Aku mengenal James bukan ketika kami berada dalam organisasi kemahasiswaan yang sama. Jauh sebelum itu. Bahkan saat kami belum bisa menulis dengan benar.
James berbeda. Dia bukan sembarang pria yang selalu bermain
mata dengan wanita yang menurutnya menarik. Aku tidak ragu karena sudah menaruh hatiku padanya.Serumit apa pun jalan kami saat ini, aku akan terus memegang janji suci kami. Sekalipun dia memutuskan untuk tidak lagi tidur di kamar yang sama denganku, atau melakukan kebiasaan kami, atau makan satu meja denganku, aku akan tetap berada di sampingnya.
Aku menulikan telinga saat ibuku memberi nasihat padaku. James memberitahukan rencananya untuk menceraikanku pada ibu. Aku mengerti perasaan ibu, meskipun aku tidak memiliki anak yang bisa aku lindungi secara langsung. Namun, aku sudah menjadi milik James. Dan ke manapun kaki James melangkah, aku akan tetap berjalan di sebelahnya. Mengiringi langkahnya, walau kakiku akan tertusuk duri atau batu tajam.
Terkadang, aku merindukan saat di mana senyum James mengembang penuh di bibir tipisnya. Hangat pelukannya. Suara beratnya saat bercerita. Dan segala sesuatu yang James perlihatkan padaku selama enam tahun kami hidup bersama.
Aku tidak bisa memaksa James untuk keluar dari batas yang dia buat. Aku hanya bisa memantaunya. Mengetuk pintu kamarnya, membawa baki berisi makanan untuknya. Bertanya sekilas tentang kabar atau sesuatu yang dia perlukan. Dan sering, aku terbangun dari tidurku saat mendengar suara benda berjatuhan dari ruangan yang James pilih sebagai kamar tidurnya yang baru. Jika sudah seperti itu, aku hanya mampu mengelus pintu cokelat kamar James yang tertutup rapat. Tanpa berani mengetuk atau membuka paksa menggunakan kunci cadangan. Sepanjang mmalam selama James melampiaskan perasaannya di dalam kamar itu, aku menemaninya di luar dengan air mata dan isak tangis yang tidak bisa aku bendung.
Sekeras apa pun James menyuruhku untuk pergi, aku akan tetap berada di sisinya. James tidak hanya pria yang melamarku, tapi dia adalah hartaku. Aku mencintainya dengan segala kekurangan atau penyakit yang dia derita saat ini. Selamanya, Maggy hanya untuk James. Aku hanya untuk dia.