“ Taemin! Taemin!” Panggilan berkali-kali itu kini mengganggu sosok manis yang sedang berjalan dengan tenangnya di koridor. Hari ini, Ia pulang lebih sore dari biasanya. Klub tari yang diikutinya sedang mengadakan kegiatan di sekolah, sehingga membuatnya pulang telat.
“ Eoh? Ada apa?” Tanya Taemin dengan heran. Ternyata, orang yang memanggilnya tadi adalah si ketua klub drama. Isu di sekolah mengatakan dia sedikit aneh. Tetapi walaupun begitu, dia terlihat ramah dan murah senyum. Namanya Jinki, dia lebih tua 2 tahun dari Taemin.
“ Didepan ada yang menunggumu.” Katanya sambil terengah-engah.
“ Oh..ya? terimakasih, hyung.” Taemin menangkap jempol tangan kanan Jinki bergerak tanda menjawab terimakasihnya. Ia segera pergi mendahului Jinki, masalahnya Ia harus segera mengambil beberapa buku di lokernya. Belum lagi, hari makin sore dan semakin membuat sekolah terasa sepi. Dengan cepat Ia berjalan sesekali menengok kebelakang, tidak biasanya Ia merasa takut. Apa ini karena isu aneh tentang Jinki? Tidak mungkin.
****
Setelah sampai di depan lokernya. Taemin kini bernafas lega, sambil dengan tergesa memasukan buku-bukunya ke dalam tas. Saat Ia berbalik, tepat dua meter di depannya telah berdiri seseorang yang memakai topeng menyeramkan dan hal itupun sukses membuat Taemin menjerit.
“ AAAAAAAAAAA! PERGI! PERGI!” sambil menutup matanya, Taemin terus berteriak histeris. Ia semakin menjadi-jadi dan tak berani membuka matanya, saat Ia merasakan punggungnya dipeluk dari belakang, Taemin semakin histeris seperti kesetanan.
“ LEPAS!” masih histeris dan meronta-ronta kini Ia mulai menangis.
“ Sayang, tenanglah.” Suara bariton lembut terdengar ditelinga Taemin. Seketika, Ia pun segera membalikkan badan tanpa membuka matanya dan memeluk erat sang kekasih. Badan Taemin terasa bergetar dan terdengar isak yang tak henti-hentinya. Minho menggelus punggung Taemin dengan lembut sambil membawanya keparkiran, juga memungut tas Taemin yang terlempar jauh.
****
Tepat di depan mobil, Minho mencoba melepaskan pelukan kekasihnya. Bukannya lepas, Taemin malah semakin memeluknya dengan erat. Minho menghela nafas sambil mencoba membujuk kekasihnya.
“ Sayang, kau ingin tetap di sekolah?” Tanya Minho perlahan.
Taemin hanya menjawab dengan gelengan.
“ Nah, sekarang lepaskan pelukanmu, agar kita bisa pulang.”
Tetapi hanya gelengan yang di dapat Minho.
“ Baiklah, begini saja. kau naik dulu, setelah itu kau bisa memelukku. Bagaimana?” tawaran Minho perlahan-lahan membuat pelukan Taemin melonggar. Ia masih menutup matanya dan dituntun masuk oleh Minho. Segera Minho berlari kepintu satunya dan masuk. Setelah memasang sabuk pengaman -Taemin dan Minho-, Minho mulai menjalankan mobilnya dengan satu tangan, karena keadaannya sedikit sulit jika Taemin memeluknya. Dan Minho bersyukur Taemin mengerti.
****
Sepanjang perjalanan, hanya keheningan yang ada. Minho sibuk berkonsentrasi menyetir dan Taemin sepertinya tertidur. Setelah sampai, Minho mencoba melepaskan pegangan Taemin dilengannya dengan perlahan. Ia sedikit kram karena menahan selama diperjalanan. Ia tak tega membangunkan Taemin. Akhirnya Minho memutuskan untuk mengendong kekasihnya dengan gaya koala hug.
Ting tong ting tong
Bel rumah Taemin berbunyi setelah dengan susah payah Minho menekannya. Bisa dibayangkan kedua tangannya kini merengguh Taemin. Sontak pintupun terbuka dan menampilkan umma Taemin.
“ Minho? Kenapa dengan Taemin?” Tanya umma Taemin dengan khawatir sambil mempersilakan Minho masuk untuk membawa anaknya ke kamar.
“ Sebentar, bibi.” Minho segera melesat ke kamar Taemin yang sudah Ia hafal. Umma Taemin hanya menunggu di ruang tamu.
****
“ Ah, akhirnya.” Minho mendesah lega saat meletakan Taemin dengan selamat di kasurnya. Dielusnya kepala Taemin dengan sayang. Kemudian di kecup kening kekasihnya dengan penuh cinta.
“ Hyung,” panggilan dengan suara parau itu menyadarkan Minho untuk segera melepaskan kecupannya. Ia melihat kekasihnya kini tengah tersenyum.
“ Apa ada yang sakit?” Tanya Minho khawatir.
“ Tidak, hanya saja badanku sangat lemas.” Masih dengan suara paraunya Taemin menjawab.
“ Tidurlah.” Kata Minho sambil mengelus pipi Taemin dengan sayang.
“ Apa aku boleh bertanya, hyung?”
“ Besok saja, katanya badanmu lemas.”
Taemin menolak dengan gelengan.
“ Baiklah, satu pertanyaan kemudian tidur. Ok?” Taemin tersenyum, kemudian mendudukan tubuhnya di hadapan Minho.
“ Apa hyung bermaksud menjemputku?” Tanya Taemin dengan wajah lebih bersinar, sepertinya Ia mulai lupa kejadian histeris itu.
“ Iya, aku kebetulan tidak ada kuliah sore. Jadi sekarang tidurlah.” Kata Minho sambil mencoba membaringkan Taemin. Tetapi detik berikutnya, Taemin kembali bangkit dan mengecup kilat bibir Minho.
“ Terimakasih, hyung.” Setelah itu Taemin tidur memunggungi Minho yang kini mematung sesaat. Minho segera bangkit dan keluar dari kamar Taemin dengan senyuman. Umma Taemin menatap Minho dengan heran, masalahnya Minho mengabaikan kehadirannya tepat di depannya. Tetapi dengan santainya, Minho berjalan melewatinya dengan senyuman anehnya. Umma Taemin hanya menggeleng mencoba paham.
“ Dasar anak muda.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Drabble 2min
FanfictionKumpulan cerita singkat dari TaeMinho. Atau biasanya dipanggil 2min. 2min adalah singkatan dari Choi Minho dan Lee Taemin. Disini akan dipost berbagai macam genre mengenai mereka. Dan perlu kalian tahu, ini cerita boyxboy. Thanks atas perhatiannya. ...