“ Bagaimana jika ice cream?”
Pertanyaan itu dikatakan oleh Taemin untuk kekasihnya di seberang sana. Bukan-bukan, maksudnya bukan diluar kota atau diseberang samudera. Tepatnya ditelepon, siang ini terasa begitu panas sekali. Taemin yang biasanya tidur siangpun jadi tidak bisa tidur. Akhirnya Ia memutuskan untuk menelepon kekasihnya.
“ Boleh.” Jawaban diseberang sana sukses membuat Taemin berbinar. Pasalnya, Ia dan kekasihnya -tolong dicatat- tidak pernah kencan. Well, walaupun ini terlihat sederhana. Tapi Ia senang bisa pergi makan ice cream dengan kekasihnya. Sepertinya Ia harus berterimakasih dengan panas siang ini.
“ Baiklah, hyung. Di Kedai fluff. Ok?” Senyuman Taemin tak bisa pudar ketika kekasihnya meng-iyakan dari seberang sana. Setelah dengan riangnya Ia menutup telepon, Ia segera bersiap untuk berkencan –tepatnya kencan pertamanya-
Masih dengan senyuman mataharinya. Taemin kini memasuki kedai sambil sesekali Ia bersenandung dengan lirik-lirik yang menandakan Ia sedang bahagia. Taemin kini menoleh ke kanan dan kiri mencoba mencari sang kekasih. Tapi manik mata coklat beningya tak juga kunjung melihat sang kekasih. Akhirnya, Ia memutus untuk duduk di pojok dekat jendela sambil menunggu sang kekasih. Ia masih terlihat riang sehingga tak terlalu mempermasalahkan sang kekasih yang terlambat. Mungkin bisa dibilang, sekarang pikiran Taemin penuh dengan bayangan kencan pertamanya.
15 menit telah berlalu. Kekasih Taemin masih belum menampakkan batang hidungnya. Taemin kini mulai merasa khawatir dan sedikit kecewa. Pasalnya, kekasihnya itu tak kunjung datang dan panggilannya tak satupun dijawab.
Jika dimenit ini kamu bahagia.
Jangan pernah lupa..
Tidak ada yang tidak mungkin..
Jika dimenit berikutnya adalah kesedihan..
***
Taemin dengan gusar terus menatap ponselnya. Sehingga, Ia tidak memperhatikan luar kedai yang kini semakin ramai. Diluar jendela itu, disela-sela keramaian terdapat pemuda tampan yang berlarian menembus keramaian tanpa peduli apapun. Ia mulai memasuki pintu kedai dengan terburu-buru sambil mencari kekasih manisnya. Mata besar nan tajamnya menangkap sosok manis itu. Dengan tergesa-gesa Ia menghampiri kekasihnya dan langsung memeluknya dengan sangat erat.
“ Minho!” Taemin hampir berteriak karena terkejut. Tapi setelah itu, Ia mulai membalas pelukan kekasihnya.
“ Maaf.” Hanya satu kata yang dapat diucapkan oleh Minho. Ia merasa bersalah telah membuat Taemin menunggu dan khawatir.
“ Sudahlah.. aku senag kau datang.” Taemin tersenyum sambil mengelus punggung Minho.
“ Ayo, kita pesan ice cream.” Ajak Taemin sambil melepaskan pelukannya.
“ Aku saja.” Kata Minho sambil mengecup punggung tangan kanan Taemin. Dan perlakuan sederhana itu langsung membuat pipi Taemin memerah.
***
“ Bagaimana bisa terlambat, hyung?”
“ Tadi, ada kecelakan lalulintas di sekitar kedai. Aku khawatir itu kau. Jadi aku berlari kemari dan meninggalkan mobil dan juga ponselku.” Jelas Minho sambil menatap Taemin dengan sayang.
“ Ya! Bagaimana bisa kau berpikir begitu?” Tanya Taemin marah.
“ Kau kan ceroboh, sayang.”
“ Apa!? Ya! Choi Min..” Antara malu dan marah. Kini kemarahan Taemin tertunda saat ice cream pesanan merka datang. Ice cream vanilla diletakkan di depan Taemin dan yang coklat di depan Minho. Kemudian mereka mengucapkan terimakasih pada pelayan. Tapi anehnya, Taemin tidak senang malah justru bertambah kesal.
“ Ada apa lagi, saying?”
“ Berhenti memanggilku sayang! Dan lihat ice creamku.” Minho menatap ice cream taemin dengan heran.
“ Kenapa?”
“ Aku ingin ice cream coklat.” Kata Taemin ketus.
“ Kau bisa mengambil punyaku.” Minho menukar ice creamnya dengan milik kekasihnya itu. Bukannya senang, kekesalan Taemin malah makin menjadi.
“ Apa lagi?” Tanya Minho pasrah.
“ Aku ingin pesanan kita sama. Kenapa kau tidak mengerti juga jika ini kencan!” Taemin nyaris saja berteriak jika Ia tidak ingat ini di kedai.
“ Sayang..” panggil Minho sambil membawa kedua tangan Taemin yang terlempit didepan dadanya tanda Ia marah. Setelah berhasil membawa tangan Taemin, Minho kini menggenggam keduanya.
“ Sayang..” panggil Minho lagi.
Keadaan masih sama, Taemin tak menjawab. Minho kini menghela nafas mencoba bersabar menghadapi kekasihnya yang manja.
“ Sayang, tolong dengarkan.” Masih sama. Taemin tak sedikitpun bergeming, bahkan wajahnya sekarang sedang menatap ke jendela.
“ Apapun ice cream kita, vanilla ataupun coklat. Semua sama manisnya jika kita makan bersama dengan orang yang kita cintai.” Minho masih memandang Taemin dengan penuh cinta dan berharap sosok manis itu membalas tatapannya. Perkiraan Minho salah, dengan berat hati Ia mulai melepaskan genggaman pada tangan kekasihnya Dan mulai bangkit untuk pergi, tetapi sebuah tangan halus menggengam tangannya.
“ Maaf.” Minho tersenyum, walaupun saat ini kekasihnya masih menunduk. Ia melepaskan tangan Taemin perlahan.
“ Sebentar yah.” Kata Minho. Seketika itu, Taemin mendongkak menatap Minho dengan heran.
“ Kemana?”
“ Memesan ice cream yang sama.” Tapi lagi-lagi Taemin menggenggam tangan Minho.
“ Tidak perlu. Sayang jika ice cream ini dibuang, ya walaupun sudah sedikit mencair. Hm.. seperti yang hyung katakan. Ice cream akan tetap manis jika kita makan bersama. Ayo!” Ajak Taemin dengan senyumannya sambil menarik tangan Minho, menyuruhnya duduk. Minho membalas senyuman Taemin, dan mengacak rambut Taemin dengan sayang.
“ Dasar manja.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Drabble 2min
FanfictionKumpulan cerita singkat dari TaeMinho. Atau biasanya dipanggil 2min. 2min adalah singkatan dari Choi Minho dan Lee Taemin. Disini akan dipost berbagai macam genre mengenai mereka. Dan perlu kalian tahu, ini cerita boyxboy. Thanks atas perhatiannya. ...