Masalah

1.9K 137 3
                                    

Alevin.

*****

Mata Aleni selalu mengikuti pergerakan Devin, tubuh lelaki itu dengan cepat dan gesit melewati para pemain.

"Yee..." girang Aleni saat bola lemparan Devin masuk ke dalam ring "menang.." harap Aleni.

Matanya mengawasi dengan teliti kemana tubuh itu berlari, hari ini pertandingan basket antar sekolah. Mereka berhadapan dengan lawan yang sulit.

Teriakan demi teriakan memberi semangat pada tim lawan membuat Aleni meringis. Pasalnya saat ini mereka berada di sekolah lawan sehingga dukungan dari sekolah Aleni tidak terlalu banyak.

Aleni menelan ludah pelan melihat betapa seksinya lelaki itu saat banyak mengeluarkan peluh. Er.. aku ingin menyimpannya.

Bisikan-bisikan penuh kekaguman terlihat jelas tertuju untuk Devin. Aleni mengembungkan pipi tidak suka.

"Kau lihat guys, wajah gadis di sampingku sudah memerah" kikik gadis yang duduk di samping Aleni.

Aleni mencibir "kau tidak mendengar mereka juga memuja, Azi-mu"

"Apa.." teriaknya.

Aleni terbahak melihat Jessy ingin menghampiri gadis yang menyebut-nyebut nama Azi "tenanglah, babe. Dia hanya milik mu"

Kikikan dari dua gadis lainnya membuat kekasih Azi itu merengut tidak suka.

"Diamlah kalian, mereka juga memuja Beben dan Fauzi" kecam Jessy.

Lilian dan Rossa langsung bungkam. Tiga gadis itu secara bersamaan mengeluarkam tatapan mematikan mereka, membuat para gadis yang tidak tahu apa-apa menelan ludah gugup.

Aleni kembali fokus melihat permainan Devin. Senyumnya selalu mengembang saat melihat lelaki itu berhasil mencetak angka.

"Dev.." pekik Aleni melihat Devin sengaja di buat terjatuh saat membawa bola.

Jemarinya saling meremas khawatir, mata Aleni melihat luka kecil di lutut Devin "pasti sakit.." bisik Aleni.

Seperti di panggil, Devin menoleh ke arah Aleni dan tersenyum menenangkan. Dia seolah berkata "aku baik-baik saja."

Aleni ingin mengampiri Devin, tapi lelaki itu kembali bermain dengan serius. Devil.

Aleni terus bergumam pelan melihat permainan semakin memanas. Para pemain saling memperebutkan bola dan mendorong dengan tubuh.

Dia tanpa sengaja mengigit bibirnya cemas. Aleni melihat Devin dengan sengaja mengalah untuk menghindari saling dorong yang berlebihan.

Devin lebih memilih cara aman untuk memasukkan bola dari pada saling dorong dengan paksa. Beberapa kali Beben dan yang lainnya hampir terlibat perkelahian dengan tim lawan.

"Yee.." teriak Aleni.

Devin melemparkan ciuman jarak jauh untuk Aleni. Beberapa kaum hawa yang penasaran melihat ke arah Aleni duduk. Tapi mereka bingung siapa diantara empat orang itu yang di lihat Devin.

Pluit tanda berakhirnya permainan membuat Aleni dan ketiga gadis yang duduk di bangku penonton itu berteriak girang.

"Menang" teriak mereka.

Mereka ingin menghampiri para lelaki itu tapi sepertinya pelatih memberikan mereka instruksi lain.

Aleni menarik ketiga gadis itu pergi dan menunggu di parkiran "kita tunggu di luar"

Aleni bersandar di pintu mobil, sedangkan tiga gadis lainnya duduk di atas kap mobil. Aleni menggeleng pelan mendengar percakapan mereka.

Jessy turun dari atas mobil, langsung menarik tangan Aleni.

Love Story PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang