Last Chapter

351 32 21
                                    

WARNING!!!

IT'S JUST A FICTION! IF YOU DON'T LIKE BOYS LOVE/SHOUNEN AI/YAOI, PLEASE JUST IGNORE IT.

SASUNARU| SASUKE UCHIHA DAN NARUTO UZUMAKI

ROMANCE/ANGST/M/BL/OOC

MASASHI KISHIMOTO

.

Chapter 4

.

Naruto POV

Tiada warna selain hitam kelam. Hanya ruang kosong dan sebuah kehampaan. Aku berdiri dalam sebuah ruang yang bahkan diriku tak tahu di mana batas ruang tersebut. Seperti dalam sebuah kebutaan namun kau tahu tempat untuk melangkah. Kakiku melangkah dengan perlahan tanpa tujuan. Namun yang ku dapat hanya kehampaan. Aku berdiam diri tanpa tahu harus berbuat apa, hingga dapat ku rasakan sebuah tangan mencengkram bajuku.

Dapat ku lihat sebuah tangan mungil dan pucat itu kini meraih tanganku. Menuntunku berjalan mundur dari arahku. Ku coba melihat wajah bocah itu yang tersamar karena pencahayaan ruangan ini yang begitu minim. Ku tak dapat menerkanya, hingga ia hentikan langkahnya. Tangan pucatnya masih setia menggenggam tanganku kuat. Hanya berdiam diri sesaat, yang kemudian ia angkat wajahnya, memperlihatkan rupanya yang begitu sempurna. Hingga suatu hal yang tak terduga ia lakukan.

Byurr~

Bocah itu menarikku ke dalam air yang tak dapat ku lihat dasarnya. Terus menarikku ke dasar hingga kurasakan dadaku semakin sesak karena pasokan udaraku yang semakin menipis. Ku coba meronta untuk kembali kepermukaan. Namun tangan mungil itu terus menarikku semakin dalam. Aku pun tak dapat melawan seiring semakin menipisnya pasokan udaraku. Terus menyelam sampai dadaku semakin perih dan sesak. Hingga tubuhku menyerah dan dapat kurasakan air masuk memenuhi paru-paruku.

"SASUKEE!! Hhhhhhhh." Nafasku tercekat dan mataku terbelalak. "Hah hah hah. Ternyata hah hanya mimpi. Hah hah hah." Aku bernafas cepat. Merampas semua oksigen yang dapat ku hirup. Walau hanya mimpi, nyatanya dapat membuatku seakan benar-benar tenggelam.

Setelah berhasil menenangkan diriku, ku coba melihat sekelilingku. Gelap. Kini diriku terbaring di tempat tidur Sasuke. Sepertinya Sasuke memindahkanku ke kamarnya, karena yang ku ingat kami tertidur di sofa semalam. Namun kini aku seorang diri di kamarnya.

Ku lihat jam kini masih menunjukkan pukul tiga dini hari. Namun aku tetidur seorang diri. Ingin ku memejamkan kembali mataku. Namun karena mimpi aneh tadi membuatku ingin melihat wajah Sasuke. Maka ku putuskan untuk beranjak dari tempat tidurku dan mencari Sasuke.

"Begitukah wajah Sasuke ketika kecil?" Gumamku mengingat sosok Sasuke kecil dalam mimpiku.

Tak butuh waktu lama untuk aku mencari di mana keberadaan Sasuke. Karena ku yakin kini Sasuke berada di sebuah ruangan yang kini sedikit terbuka pintunya. Sebuah ruangan yang selama ini aku lihat selalu terkunci. Ruangan yang berada dua pintu setelah ruang perpustakaan di lantai dua. Tak sabar ingin melihat Sasuke, maka aku berlari kecil menuju lantai dua. Menuju ruangan yang selama ini menjadi tanda tanya bagiku setiap berkunjung ke apartement Sasuke.

Ku buka perlahan pintu tersebut, tak ingin mengejutkan atau mengganggu aktivitas Sasuke di dalam sana. Membuka pintu tersebut hingga dapat kulihat dengan jelas apa yang ada di dalamnya. Memperlihatkanku akan suatu pemandangan yang benar-benar membuat ku tercekat. "Kau.."

Tubuhku lemas, oralku tak sanggup berbicara. Apa yang ku lihat saat ini lebih buruk dari apa yang aku mimpikan tadi. Dimana kini aku dapat melihat Sasuke berdiri angkuh dengan wajah yang begitu dingin sedang menatap seorang pria baya di hadapannya. Seorang pria baya yang kini sudah berlumuran darah yang keluar dari mulut dan hidungnya. Pria itu tak menjerit atau pun meronta, hanya terbatuk kecil namun dengan darah yang terus mengalir keluar dari mulut dan hidungnya. Aku menyaksikan semua itu, hingga pria baya itu tak terlihat lagi pergerakkan dari tubuhnya. membuat dadaku kembali sesak karena melihatnya.

Red on WhiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang