-004-

0 0 0
                                    

Tetanggaku ?
****

Hari ini hari minggu , sudah merupakan rutinitas bagiku untuk lari pagi setiap minggu . Seharusnya aku lari bersama bang ryan . Tapi kebiasaannya kumat lagi . Bang ryan pulang subuh karena kumpul di basecame nya . Ntah apa yang dikerjakannya sampai larut aku pun juga tidak tau . Salah satu kebiasaan bang ryan kalau mom and dad . Nggak di rumah . Alhasil dia tidak bisa di bangunkan .

Sehingga disinilah aku sekarang , lari pagi seorang diri . Aku tipe orang yang menjaga kesehatanku . Karena menurutku hidup cuma sekali . Jadi harus dimanfaatkan bukan ? Tidak lucu kalau aku harus sakit sakitan saat usia ku baru remaja .

Tak terasa telah satu jam aku mengelilingi kompleks . Aku pun beristirahat pada sebuah bangku di taman dekat rumahku . Karena lelah aku pun meminum botol air yang sedari tadi tlah kugenggam . Dan mengeluarkan hp sekedar melihat pemberitahuan terbaru .

Saat ku asik dengan gadget di tanganku . Seseorang duduk disampingku . Membuat kursi yang tadi diam , kini bergoyang . Reflek , aku pun melihat kesamping kananku .

"Lo"  ucapku sedikit kaget saat melihat yang duduk disampingku ternyata Ardi .

Ardi menoleh setelah menyelesaikan minumnya.  Ia pun menatapku sedikit kaget .
"Lo cewek aneh yang kemaren kan ?" Ucapnya seraya menunjukku .

"Cwek aneh ?" Bathinku

Aku tersenyum kepadanya . Sebenarnya agak dipaksakan . Ntah dia menyadarinya atau tidak.
"Lo kok ada disini ?" Tanyaku kemudian.
"Lari pagi . Lo ?"
"Sama, gue juga"
"Ooo" ucapnya mengangguk mengerti.

Hening

Itulah yang terjadi antara aku dan ardi . Sedikit canggung menurutku . Aku melarikan diri dengan berpura pura memainkan gadgetku . Walaupun pikiranku telah terbang entah kemana .

Aaaaahh. Ini sangat canggung .

Kenapa ardi hanya diam ? Apa dia bener bener nggak mengenaliku ? Padahal hanya dengan sekali nelihatnya , aku langsung mengingat ardi . Teman kecil sekaligus cinta pertamaku. Ini sangat membuat ku frustasi.

"Lo sering lari pagi" tanya ardi memecah keheningan diantara kami.
"Iya , lo ?"
"Sebenarnya gue sering lari pagi , tapi karena gue baru pindahan . Yah jadi ini firstime gue"
"Lo baru pindahan ?"
"Iya , rumah gue deket sini kok"
"Oh ya ? Emang sebelumnya lo tinggal dimana ?"
"Gue nggak pernah netep lama. Kadang gue di jogja trus pindah ke semarang  trus pindah ke pekan baru"

"Pekan baru ? Tempat dimana kita pertama kali ketemu ardi . Dimana dulu kita tetanggan dan sering main bareng . Lo nggak inget gue ?" Bathinku dan terus menatapnya .

"Kok lo bengong ?" Ucapnya membuyarkan lamunanku dan mengibas ngibaskan tangannya didepan wajahku.
"Ng-nggak" ucapku kemudian sedikit salah tingkah.
"Lo tau ? .." ardi menggantungkan kalimatnya dan menatap kearahku.
"Apa ?" Tanyaku penasaran.
"Dipekan baru , gue paling lama menetap . Sekitar 7 tahunan . "

Gue tau ardi

"Disana gue ketemu seorang bidadari yang cantik . Dia tetangga gue" dia menghentikan kalimatnya . Dan menatapku. Entah mengapa aku terharu mendengarnya.
"Tapi saat umur gue 7 tahun , dia harus pindah bersama keluarganya. Meninggalkan gue sendirian. Udah sembilan tahun gue nggak bertemu dia . Terkadang gue bertanya dalam hati apa dia masih inget gue ? Apa gue seseorang yanh dengan mudah dia lupakan." Ucapnya terlihat sedih.
"Apa dia seseorang yang spesial buat lo ?"
"Sangat , dia seseorang yang sangat spesial di hidup gue. Seseorang yang sangat berarti." Ardi menatapku lama.  Aku pun begitu menatapnya dalam diam ku. Kata katanya menyentuh hatiku . Seketika air mataku menetes. 
"Lo nangis ?"
"Nggak , gue kelilipan" bohongku . Kemudian menghapus air mataku.
"Lah kok gue jadi curhat ke elo yah " dia tertawa seperti menyesali kebodohannya.
"Nggak papa lagi , lo santai ajah sama gue"
"Bener nggak papa ?"
"Iyah " aku tersenyum . Dan dia pun membalas tersenyum ke arahku.
"Udah jam 10, udah lama gue curhat sama lo ."
"Aah iyah udh jam 10 . Klu gtu gue pulang dulu" ucapku seraya berdiri . Dia ikut berdiri .
"Bye"
"Bye" balasku dan melambaikan tangan kearahnya.aku pun berjalan pulang . Dan dia juga berjalan pulang . Kulihat dia berjalan dibelakangku . Aku menoleh kebelakang, Menatapnya heran.
"Rumah gue deket kok , lo nggak usah nganterin gue"
"Sebenarnya arah rumah gue juga kesini"

Malu

Itulah yang aku rasakan . Dia pun mensejajarkan jalannya denganku . Tak banyak yang kami bicarakan. Lebih banyak diam . Terasa sangat canggung.

Aku berhenti pada sebuah rumah putih yang cukup besar.
"Ini rumah gue, loh pulangnya hati hati yah"
"Ini rumah lo ?" Tanyanya menatap heran padaku. Aku mengangguk.
"Itu rumah gue" ucapnya seraya menunjuk rumah yang ada disebelah rumahku .

What ?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 24, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rich-ardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang