Jabrik Kuning

9.9K 403 7
                                    

-

"tak adil ketika kau datang saat aku mencoba melupakanmu"

 -Haku

.

.

Nama panjangku Haruno Sakura, tapi panggil aku Haku. Ini tahun pertamaku di Universitas Tokyo. Aku masuk universitas dengan mudah, tak perlu les, belajar keras atau yang lainnya. Mereka bilang aku cerdas, tapi menurutku aku titisan Dewi Fortuna yang selalu membawa keberuntungan. Hidupku? Tentu saja karena aku beruntung. Aku memiliki pekerjaan sampingan sebenarnya sederhana, hanya menulis cerita sambil rebahan dan mendapatkan uang. Ngomong soal pekerjaan, sebenarnya aku tak menyukainya. Hanya saja aku membutuhkannya walaupun ayahku sudah kaya, karena aku ingin memiliki penghasilan dari jerih payahku sendiri.emm menulis cerita cukup mudah bukan? hanya berbekal imajinasi dan keterampilan berbahasa kau sudah cukup pantas untuk di bilang seorang penulis. Ah entahlah itu menurutku. Lupakan tentang penulis. Aku tinggal bersama ayahku Kizashi Haruno (Ashi) semenjak ibuku Mebuki Haruno (Haa) meninggal karena kanker serviks. Ayahku orang yang supel dan humble, ahahhah menurutku ayahku hanya seorang pria biasa dengan sifat yang berlebihan. Oh ya ini hari pertama aku masuk kuliah di jurusan Psikolog.

Author POV

"Haku... Turunlah, ayah membuatkanmu roti isi". Teriak Ashi dari ruang makan, mengoleskan selai kacang di roti yang dipegangnya. Haku turun dengan tergesa sambil mengikat rambutnya. dia menyambar susu yang ada dimeja dan meneguknya hingga habis.

"ayah aku terlambat". dia mengambil roti isi telur dan tomat yang diberikan ayahnya. Memakannya dengan cepat hingga memenuhi mulutnya.

"ayah akan pulang terlambat, karena ada pertemuan dengan kolega ayah. Kau jangan lupa makan malam, ah makan lah diluar dengan temanmu". Haku mengangguk mengiyakan perintah sang ayah. Dia bergegas berangkat ke kampus dengan motor scoopy (Tonton) kesayangannya.

Lima belas menit waktu yang ditempuh Haku untuk sampai ke kampus. Dia berlari dari parkiran menuju kelas yang sialnya lagi kelas pertamanya ada di lantai 3, ini bukan kampus yang serba praktis dengan eskalator atau lift, dia harus menaiki tangga. Dengan langkah lebar nan lincah dia menaiki tangga. Penuh peluh, dan panas yang dirasakan. Dia terlalu cepat membakar kalorinya. Di pagi yang cerah ini. Akhirnya dia sampai diruang A03. Dengan ngos-ngosan dia melangkahkan kaki memasuki ruang kelas itu, ternyata dosen belum ada.

Dia mengistirahatkan pantatnya di kursi pojok belakang dan menyeka keringat yang mengalir lancar di pelipisnya.

"kau ini habis maraton dengan truk?, keringatmu luar biasa ahah". Seorang cowok jabrik yang ada didepannya membuatnya menarik salah satu alisnya ke atas.

"ah kenalkan, aku Uzumaki Naruto. Kau bisa memanggilku Zuma". Cowok bernama Zuma mengulurkan tangannya untuk berkenalan. Cowok berambut jabrik kuning dengan mata biru terang itu menunjukan cengiran lebarnya.

Haku menyambut uluran tangan Zuma. "Haruno Sakura, panggil saja Haku"

Zuma mengernyit."emm namamu meragukan sekali, Haku? Bisa untuk laki-laki maupun perempuan. Apa kau multi gender?". Ceplos Zuma membuat manik Haku melebar dan mengeluarkan umpatan kecil namun terdengar mantul sekali.

"sialan". Zuma yang mendengar umpatan jackpot itu tertawa dengan memegang perutnya. "Apa yang lucu?". Merasa aneh dengan cowok didepannya.

"lucu sekali umpatanmu, baru kali ini. Dipertemuan perdana sudah mengumpat. Aku rasa kau orang yang asik. Mau berteman?". Zuma mengubah posisi duduknya, agak membungkuk dan melipat tangan diatas mejanya (kalian tau kan kursi yang punya meja kecil didepannya dan menempel, ishh taulah pasti)

Yellow DaylilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang