disisi ku yang menemani setiap langkah dihidup ku.

Karena menyendiri adalah keahlian ku, sifat ku, kebiasaan ku. Kebiasaan yang menuntun ku sampai sejauh ini. Yang pada akhirnya mempertemukan ku dengan mu. Seorang wanita yang dahulu ku harap dapat merubah hidup ku. Namun semua itu tampaknya hanya angan belaka.

Apakah kau ingin mendengarkan kisah ku? Kisah yang sangat berharga bagi ku, yang tak ku paksakan berharga untuk mu.

Mendekatlah. Akan ku ceritakan awal pertemuan ku dengannya.

Rain Is BetterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang