JOURNEY 6

177 30 11
                                    

"apa ada yang lain?"tanya luhan

"Apa?"sehun berbalik, tidak mengerti jalan pembicaraan luhan

luhan menoleh ke arah sehun, menatap lurus mata tajam yang berada tidak jauh darinya, "apa ada yang lain yang ingin kau katakan?selain pidato mu barusan?kalau tidak ada biar aku tanggapi tuan oh, aku mungkin mate-mu itupun jika diakui, tapi tubuhku masih milikku begitu juga dengan memoriku adalah milikku. Hanya karena kau mengatakan dalam keadaan 'terkendali' begini, bukan berarti aku akan pasrah dan menurutimu. Sehun yang ada dalam memoriku adalah sehun. melupakannya atau tetap mengingatnya, itu keputusanku. Kecuali jika kau bicara sebagai alphaku, tapi kita bahkan tidak terikat apapun selain status saja, kita seperti surat resmi penuh tulisan tanpa tanda tangan tanda setuju"

"Apa maksudmu dengan terkendali?kau pikir aku dihipnotis atau dipengaruhi seseorang untuk bicara begitu?apa kau mengigau hah?!"

"Nah, itu, hampir saja, hampir, kau cukup peka ternyata"

"Sshhh...sebenarnya kau bicara xi luhan?!"

"Aku bicara apa ya?entah, tidak usah dibawa pikiran"

Sehun memilih pergi dengan rasa kesal yang membuncah, marah karena ada bagian dari dalam dirinya yang saling berdorongan seperti kutub magnet, ada bagian dari dalam dirinya yang tidak 1 suara hingga membuatnya kesal atas setiap perbuatan dan perkataannya.

"Fiuhhh...aku pikir kau akan memberitahunya"

"mana boleh aku memberitahunya. Kurasa diberitahu pun dia tidak mau mendengarku, serigalanya saja tidak dia gubris" sahut luhan sambil memutar bola matanya malas.

"ya kan siapa tahu, lagipula bocah itu seorang alpha tapi kontrol pada dirinya sendiri saja payah. Ck...ck...apa-apaan a'ku sekarang ini"

"seperti kontrol dirimu bagus saja"luhan mencibir

"aku kan rajin meditasi, bocah, ngomong-ngomong sehun menyerangmu kan kemarin?"

"yup, bertambah buruk saja toleransinya pada hasutan itu"

"bukannya itu kesempatan?"

"kesempatan untuk menambah masalah iya, jika aku sampai dengan bodohnya membiarkan dia menandaiku maka klan oh dan jung sudah pasti gempar, dia berasal dari klan atas tentu kau juga tahu tata caranya, lagipula siapa yang mau ditandai orang tidak sadar begitu"

"lalu rencana mu apa?"

"memangnya aku punya kekuatan apa untuk membuat rencana, selain membiarkan mereka sadar sendiri"

"apa tetua dan para pemimpin klan masih belum tahu cara kutukan itu bekerja?"

"kurasa belum, mereka masih sering membuat rapat masalah itu"

"orang-orang bodoh, semudah itu saja tidak tahu. Yah namanya saja kutukan, pasti ada teka-tekinya kan"

Luhan memandang ke arah sosok yang sedari tadi mengoceh, matanya ia bawa untuk memindai penampilan orang itu dari atas hingga bawah

"Chullie-sama"

"wow, tumben kau memanggilku chullie-sama. aku terkejut"

"pakaian apa yang sedang kau pakai?" Heechul melompat dengan riang dari tumpukan kotak kayu minuman lalu berpose di depan luhan.

"Akhirnya kau bertanya juga, matamu jauh lebih baik dari ji hyo. aku lihat ini dari majalah, keren kan?" heechul menggunakan kemeja dengan print bunga yang cukup besar, celana panjang hitam semata kaki, oxford shoes maroon, dan wide brim hat warna hitam.

"Untuk orang yang sudah berumur selera mu bagus"

"YAISH...ji hyo orang tua yang buruk dalam mendidik anak, mulutmu itu, yang sopan ya bocah. Aku tidak jadi bilang bahwa kau lebih baik dari ji hyo" luhan terkekeh geli

JOURNEY (BOYXBOY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang