Ada saat nyaseseorang terpuruk perasaan, membuang
kasmaran, mengharapkan rindu hilang. Meniadakan yang ada itu memang sulit. Saat harus mengorbankan perasaan demi persahabatan, kehilangan rindu dan mungkin kehilangan sahabat tinggal menghitung waktu. Tak enyah bila dia tinggalkan ku sahabatnya sendiri demi orang yang pernah kusayangi. Sulit diartikan, sulit diterawang. Hal ini terjadi dua kali dalam hidup, sekolah menengah atas jadi latar kekecewaan. Penanda keretakan hati pun datang bergliran.Aku Diaz, sampaikan salam rindu dari ku untuknya, x ipa 4 telah berganti menjadi x ipa 6, kisah asmara pun datang bergantian. Seolah menjadi teka teki dalam hidup yang sulit untuk diterka. Sahabat jadi jadian ku yang selalu tampil apa adanya, dialah Amira. Kita kenal selama kita berada di SMA, Sifat kita tak jauh berbeda, penyuka musik, pengurung sejati di kamar, alat gambar menjadi sasaran, sastra menjadi barang pengisi waktu luang, penampilan ekstra simple dan tanpa butuh penilaian orang lain, asalkan membuat diri bahagia.
Aku dan Amira sama sama orang yang sulit ditebak, tak mudah bawa perasaan, sulit meberikan hati, dan pilih pilih dalam mencari pasangan. Namun entah kenapa, malah kita adalah orang yang sering tersakiti. Semua hanya bisa kembalikan pada takdir dan tuhan. "Sabar lah di, ini mungkin belum seberapa, anggap saja air yang mengalir" celutuk Amira keheranan. Ya, haha, kadang apa yang ia katakan ada benarnya, seorang Diaz yang tampang pendiam dan tak peduli terhadap perasaannya memang tak pernah kuduga. Aku hanya berfikir terlahir di dunia ini hanya untuk berkarya, namun ternyata bercinta juga termasuk kedalam kategori.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Salah
RomanceKurang apa aku padamu Cinta ku abaikan Demi sahabat yang ku sayang Mungkin kau tak merasakan Sakit nya hati ini Karna mengorbankan perasaan Yang tumbuh begitu indah Demi kamu sahabat ~ Batin ku "Naf, aku yang menyukainya dahulu, kamu ga tau, aku suk...