23 - Missing You

18.6K 2.8K 259
                                    

Karena kemarin aku udah nulis dua chapter, jadi mending sekalian aku publish juga yang ini.

Karena di chapter sebelumnya pada bikin kalian emosi, aku harap emosi kalian bisa cair setelah baca chapter ini.

Ini chapter hampir full Baek-Sena.

***

3 tahun yang lalu.

Sena memegang erat figura foto di tangannya. Terlihat Luhan yang merangkul Sena dan Sena yang memencet hidung Luhan di foto itu.

Sudah satu tahun berlalu.

Satu tahun berlalu sejak Luhan pergi meninggalkannya begitu saja.

Dia tidak akan kembali. Jika pria itu mau kembali mungkin dia sudah kembali sejak lama.

"Aku tidak punya waktu untuk memikirkannya." Sena memasukan kembali figura foto itu ke dalam sebuah kotak dan menyuruh pelayan untuk menyimpannya di gudang.

Sena melirik ke arah kalender yang tergantung dekat meja belajarnya.

Besok dia berulang tahun. Ulang tahunnya yang ke-17. Sena tersenyum kecil, pasti ayah dan ibunya sudah menyiapkan kejutan untuknya.

Sena beralih melirik jam. Tinggal beberapa menit lagi. Beberapa menit lagi dia akan tepat berusia 17 tahun. Sena keluar dari kamarnya dan melihat keadaan rumah sepi. Kemana semua orang?

Sena berjalan hendak menuju ruang tengah. Namun saat melewati kamar orang tuanya langkahnya terhenti. Sena menoleh ke arah pintu yang sedikit terbuka.

Matanya membulat. Detak Jantungnya terasa berhenti. Apa yang dilihatnya? Apa Sena berhalusinasi? Sena mengucek matanya. Namun nyatanya apa yang dia lihat benar.

Ayahnya sedang bersama wanita lain. Dan wanita itu adalah Han Ga Young, sahabat ibunya.

Tangannya terkepal kuat. Apa itu benar-benar ayahnya? Apa itu benar-benar pria yang selalu mengecup keningnya sebelum dia tidur? Apa itu ayah yang selalu dia banggakan?

Ayahnya mengkhianati ibunya.

Sena berbalik, tidak sanggup melihat apa yang selanjutnya terjadi pada dua manusia yang ada disana. Perlahan dia mulai mengayunkan langkahnya menuruni anak tangga.

"Eomma..."

Ibunya terlihat terkejut melihat Sena ada di depannya. Sementara Sena hanya mematung melihat ibunya membawa koper besar seolah akan pergi dari rumah.

"Sena. Kau belum tidur?" tanya Min Young. Tangannya berusaha menyembunyikan koper di belakang tubuhnya.

"Kau....akan pergi?" tanya Sena lirih. Min Young menggeleng. "Tidak. Kenapa kau berpikir seperti itu?"

Sena mendekat lalu menarik koper yang dipegang ibunya. "Lalu ini apa?"

"Itu...."

"Kau akan pergi kan? Apa ini karena appa?!"

Min Young menggenggam tangan Sena. "Tidurlah kembali. Ini sudah larut malam."

Mata Sena mulai berair. "Dan membiarkanmu pergi?!"

Sena menepis tangan Min Young. "Apa kau memilih kalah dari wanita jalang itu?!"

Min Young mengerjap. "Apa maksudmu? Wanita jalang siap...."

"Aku tau semuanya. Aku tau jika bibi Ga Young berselingkuh dengan appa! Aku bahkan baru saja melihat mereka sedang bersama!"

Min Young menghela napas. "Ayahmu akan bahagia dengan Ga Young. Dan Ga Young akan menjadi ibu yang baik untukmu."

Tender LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang