city lights ;

200 17 17
                                    

author's pov

bianca terdiam sembari melihat sofanya, memperhatikan luke yang sibuk mengetik sesuatu di hand phonenya. "eh, lo udah siap? yaudah ayo berangkat sekarang daripada telat," mendengar ajakan luke, bianca yang tadinya terdiam lantas berbicara "mau kemana sih? udah malem gila," celetuknya. "adalah pokonya lo ikut aja, gak bakal nyesel kalo sama gue ca." bianca menuju mobil luke, sambil tersenyum kecil mengingat masa kecilnya bersama luke.

"luke, kita mau kemana sih? harus banget apa malem-malem begini. kan gue mau tidur, mending tadi kita nonton film bajakan tau!!" gerutu bianca. "udahlah ca, lo diem aja, kalo lo ngantuk tinggal mundurin jok, susah amat.." balas luke setengah kesal.

bianca hendak memundurkan joknya, tetapi dia kembali memajukannya saat melihat lampu-lampu dari rest area. "loh kita ngapain nyetop disini, gue gak laper!!" omelnya. dengan santai luke membalas "bianca, gue nyetop disini bukan mau beli makanan" bianca tersentak "LAH TERUS KITA NGAPAIN?! APA JANGAN-JANGAN LO BUKAN LUKE!!! LO OM-OM YANG PAKE RAMUAN KAYAK DI FILM HARRY POTTER TRUS NIATNYA MAU NYULIK GUE MAKANYA BAWANYA MALEM-MALEM BEGINI!! NGAKU GAK LO! NGAKUUUUU!! ATAU GUE TELFON POLISI YA SEKARANG JUGA!" luke yang sedari tadi menutup kupingnya hanya tersenyum melihat kelakuan sahabatnya. "ngga encak, gue beneran luke kok, suwerr. kita tuh disini karena lo mau tidur, dan gue, luke, anaknya mami liz, berkewajiban untuk jagain lo. udah deh jangan banyak omong," tetapi bianca malah bangun dan berkata "heh iler, gue mah tidur ya tidur aja ga perlu dijagain, lagian kalo kita berhenti disini juga ga bakal nyampe nyampe luuuuuukee," cowo itu hanya bisa pasrah, pasalnya, jika diteruskan, mereka akan berakhir dengan pertengkaran. dan luke tidak mau itu terjadi.

"nca, bangun, udah sampe." ucap luke saat sampai ditempat tujuannya. "hah, kita ada dimana?" merupakan 4 kata pertama yang diucap binca sehabis tidurnya. "kita di jakpus, ayo keluar." bianca bangkit mengikuti luke yang duduk di atap mobilnya seraya mengucek matanya.

"luke, lo kenapa bawa gue kesini?" tanya bianca setelah melihat berjuta cahaya yang keluar dari gedung perkantoran kota jakarta. "ca, lo tau kan gue sayang banget sama lo?" bukannya menjawab pertanyaan bianca, luke malah mebalikkan pertanyaan. "tapi, lo tau gak, kalo rasa sayang gue ini lebih dari sahabat?"

and that was it, bianca akhirnya tau apa arti dia dalam hidup luke.

"gue kadang suka mikir, kapan waktu yang tepat untuk gue ngomong langsung ke lo tentang perasaan gue, dan sekarang adalah waktunya. ca, lo tau kan gue pengecut. tapi ada satu hal lagi yang mau gue kasih tau ke lo." bianca yang sudah berkaca-kaca hanya bisa membalas "apa?" dengan lemah.

"gue harus pindah ke us. bokap gue dipindah kesana. maaf banget, bukannya gue mau nelantarin lo atau apa, tapi gue gak punya pilihan lagi." mendengar itu, bianca langsung menangis sejadi-jadinya. luke yang tidak tega melihat 'gadisnya' menangis pun memeluk bianca dari kirinya. "kira-kira lo balik lagi kapan luke.." luke bingung menjawab apa, "nggak tau ca, dan kata bokap ada kemungkinan gue gak balik."

"luke, janji ya sama gue kita gak bakalan lost contact kayak cerita-cerita klise di wattpad," ucap bianca di pelukan luke "iyaiya, buat lo apa yang engga siih, tapi lo juga janji, ga ada gue jangan macem-macem," luke meletakkan tangannya di pipi bianca, dia mencium lembut keningnya dan berkata "see you when i see you, bianca." dan dengan itu, luke meninggalkan bianca. dan saat luke hendak masuk, dia menoleh ke belakang, untuk melihat gadisnya, untuk terakhir kalinya.

city lights → hemmingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang