Everlasting Love

39 15 6
                                    

Hae, :') ini story aku publish ulang spesial buat merayakan ulang tahun Sehun yang ke-26 hari ini tanggal 12 April 2019.

-Happy Reading- 💚

Benar-benar hari yang melelahkan, aku memandang jalanan yang lenggang dari rooftop sebuah bangunan yang biasa kudatangi. Aku menyeka keringatku dengan cepat sambil meminum bubble teaku yang sedari tadi kugenggam. Hanya bubble tea yang mampu membuatku segar setelah latihan.

Aku menghembuskan nafas lembut seraya kembali memandang jalanan di bawah sana.

"Apa sekarang hujan?" tanyaku pada diriku sendiri ketika melihat dua remaja sedang berdebat di bawah sana.  Mereka menggunakan payung biru yang sama. Terlihat seperti sepasang kekasih yang sedang bertengkar,  benar-benar memalukan! 

Tapi ... payung mereka mengingatkanku padamu  ... ya kau.

***

Tiga tahun yang lalu. Di hari yang sama dengan ulang tahunku. Seperti sebuah takdir mutlak, kita mengenal satu sama lain dengan cara yang bodoh. 

Aku sedang berjalan di sebuah taman sunyi--melepaskan segala rasa lelahku. Kau datang secara tiba-tiba bersama payung birumu yang bodoh, kau memelukku dan memayungiku.

Membawa payung di cuaca secerah ini? Bukankah itu bodoh?

Sungguh bodohnya dirimu yang memeluk orang asing dan memanggilnya Oppa. Aku berbalik dan menatapmu terkejut, begitu juga kau yang berteriak seraya berniat memukulku dengan payung bodohmu saat mengetahui bahwa aku bukanlah orang yang kau kira.

Kau gila! Membuang payungmu lalu melarikan diri, benar-benar gila. Tapi kurasa aku yang lebih gila. Aku tertarik padamu dan mengejarmu--Sang gadis berpayung biru.

Setiap hari aku mulai mencari tahu tentangmu dan belajar memahamimu. Bahkan aku mulai cemburu dengan setiap orang yang kau panggil Oppa.

Heh Lee Min Ae-ya--Sang gadis berpayung biru. 

Saat aku menikmati bubble tea aku selalu mengatakan hal-hal indah, aku melakukan hal seperti itu juga saat bertemu denganmu setelah kejadian bodoh itu.

Hari demi hari memandangmu,  mencari tahu kesukaanmu dan memikirkanmu seolah telah menjadi hobiku. Benar-benar seperti mempelajari bahasa baru yang ingin sekali kupelajari. 

Namun aku tidak hebat dalam mencintai. Aku mulai berhati-hati menempatkanmu dalam hatiku hanya karena sering bermimpi buruk.

Aku tertahan dan takut untuk menyatakan cintaku. Benar-benar menahan perasaan seperti orang bodoh hanya karena takut kau hilang. Bahkan ketika kau menghampiriku dan menyatakan cinta lebih dulu aku semakin mengatakan kau yang bodoh. Sungguh! Kenapa kau menyatakan cintamu di kala aku mulai menyerah?

Aku tak ingin terbakar dalam rasa gugup. Terlalu sulit bagiku untuk berjalan dengan canggung.

Aku mencoba mencari jarak yang tepat untuk kita, agar mata kita tidak bisa saling memandang, agar aku tidak memikirkanmu setiap malam,  agar aku tidak membuatmu bingung dan agar aku tak perlu menghindarimu lagi.

Aku benar-benar melakukan ini agar kita bisa tertawa bersama sebagai sahabat. Namun takdir berkata lain, takdir berkehendak agar kita bersama untuk menjalin cinta ini. Hatiku mendadak justru menjanjikan sebuah ekspetasi indah setelah merasa takut dan melakukan Denial Love.

Rumit, rumit, rumit segalanya begitu menyakitkan. Kurasa cinta yang kita alami tidak sebanyak kesedihan yang kita lalui. Takdir mempermainkan kita! Itu yang kupikir saat kau datang dengan wajah sedih saat perayaan Anniversary pertama kita, kau memberikan sebuah kabar yang bahkan sampai detik ini belum bisa kuterima. Ketakutan awalku kini terbukti. Kuakan kehilangan dirimu.

"Sehun-ssi, mianhae. Aku tak bisa bertahan lebih lama lagi," ucapmu membuka percakapan di sore itu.

Kau mengatakan kenyataan bodoh yang terdengar seperti omong kosong. Kau berkata kau sakit, kau akan segera pergi dan kata-kata lain yang sangat sulit untuk kuingat.

Kau berpamitan dan pergi--melarikan diri, seolah aku adalah penjahat. Kau melarikan diri dariku seratus kali lebih bodoh dari yang kau lakukan saat pertama bertemu. Ini begitu menyakitkan! 

Aku lebih baik mendengar kata seperti 'Musim dingin telah berlalu dan musim semi juga hampir berakhir, seiring berjalannya waktu rasa cinta yang kumiliki pun ikut berlalu pergi' Setidaknya dengan kata itu aku masih bisa bahagia dan berpikir tenang karena aku hanya tahu bahwa kita masih berada di bawah langit yang sama. Dengan kata seperti itu mungkin aku juga bisa menjawab 'Lee Min Ae pergilah' Sehingga perpisahan itu tak akan semenyakitkan ini.

Beberapa hari setelah pertemuan itu kabar ketiadaanmu terdengar olehku, ini begitu memukulku.

Airmataku mengalir begitu saja, musim semi seakan berubah menjadi musim gugur. Aku jatuh tanpamu. 

Tak peduli sekeras apapun aku berteriak kau sudah tak bisa menjawab meskipun kau mungkin mendengarnya. Kau pergi sebelum aku mewujudkan ekspetasi yang telah kujanjikan. Andai aku tahu sejak awal jika kau mengatakan kejujuran,  maka aku akan memberimu pelukan terakhirku, ciuman terakhirku dan ...

***

"Dan cinta yang lebih tulus lagi," gumamku sambil menatap bubble teaku yang telah habis.

Aku tak pernah tahu seberapa banyak aku terluka dan menyalahkan takdirku. Aku juga tak tahu apa yang telah terjadi hingga segalanya terasa berat dan ringan secara bergantian,  yang aku tahu hanyalah aku mencintaimu Lee Min Ae.

Meskipun kau telah tiada di sisiku namun kau senantiasa ada di dalam hatiku bersama cinta tulusku yang terus menerus tumbuh setiap saatnya. You're my Everlasting Destiny, you one and only for my heart. There is no other can replace you in my life. I'll love you forevermore! Even if you die you never death in my heart. My precious Lee Min Ae-ya 사랑해.

-FIN-

Everlasting Destiny - Oh Sehun ✔ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang