We Are (still) One

16 4 10
                                    

Squel gaes... 😅😅

Waktu sering membuat orang lebih dewasa, namun tak selalu menjadikan sebuah kenangan menguar begitu saja. Kewajiban untuk melupakan kenangan menyedihkan adalah prinsipku,  namun sekali lagi aku  ....

***

"Terkadang Tuhan menguji manusia dengan mengambil orang terkasih mereka," ucap Sang motivator pribadi artis SM menyampaikan materinya. Aku memandang buku catatanku seraya meletakkan bulpenku.

"Hanya untuk memastikan apakah manusia lebih mencintai penciptanya atau ciptaan-Nya," ujar Sang motivator menjelang bel keluar.

Para artis menghembuskan nafas berat sambil bersiap keluar dari ruangan. Raut wajah mereka menggambarkan betapa membosankannya materi Sang motivator pada hari ini. Aku memandang mereka sambil tersenyum pahit.

"Sehun-ah, apa rencana liburanmu?" tanya Baekhyun hyung.

"Mungkin aku akan mengunjungi Lee Min Ae-ku," jawabku sambil menatap hampa.

"Spanyol? Bukankah Lee Min Ae sudah eumphh ...." Chanyeol hyung membungkam mulut Baekhyun hyung dan menariknya pergi.

"Nikmati liburanmu Sehun-ah!" Chanyeol hyung tersenyum dan melambai padaku.

Aku tersenyum simpul dan meninggalkan ruangan, meninggalkan para hoobae yang masih belum selesai mencatat.

***

Melanggar prinsipku. Ya, sekali lagi aku melanggar prinsipku. Aku telah berjanji hanya akan menjalani kehidupanku dengan baik. Namun pada akhirnya aku tetap berpikir tentang kenangan kita, seolah aku hidup di dalam masa lalu.  Tak peduli seberapa menyakitkannya cerita itu, aku seolah telah menetap dan tak ingin keluar dari kisah masa lalu itu.

Aku melangkah penuh percaya diri. Mengenakan tuxedo dan membawa seikat bunga layaknya seorang pengantin pria. Aku tersenyum simpul sambil keluar dari kamar hotelku.

Aku baru baru saja tiba di Spanyol satu jam yang lalu,  tanpa membuang waktu aku segera cek in kamar hotel dan menyiapkan segalanya--hari ini aku akan datang kepadamu, bukan lagi sebagai kekasih hati yang selalu jauh dari sisimu. Tapi sebagai seorang pria keren seperti ekspetasi indah yang kujanjikan, sebagai Oh Sehun seperti apa yang selalu kau impikan menjadi Sang Mempelai Priamu. 

"Kami sudah menyiapkan semuanya," ucap seseorang di hadapanku.

"Ya," gumamku sambil memasuki limusin pesananku.

***

"Ini sudah tiga tahun semenjak kepergianmu, tapi kau masih tetap cantik dalam ingatanku, dan cinta kita masih tetap indah seperti saat kita pertama bertemu," ucapku tersenyum sambil memandang ke depan.

"Seperti permintaanmu, di suatu hari yang indah saat musim semi, ketika mentari tersenyum manis, aku harus datang sebagai pria kerenmu," ujarku lembut. 

"Aku telah datang seperti permintaanmu, sekarang bersediakah kau menjadi mempelai wanitaku?"

"Quiero saber todas las que estan delrias de esos ojos bonitos," ucap seseorang di belakangku sambil berjalan ke arahku. Dia membawa seikat bunga, aku menahan tangisku--berpura-pura tidak mendengarnya. 

"Oh Sehun." Dia tersenyum sambil menggenggam tangan kiriku.  Dia menatapku lekat seraya meraih bunga yang sedari tadi kugenggam. 

"Lee Se Mi-ssi," gumamku. Ya dia adalah Semi, teman Min Ae yang selalu membantu hubunganku dengan Min Ae. Seorang gadis yang selalu menguatkanku selepas kepergian Min Ae.

"Jika aku menjadi kau, aku akan mengatakan hal ini sejak awal, " ucapnya lirih sambil melepaskan genggaman tangannya.

"Jika kau pergi maka aku hanya akan lebih mencintai diriku sendiri. Aku tidak akan menangisimu karena bagaimanapun mayat tak akan kembali hidup," ujarnya lagi seraya menatap kedua ikat bunga di tangannya. 

"Tapi jika aku menjadi dirimu, mungkin juga aku tidak akan mengatakan hal itu. Mungkin aku akan melanggar prinsipku,  menangis setiap saat dan berbicara kepada batu nisan sama seperti yang kau lakukan sekarang," lanjutnya sambil meletakkan kedua ikat bunga di makam Lee Min Ae. Aku semakin menunduk, airmataku mengalir sangat deras. 

"Oh Sehun, kau memang tidak terlalu mengenalku namun aku tahu kau adalah kekasih sejati Min Ae yang telah dibuat di Surga, dan aku juga tau kau hanya mencintainya. Tapi ketahuilah bahwa aku telah mencintaimu jauh sebelum kalian saling mengenal. Aku pergi untuk kalian, dan aku kembali untuk menunggumu."

"Aku selalu menunggumu Oh Sehun, tidak bisakah aku berharap sekarang?" tanyanya.

Aku menatapnya lembut, aku merasa ada sebuah perasaan suci yang bersemayam dalam hatinya.  

Aku menggenggam tangannya dan mengajaknya berjalan di jalanan sekitar taman pemakaman. Aku menunduk melihat tuxedo-ku yang tak serapi tadi. Aku tak tahu apa yang telah terjadi. Mungkinkah aku mulai jatuh cinta pada Semi? 

"Kau pasti senang hidup di Spanyol, di sini sangat menyenangkan," ujarku gugup. Dia hanya tersenyum, lalu menghentikan langkahnya. 

"Setiap hari aku menunggumu,  kau adalah pria yang selalu kusebut dalam doaku. Meskipun aku tak pernah mengerti jalan cerita Tuhan namun aku tetap menyimpan kemurnian cintaku hanya untukmu. Kaulah cinta pertamaku,  ku selalu menjadi admirer-mu Sehun-ah, aku terluka dan berusaha pergi jauh darimu ketika kau tak henti-hentinya menyuruh Min Ae kembali, tetapi kita bertemu lagi di sini,  ini salah satu rencana Tuhan. Di hari musim semi yang indah ini,  tolonglah terima cinta kasihku. Jadilah pendamping hidupku," ujar Semi sambil berkaca-kaca. 

Aku meraih tangannya dan tersenyum kepadanya, kini kita saling berhadapan.

"Sudah cukup, aku mengerti semuanya," gumamku sambil tersenyum.

Aku memeluk Lee Semi. Gadis tulus ini mungkin saja adalah pengganti Min Ae-ku, Tuhan ingin memberiku keadilan, Dia mengambil orang yang selalu kusebut dalam doaku dan mengirimkan orang yang selalu menyebut namaku dalam doanya.

"Terima kasih sudah mencintaiku," lanjutku sambil bersiap menciumnya.

Namun tiba-tiba terdengar suara yang memekakan, aku mendorong Semi seketika kala melihat truk itu melintas mendekat dengan kecepatan tinggi. Tubuhku terjerembab di aspal dan  ...

BRUAKKK  ...

Semuanya menjadi berputar dan perlahan pandanganku kabur.

"Oh Sehun!!!" teriak Semi.

"Bangun Oh Sehun! Sadarlah!" pekik Semi terus-menerus ketika melihat tubuhku berlumuran darah.

Aku mendengar derup langkahnya, mungkin dia hendak mengejar truck yang menabrakku. Pandanganku kembali namun aku terkapar tak berdaya.

Aku memandang langit yang mendadak menjadi jingga. Kulihat bayanganmu di langit senja--Lee Min Ae-ku. Mungkin inilah takdir kita. Di hari musim semi yang Indah  ...

"Oh Sehun!" teriak Semi pilu saat aku mencoba membuka mulutku.

"Ja-jaga di-ri-mu Semi," ucapku terbata-bata.

"Sehun!" jerit Semi pilu kala aku menghembuskan nafasku.

Tittt...........

Di hari musim Semi yang indah aku akan menjadi lelaki yang keren untukmu Lee Min Ae. :)

THE END

Everlasting Destiny - Oh Sehun ✔ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang