episode 1 (part 1)

2.8K 49 0
                                    

Di sebuah sekolah SMA, seorang guru tampak sedang mengawasi ujian, sementara jam di meja guru tampak menunjukkan waktu ujian yang hampir habis. Beberapa murid ada mengerjakan ujiannya dengan serius, ada pula yang malas dan asal menjawab. Terdengar suara seorang siswi yang menarasikan tentang ujian. "Kita pasti membayangkan hal yang sama, ini adalah sebuah situasi yang sangat menyesakkan. Kita berharap dunia akan berakhir agar kita berhenti mengikuti ujian ini."
Entah bagaimana, doa si siswi itu seolah terjawab saat sprinkle di langit-langit kelas tiba-tiba menyala dan air pun muncrat menghujani mereka. Situasi sontak jadi kacau seketika, tapi kacaunya ujian tak pelak membuat murid-murid bahagia.
"Dan... seseorang dari kami membuat imajinasi itu menjadi kenyataan. Kehidupanku sebagai remaja 18 tahun, mulai terbelit secara tak terduga." Narasi siswi bernama Ra Eun Ho itu (Kim Se Jeong).
Episode 1: Hirarki Nilai.
Kita kembali ke 5 hari sebelum kejadian itu terjadi, murid-murid dengan antusias berlari ke kantin sekolah. Tapi mereka tak bisa langsung masuk begitu saja.  Eun Ho dan temannya, Oh Sa Rang, sudah antusias menunggu di barisan paling depan. Tapi yang dipanggil masuk duluan ke kantin adalah murid-murid urutan ranking 10 besar lalu urutan 20 besar, dan termasuk diantara ranking 10 besar itu adalah Song Dae Hwi (Jang Dong Yoon). Eun Ho dan Sa Rang kecewa dan terpaksa harus turun lagi untuk mengantri entah di barisan ke berapa sambil mendesah kesal.  "Kapan kita akan dapat makan siang tanpa urutan ranking?" Kesal Eun Ho.Saat akhirnya giliran mereka hampir tiba, mereka malah melihat beberapa murid lain yang baru datang dan langsung nyerobot antrian dengan santainya dan pak guru juga diam saja. Eun Ho dan Sa Rang langsung menggerutu kesal melihat si pemimpin para siswa yang baru datang itu, Hyun Tae Woon (Kim Jung Hyun), lagi-lagi dia dapat perlakuan istimewa hanya karena ayahnya direktur sekolah ini. Bahkan petugas kantin pun mengistimewakan Tae Woon dengan memberinya telor ceplok. Saat akhirnya mereka bisa duduk, Eun Ho malah heboh sendiri hanya karena melihat bayangan pipinya yang kelihatan bulat. Sa Rang meyakinkannya kalau wajahnya tidak kelihatan bulat kok... tapi kelihatan kotak. Pfft! Eun Ho jadi tambah heboh mendengarnya. "Aku harus kelihatan kurus. Jong Geun oppa suka gadis kurus."
"Hei, apa kau sungguh mau bolos?"
"Ah, diam!"
Usai makan siang, Eun Ho mengendap-endap keluar lalu berbisik memanggil Sa Rang. Dari atas kelas, Sa Rang melemparkan tasnya tapi malah tak sengaja membuat isinya bertebaran. Terpaksalah Eun Ho musti kerepotan memunguti kertas-kertas selebaran itu. Dae Hwi muncul saat itu dan langsung membantunya memunguti kertas-kertasnya dan tanya apakah Eun Ho mau bolos untuk kerja paruh waktu. Eun Ho menyangkal, hari ini ada sesuatu yang jauh lebih penting.
Alih-alih mengomelinya, Dae Hwi malah berjanji akan melindungi Eun Ho jika dia ketahuan dan membiarkan Eun Ho pergi begitu saja. Dae Hwi lalu ke ruang guru untuk menemui gurunya, Shim Kang Myung (Han Joo Hwan), dan membahas masalah ujian esai-nya Dae Hwi. Yakin kalau Dae Hwi bakalan gugup menghadapi kontes ini, Kang Myung langsung membuka sebuah buku tentang cara mengatasi kegugupan. Tapi sepertinya dia sendiri yang kelihatan gugup, Dae Hwi sendiri malah santai-santai saja. Sebelum Dae Hwi pergi, Kang Myung juga memberinya selembar uang untuk ongkos taksi. Eun Ho dandan dulu sebelum pergi... tepat saat itu, Tae Woon muncul dan langsung menaiki sepeda motornya, mau bolos juga. Eun Ho jelas panik, dia bisa ketahuan kalau dua murid tak ada di kelas. Tae Woon masa bodoh dan langsung pergi.Eun Ho mengendarai sepedanya dengan santai dan senyum riang. Tapi di tengah jalan, beberapa pengendara sepeda motor melewatinya dengan ribut yang kontan membuat Eun Ho panik hingga dia kehilangan keseimbangan dan terjatuh. Salah satu biker itu adalah Tae Woon, tapi dia langsung balik karena cemas saat melihat Eun Ho terjatuh. Eun Ho jelas kesal melihat Tae Woo lah yang membuatnya terjatuh. Saat melihat dua biker lainnya kembali, Tae Woon langsung menyuruh Eun Ho untuk bergegas naik ke motornya. Eun Ho ragu. Tapi saat Tae Woon terus mendesaknya, akhirnya dia naik juga. Tae Woo dan kedua biker itu saling bersitatap dengan tegang sebelum kemudian mulai melaju secara bersamaan. Tepat saat ketiga biker itu bertemu di satu titik, Tae Woo langsung ngetrail hingga membuat kedua biker lainnya kelimpungan dan terjatuh. Begitu sampai di sebuah universitas, Eun Ho tidak langsung turun malah sibuk memolesi bibirnya dengan lipstik. Dia bahkan ngaca dulu di spion lalu mendadak mendekatkan wajahnya ke Tae Woon hanya untuk tanya apakah wajahnya kelihatan aneh dan Tae Woo nsontak mundur tak nyaman.
"Kenapa? Aku imut, yah?" Goda Eun Ho. "Kau sangat imut sampai aku ingin menonjokmu! Kau pakai terlalu banyak foundation, putih banget!" Eun Ho jelas kesal mendengarnya, tapi saat itu juga dia mendapat telepon. Tae Woo sudah berniat pergi, tapi saat mendengar percakapan teleponnya Eun Ho, dia jadi cemas. Sepertinya mereka membicarakan masalah pekerjaan, tapi Eun Ho berkata pada orang di seberang kalau dia merasa malu dan tak nyaman kalau harus pakai seragam.Tae Woon tak percaya mendengarnya, memangnya Eun Ho dibayar berapa sampai disuruh pakai seragam. Eun Ho santai menjawab kalau bayarannya lumayan dan biasanya mereka memang suka dengan yang memakai seragam. Tae Woon sudah mau protes lagi, tapi ponselnya Eun Ho berbunyi lagi. Begitu melihat siapa yang menelepon, Eun Ho langsung tersenyum malu-malu dan nada suaranya pun berubah imut lalu buru-buru pergi menemui orang itu. Orang yang ditemui Eun Ho adalah Jong Geun oppa (Cameo Kang Min Hyuk) yang dibicarakannya di kantin tadi. Dengan tersipu malu dia memperlihatkan buku gambarnya yang berisi gambar-gambarnya Jong Geun. Jong Geun benar-benar kagum melihat gambar-gambar itu dan langsung memuji Eun Ho. Eun Ho hendak bilang kalau sejak kelas satu, dia memang suka... tapi Jong Geun tiba-tiba menyela untuk mengingatkan Eun Ho kalau dia masih memakai helm-nya. Baru sadar, Eun Ho sontak malu dan buru-buru melepas helm-nya, memperbaiki rambutnya, mengecek bau mulutnya sebelum kemudian mengibas rambutnya dengan seksi dan berbalik kembali menghadapi Jong Geun.
"Tadi kau bilang sejak kelas satu, kau apa?"
"Ah, sejak kelas satu aku suka (menggambar)."Jong Geun tampak canggung mendengarnya lalu mengalihkan topik dan menasehati Eun Ho untuk rajin belajar biar dia bisa masuk kampus ini. Kuliah itu rasanya menyenangkan. "Impianku sejak dulu adalah pacaran begitu aku jadi mahasiswa," ujar Jong Geun. Mendengar itu, Eun Ho langsung heboh mendorong Jong Geun sambil tersipu malu dan bilang, "Aku juga."
Jong Geun rada bingung maksudnya Eun Ho, tapi dia tak memikirkannya lebih jauh dan sekali lagi menasehati Eun Ho untuk rajin belajar. Tapi ngomong-ngomong, Eun Ho ranking berapa. Senyum Eun Ho langsung menghilang seketika, teringat saat Sa Rang dengan hebohnya berteriak-teriak tentang rankingnya yang naik 10 angka... jadi ranking 270. Pfft! Jadi Eun Ho ranking berapa dong? Eun Ho dengan canggung menjawab kalau rankingnya belakangan ini lumayan naik. Jong Geun senang mendengarnya dan dengan manisnya menyemangati Eun Ho untuk masuk ke kampusnya ini. Tapi pertemuan mereka terganggu saat Tae Woon mendadak muncul dan langsung menyeret Eun Ho. Tapi Jong Geun langsung melepaskan cengkeraman tangan Tae Woon dan menuntut siapa dia dan apa maunya. Eun Ho sontak senang melihat tangannya digenggam Jong Geun. Tae Woon memperkenalkan namanya dan langsung menonjok Jong Geun, mengira Jong Geun adalah pria cab*l yang suka mengencani anak dibawah umur. Eun Ho langsung melongo tak percaya mendengarnya, "Kencan?"
"Sepertinya kau salah paham."Tae Woon tak percaya dan terus saja mendamprat Jong Geun. Dia langsung melayangkan tinjunya lagi, tapi Eun Ho langsung pasang badan melindungi Jong Geun. Beberapa saat kemudian, mereka keluar dari sana. Eun Ho kesal menggerutui Tae Woon, bisa-bisanya dia menuduh mereka kencan. "Kalau wajahnya sampai tergores, mati kau!"
"Kalaupun tergores juga tidak bakalan kelihatan. Si kunyuk itu sama sekali tidak tampan." Sinis Tae Woon.
"Apa? Kunyuk? Kau juga tidak ganteng, tahu!" Tae Woon sontak menatapnya dingin, mengingatkan Eun Ho untuk mengambil sepedanya lalu pergi meninggalkannya begitu saja. Eun Ho akhirnya berjalan pulang lesu sambil menuntun sepedanya. Tapi kemudian Jong Geun mengiriminya sms dan seketika itu pula senyum Eun Ho kembali mengembang, apalagi saat dia teringat kembali perkataan Jong Geun tadi saat dia bilang mau punya pacar. Tapi dalam ingatan Eun Ho, Jong Geun justru berkata kalau dia ingin pacaran dengan Eun Ho. Tapi senyumnya seketika menghilang lagi saat Sa Rang meng-sms-nya dan bilang kalau hasil ujian percobaannya akan diumumkan besok. Dan keesokan harinya, Eun Ho kecewa melihat namanya berada di urutan paling bawah, peringat 280. Dae Hwi lah yang lagi-lagi menjadi ranking pertama dan teman-teman langsung menggodanya.Di kelas, Kang Myung mengumumkan hari ini adalah H-3 sebelum ujian percobaan ketiga bulan Mei. Para murid sontak ribut mengeluh. Bagaimana bisa mereka disuruh ujian percobaan 3 kali padahal ranking mereka baru keluar. Kang Myung mengerti, tapi lakukan saja, tidak usah merasa tertekan. "Bagaimana bisa kami tidak merasa tertekan kalau hasilnya diumumkan secara terbuka seperti itu?" Protes Eun Ho. "Baiklah. Bapak akan mencoba bicara dengan guru-guru yang lain," janji Kang Myung lalu pergi. Seorang murid menduga kalau mereka mungkin bakalan disuruh ujian percobaan 4 kali mulai bulan depan. Seorang siswi, Yoo Bit Na (Z.Hera), tiba-tiba heboh mencari sesuatu di meja dan lokernya lalu melabrak semua orang. Siapa yang mengambil catatannya? Saat tak ada seorangpun yang menjawab, dia langsung mengacak-acak loker semua orang. Dia terus berteriak-teriak histeris sampai seorang siswi jadi kesal karenanya dan langsung menyindirnya. Kesal, Bit Na langsung menuduhnya sebagai pencuri catatannya. Suasana sontak jadi ribut karenanya. Sementara yang lain berusaha melerai kedua siswi itu, Tae Woon santai tidur di atas mejanya.

Bersambung ke part 2

school 2017Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang