Chapter 4

707 63 28
                                    

-Jisoo PoV-

Di satu tempat yang hanya diterangi oleh lampu remang-remang, disana kumelihat Seungcheol yang digerumungi oleh para perempuan berpakaian minim. Menyentuh bagian tubuh Seungcheol dan memperlihatkan bagian tubuh mereka yang tak tertutup kain didepan wajah Seungcheol, Seungcheol terlihat sangat menikmati itu semua sama sekali satu dari mereka tidak menatap ke arahku. Dan kulihat salah satu perempuan yang menjadi kekasih Seungcheol saat ini, mereka bercumbu mesra tanpa memikirkan orang lain. Lama kumemperhatikan mereka Hingga suara yang asing menggema dipendengaranku, "Kenapa Tuan Choi sendirian tadi? Apa tidak bersama dengan pesuruhmu yang bernama Hong Jisoo itu? Ah, atau kau sudah membuangnya?" Kata suara itu.

Hingga sepasang mata menatap kearahku dan beberapa dari perempuan berpakaian minim tadi berangsur mendekatiku lalu suara tadi kembali terdengar "Anak laki-laki sepertimu ingin hidup dengan orang seperti Tuan Choi? Itu tidak akan terjadi. Bangun dari mimpimu. Tuan Choi adalah pewaris Choi's Group, sedangkan kau, hanya seorang pesuruh dari sebuah panti asuhan. Seharusnya kau tidak hadir didunianya." Perempuan-perempuan tadi semakin mendekat ke arahku sambil memanggil-manggil namaku.

"Jisoo..."

"Jisoo..."

"Jisoo..."

Aku terlonjak saat membuka mata dan mendapati wajah Seungcheol yang sangat dekat denganku, buru-buru aku menegakkan tubuhku dari pinggir tempat tidur Seungcheol. Ternyata yang tadi hanyalah mimpi buruk. "Hahh.. haah.. Tuan.." Nafasku memburu mengingat mimpi menyeramkan tadi.

Seungcheol menatapku dalam, "Apakau tidur dengan posisi itu sepanjang malam?" Tanyanya.

"Semalam kau mabuk berat, apa sudah terasa lebih baik?" Tanyaku mengalihkan pembicaraan.

"Kenapa tidak tidur dengan benar, hah?!" Tanyanya lagi, ah pasti dia marah karena aku mengalihkan pembicaraan. "Kemari!" Perintahnya yang pasti tidak bisa ditolak. Aku berangsur naik ke atas ranjang namun badanku tak dapat digerakkan karena tertidur dengan posisi itu sepanjang malam. Seungcheol dengan segera mengangkat tubuhku lalu membaringkan tubuhku. Lagi-lagi aku terlonjak saat tangannya meremas-remas bagian paha atasku.

"Tuan... Apa yang kau lakukan?" Tanyaku panik.

"Memberi pijatan. Tidur dengan posisi tadi sangat berbahaya, darah tidak mengalir."

"Aku tidak apa-apa." Seruku namun tak digubris, Seungcheol masih saja meremas-remas pahaku. Detak jantungku semakin memburu dan aku yakin pasti wajahku sudah semerah tomat.

Seungcheol tersenyum. Miring. "Kenapa kau gugup, Soo? Ada apa denganmu?" Katanya. Tangannya naik lalu mengelus tanganku dengan perlahan, tangannya semakin naik ke dadaku. Sedikit meremasnya.

"Seungcheol hentikan!" Teriakku. Namun lagi-lagi dia tidak menghentikannya.

"Kenapa wajahmu merona? Dan juga detak jantungmu tak karuan." Ucapnya masih sambil menyentuh dadaku. "Jisoo.. sangat mirip seperti seorang gadis." Kekehnya.

"Tuan jangan bercanda!" Teriakku. Namun Seungcheol malah memposisikan dirinya diatasku, mengukungku dengan kedua tangannya. "Tuan, kau harus mandi." Lirihku.

"Aku merindukanmu, Jisoo." Bisiknya. Seungcheol memulai memberikan kecupan dileherku kemudian menggigitnya

Aku takut.

Aku sangat takut.

Hingga tanpa sadar air mata mulai mengalih keluar. Aku memejamkan mata hingga kurasakan Seungcheol berhenti dari aktifitasnya. Menatapku lalu mengusap air mata dipipiku kemudian mengecup kedua kelopak mataku yang terpejam. Seungcheol bangkit mendudukan dirinya disampingku. "Baiklah, karena kau begitu pelit, sebagai gantinya kau harus datang untuk menggosok punggungku." Ujarnya lalu bangkit menuju kamar mandi. Aku menetralkan detak jantungku yang sedang sekarat lalu menuju kamar mandi sesuai permintaan Seungcheol.

Uncontrolled Love [CheolSoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang