Happy Reading
Tiba-tiba.. dari arah belakang...
Brukk...
"Aduuhh..." Ringis Amanda dengan mengelus dengkulnya yang sakit dan mulai berdarah.
Pada saat itu pula Halif, yang tak sengaja menabrak Amanda pun juga kesakitan karena ia juga terluka di bagian telapak tangan.
"Duh. eh.maaf ya gue gak sengaja nabrak lho, kepala gue pusing. Gue gak konsen." Halif menyopot helmnya dan menghampiri Amanda yang masih terduduk dan berusaha bangkit namun kakinya terlalu sakit.
"Kalo sakit ya lho gak usah nyetir begoo. Aduhh lutut gue.." Ringisnya lagi. "Bantu diri napa." Ia mengulurkan tangannya ke arah Halif.
"I iya maaf,maaf." Ia meraih tangan Amanda lalu membopongnya ke arah warung yang sedang tutup itu. "Lo, gak papa?" Tanya Halif setelah mendudukan Amanda di lantai tersebut.
"Menurut lo? Pake nanya."
"Sorry, gue gak sengaja. Gue tad-"
"Pokoknya lo harus tanggungjawab."
"Iya,iya. Gue tanggungjawab. Bawel."
"Wajah lo pucat. Lo sakit? Tangan lo juga berdarah tuh." Amanda memegang tangan dibagian telapak tangan Halif yang berdarah.
"Iya. Gua belom sarapan. Jadinya ya kayak gini."
"Kenapa lo gak sarapan?"
"Gua lagi gak pengen sarapan di rumah ada orang yang gak gue suka, tapi ngejar-ngejar gue terus. Ya gue gak sukalah mending gua cari di luar." Jelasnya sambil menatap Amanda. Tapi amanda mengalihkan pandangan yang lain.
"Gue beliin sarapan buat lo ya. Lo keliatannya lemes dan pucat. Tunggu." Amanda berdiri.
"E, tapi dengkul lo sakit."
"Dah gak papa. yang penting lo itu harus sarapan. Kalo lo pingsan yang repot siapa? Gue kan." Amanda tersenyum hingga terlihat gigi gingsul dan lesung pipinya. Senyuman Amanda pun membuat Halif terpanah ia bilang senyumanya itu mengalahkan bidadari surga. Ia terpanah ia mulai menyukai wanita karena senyumanya yang mempesona.
Amanda pun berjalan pincang menahan rasa sakit demi cowok itu. Amanda berjalan menuju warung yang ada di sebrang jalan raya ia membeli sebungkus nasi pecel dan membawa plastik berisi kapas, hansaplas dan betadine.
"Ini buat lo, lo makan dulu." Ia memberikan nasi pecel ke cowok itu yang belom iya kenal.
"Makasih iya."
Amanda tersenyum. "Iya, sama-sama."
Setelah selesai makan, Amanda mengobati tangan Halif yang terluka.
"Tangan lo terluka, sini gue obatin." Katanya sambil meneteskan betadine di punggung tangan dan jarinya. "Nggak usah ngliatin sampe segitunya kali." Kata Amanda yang sedang mengobati tanganya.
"Lo cantik."
Dekk
Jantung amanda berdebar-kencang setelah Halif mengucapkan 'Lo cantik'
Ia tersenyum kecil. Gimana enggak bayangin aja deh lo kalo di baperin sama kak senior tampan lagi."Lo baper ya." Halif menggoda dengan mencubit pipi kiri Amanda. "Ihh, gemas liat kamu itu." "Gue kok jadi suka ya.. Lo-"
"Dah selesai. Yey. Udah gue obatin." Riang Amanda sambil mengemasi obat ke dalam plastik putih.
"Eh, iya kelewatan. Nama lo siapa? Kok gua gk pernah liat lo ya." Halif menyipitkan matanya seperti orang yang sedang berfikir.
"Amanda kak." Ia kemudian berjabatangan dengan Halif.
KAMU SEDANG MEMBACA
GoodBye I Love You
Teen FictionAmanda jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Halif mahasiswa di kampus mereka yang sama. Mereka tak sengaja bertemu hingga mereka saling mencintai dan menjalin sebagai sepasang kekasih. Namun, ada sebuah insiden yang menyebabkan mereka harus ber...