31

82 5 0
                                    

Willona prov.

"Apakah aku harus mati?"tanya ku pada diri ku sendiri.

Entalah hal segila itu terpikir oleh ku karena apa? Knp tuhan selalu memberi ku ujian yg sangat sulit? Apakah ia bahagia melihat ku menderita? Barusaja aku kehilangan kakek ku dan sekarang aku kehilangan ka tasya, apa kau ini ada? Jika bnr kau ada mengapa kau melakukan hal seperti ini terhadap keluarga ku? Maaf tapi sepertinya aku berpikir bahwa kau itu tidak ada jangan salah kan diri ku karena mungkin tidak lagi mempercai mu,eh tpi aku memiliki ide agar aku tau bahwa tuhan itu ada atau tidak aku pun berdiri menuju meja rias setelah aku berdiri di dpn meja rias aku melihat diri ku di kaca dimana kalo itu bkn lah diri ku, aku pun menyorot kesebuah benda yg tergeletak benda tajam yg dimana bisa membawakan jawaban untuk ku ya itu adalah gunting akupun langsung meraih gunting tersebut dan sekarang gunting itu berada di gengaman ku, aku berpikir bahwa.

"Ini akan membawa ku terhadap kepastian bahwa tuhan itu ada atau tidk?"

"Jika tuhan itu ada dan aku bertemu dengan nya aku akan meminta pertanggung jawaban nya dan memarihi dan menangis di hadapan nya karena aku sudah sangat lelah dengan ujian yg dia berikan kepada ku"

"Tapi jika tuhan itu tidak adak mungkin aku akan sangat kecewa karena untuk apa selama ini aku berdoa lalu aku berdoa dan memohon terhadap siapa? Tapi ya sudahlah mungkin aku akan bertemu appa,eomma,hal abeoji,dan eonni tasya"

Itulah yg terpikir di dalam pikiran ku ketika aku mulai melakun nya aku mulai menyimpan gunting tepat di atas nadi tangan kanan ku ketika aku baru saja ingin mengesek nya tiba tiba.

Dert...dert...

Beberapa pesan masuk aku melihat nama pengirim tersebut mana tak jauh yaitu anak bangtan terutama taehyung tapi yg menarik perhatian ku karena tidak jadi melakukan hal bodoh,kekanakan,dan segila itu karena aku melihat pesan yg tidak ada nama pengirim nya aku mencurigai bahwa pengirim pesan tersebut ia lah pria gila yg membunuh kk ku, aku dengan cepat meletakan gunting lalu mengambil hp ku yg tergeletak di meja rias.

Aouthor prov.

Willona pun langsung mengabil nya lalu membuka pesan tersebut dan ternyata benar no yg tidak di ketahui tersebut ialah pria gila yg membunuh kk nya.

message

+821088×××××

"Apa kau mengingat ku?"

"Kau tak mungkin lupa dengan ku"

"Hey beby knp kau tidk membalas nya?"

Willona hanya memandingi pesan tersebut.

"Yakin kaga mau bls pesn ku?"

"Klo begitu ya sudah aku tak akan memberi tahu satu hal yg harus kau ketahui"

Willona prov.

Apa yg dia maksud? Apakah ia mengetahui sesuatu tentang keluargaku? Aku ters saja memandangi pesan tersebut hingga akhiranya ada yg menghubungi ku.

Dert..dert..dert..

Apa yg ia inginkan? Ya pria itu menelepon ku apa yg harus ku lakukan apakah aku lari keluar dan meminta bantuan? Atu mendiamkan dan tidk menjawab telepon tersebut? Tapi sayang rasa penasaran ku lebih besar karena mungkin saja ia mengetahuin hal yg sangat penting aku pun mulai menekan tombol hijau.

"Akhirnya kau mengakat juga"-pria gila

"U..ntuk apa km menelepon ku? Dan tau dari mana no ku ini?"

"Hey beby, tentu aku merindukan mu itu hal yg mudah bagi ku"-pria gila

"Cukup! Aku bkn beby mu"

"Jangan galak galak amat sayang, yakin kau tak ingin mengetahui nya?" -pria gila

"Mengetahui soal apa maksud mu?"

"Siapa yg menyuruh ku untuk melakukan pembunuhan terhadap keluarga mu"-pria gila

Tunggu apa yg ia maksud keluarga ku? Apa hanya ka tasya saja yg ia bunuh atau jangan jangan ia juga yg membunuh eomma dan appa?

"A..pa kau yg membunuh eomma dan appa?"tanya ku ragu terhadap pria gila

"Ne, bkn hanya eomma dan appa mu melainkan kakek mu juga"-pria gila

Deg..

Hati ku benar benar hancur mendengar apa yg barusaja pria gila itu katakan, ini tak main main kan? Kantuk air mata ku sudah tak kuat manahan nya setes demi setes aku pun menangis mungkin pria gila itu mendengar insarkan  nangis ku.

"Apa kau menangis? Sudahlah untuk apa kau menangisi orng yg sudah mati? Tidak akan ada gunanya"-pria gila

"Sampai kapan pun aku tidak akan mau menikah dengan mu! Aku tidk sudi mempunyai seorng suami pembunuh!!"sentak ku

"Cih, kau menolak ku? Pikirkan lah baik baik"-pria gila

"Wae? Untuk apa aku harus memikirkan hal segila ini!"

"Aku tau mungkin saja kau akan melaporkan ku sebagai pembunuh keluarga mu, tapi km tidak akan bisa menangkap si pelaku yg sesungguh nya alis seseorng yg meminta ku untuk membunuh keluarga mu"-pria gila

Orang tersangka? Apa yg harus ku lakukan? Jadi selama ini ia membunuh keluarga ku karena ada seseorng yg menuyuruh nya.

"Siapa dia?"

"Ani, aku tidak akan memberi tahu mu dengan mudah aku akan memberi tahu mu dengan satu syarat"-pria gila

"Apa syarat nya?"

"Sudah ku katakan menikalah dengan ku, aku tidak akan menyakiti mu mau pun membunuh mu"-pria gila

Dia bnr bnr gila, apa yg harus ku lakukan bagaimana ini? Aku sudah berjanji ke hal abeoji klo aku akan menangkap sang pelaku.

"Sudahlah jangan menegang seperti itu, aku akan memberikan mu waktu jadi bersiaplah,oh ia jangan kau katakan pada polisi klo aku menghubungi mu jika kau mengatakan nya inget kau tidak akan mengetahui nya, baiklah aku pergi dulu.bye"-pria gila

Tut..

Ia mematikan telepon nya apa yg harus ku pulih bagaimana ini.

Aouthor prov.

Willona makin tertekan ia mendapatkan sebuah kesepakatan dan bagaimana ia memilih nya ia tak ingin menikah dengan seorng pembunuh terutama lagi pria itu telah membunuh keluarganya dan ia juga tak mencintai pria tersebut ia sangat kasar, waktu terus berjalan hingga akhirnya willona berbaring kembali di kasur nya hingga ia memilih lebih baik menutup matanya.

08.30

Tok..tok..tok

Jimin mengetuk kamar willona dari luar karena ellina menyuruhnya untuk membangunkan nya lalu mengajak nya makan, tidak ada jawaban dari willona hingga akhirnya jimin membuka pintu kamar willona dengan perlahan.

Cleck..

"Will?"-jimin

Jimin melihat willona yg sedang tertidur ia tak tega membangunkan willona tapi mau bagaimana lagi jimin pun akhirnya menghampiri willona yg tertidur lalu berusaha membangunkan nya.

"Will bangun udh pagi"-jimin

Dengan perlahan lahan willona membuka matanya dan ia langsung melihat jimin yg berdiri di sisi kasurnya dengan memberikan sebuah senyuman nya itu willona pun membalas nya.

"Bangunlah bentar lagi kita akan sarapan lebih baik km mandi dulu"-jimin

Willona pun berdiri dan menghampiri jimin tiba tiba saja willona.......


















Bersambung.....

From hate to love #kim TaehyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang