1. Pergi

188 15 4
                                    

"Papa berangkat ya, inget jangan nakal" ucap tama sembari mencium kening putrinya.
"Aku berangkat" pamit Tama dan langsung mengambil tas kerjanya dan pergi tanpa memberikan ciuman pada kening pita sebagai mana rutinitas mereka, tama pergi tanpa menyentuh makanan yang telah pita siapkan, untuk kesekian kalinya pita merasa suaminya benar-benar berubah, pernikahan mereka dulu memang bukan atas dasar cinta, tapi setelah resmi menyandang nama pitaloka yudistira, pita telah berjanji pada dirinya sendiri untuk membuat tama mencintainya, rama memang memberika semua fasilitas yang pita butuhkan, dan pita juga merasa tama mulai membuka hatinya untuk pita, dan hal itu juga semakin terasa saat rama tahu pita mengandung buah hati mereka, tapi itu tidak berlangsung lama, hanya sampai usia Mentari tepat 4 tahun tama tiba-tiba berubah, sampai pita tahu ternyata tama kembali menjalin kasih dengan mantan pacarnya, tanpa sadar pita mengelus2 perutnya yang masih rata, pita tak ingin anaknya yang belum lahir kedunia juga ikut merasakan kesedihannya.
"Mama tenapa pegang pelut?" Tentu saja itu suara cadel putri kecilnya Mentari.
" hmm mama cuma lapar sayang, ayo makan" ucap pita, saat melihat ke meja makan, pita melihat ponsel suaminya tergeletak sembarangan di atas meja, pita meraih ponsel itu, dan sejak kapan ponsel suaminya memiliki password? Pita mencoba membuka ponsel itu dengan tgl lahir suaminya dan ya ponselnya terbuka, raut wajah senang langsung menghilang ketika melihat wallpaper suaminya secara jelas (liat pic di mulmed) . Tapi tidak cukup sampai disitu, pita membekukan hatinya melihat foto itu, toh kemarin tanpa ada foto itu pita sudah melihat perselingkuhan tama secara langsung, ini pertama kalinya bagi pita memeriksa ponsel suaminya, tidak ada apapun di dalamnya kecuali chat mesra suaminya dengan kontak bernama shiena, pita Membaca setiap Chat itu dengan perasaan yang tidak bisa dijelaskan seperti apa dan menangis dalam diamnya sambil terus membaca. Pita  mengemasi beberapa pakaiannta dan juga pakaian mentari ke dalam koper. "Kita mau temana ma?" Tanya mentari dengan suara imutnya
"Kita mau ketemu kakek sama nenek sayang" jawab pita jujur sembari mengusap kepala putrinya sayang.
"Yei ketemu kakek nenek" ucap mentari senang tanpa mengerti yang terjadi sesungguhnya. "Ayo sayang"
"tapi, papa ndak ikut ma?"
"Mm.. papa nanti nyusul sayang" bohong pita.
Pita menyeret kopernya keluar dari pintu utama, sambil menggandeng mentari. Sebelum keluar pita berhenti sejenak dan bergumam pelan "Ini yang terbaik" ucap pita sebagai mantra untuk melaksanakan niatnya pergi dari rumahnya dengan tama, tekadnya sudah bulat, dan tak akan ada yang bisa menghentikannya.
"Selamat tinggal mas" cicit pita lalu langsung keluar dari rumah dan menaiki taksi yang telah ia pesan.

***

Tama memasuki rumanya. Lampu masih menyala karna kali ini memang tama pulang lebih cepat,semua sudah tertata rapi dan bersih "pita.. mentari papa pulang" ucap raman sedikit berteriak tapi bukan pita atau mentari yang menghampirinya melainkan bik ina yang datang hanya tiap minggu untuk membersihkan rumahnya. "Maaf tuan, ini tadi nyonya minta saya memberikan ini untuk tuan"  ucap pembatu itu memberika sebuah kotak yang tadi pita titipkan padanya, tama memnerima kotak itu dan ternyata isinya adalah semua barang-barang yang pernah tama berikan untuk pita, isinya termasuk cincin pernikahan  dan buku tabungan yang tama berikan yang nominalnya tidak sedikit bahkan ada uang 3 juta rupiah yang tama berikan 2 hari lalu untuk uang bulanan pita, dan mata tama tertuju pada selembar surat yang ada bekas air yang sudah mengering.

Teruntuk suamiku Aditama Yudistira

Aku sudah pergi kerumah orang tuaku mas, maaf aku tidak pamitan langsung sama kamu mas, hati aku belum siap untuk melihat wajah kamu, maaf jika selama ini aku belum bisa jadi istri yang baik buat mas, mungkin memang aku istri yang gagal buat bikin kamu nyaman dirumah sampai mas nemuin kenyamanan di samping wanita lain, aku rela mas ceraikan,
Kemeja kerja kamu aku taruh di lemari bagian atas, kaos kaki dan ikat pinggang di laci bawah lemari mas.
Bik inah setiap minggu akan datang untuk bersih-bersih, jangan lupa berikan gaji dia setiap akhir bulan.

Setelah aku pergi, jangan lupa minum obat, lambung mu kurang sehat, aku sudah menyuruh orang membelikan mu obat maag , seharusnya cukup untuk 2 bulan kedepan, jaga diri kamu mas... dari wanita yang mencintaimu

Pitaloka

"Araghhh"  marah tama lebih kepada dirinya sendiri, dengan mata yang memerah tama masuk kedalam kamar dirinya dan pita, setengah baju pita telah menghilang .
"Pita, kamu gak boleh tinggalin aku" ucapnya frustasi sampai matanya melihat sebuah benda pipih dibatas meja, kepalanya semakin sakit saat tama  Melihat ada 2 garis merah di alat itu. Pita tengah mengandung anaknya tapi dia malah selingkuh dengan wanita lain. Dengan tergesa-gesa tama bergegas berberbalik menuruni tangga dan segera masuk ke mobil. Tujuannya hanya satu stasiun kereta, tama yakin pita naik kereta untuk kerumah orang tuannya

setengah jam, tama sampai ke stasiun kereta dan mendapatkan pita dan mentari hendak masuk ke kereta, mentari melihat tama dan berlali kerah papanya sambil berteriak papa dengan nada senang. Tama mengangkat mentari kedalam gendongannya.
Dengan nada yang tinggi ia berkata, "Kamu mau kemana pita?! Aku begitu lelah kerja buat kamu dan anak-anak kita tapi kamu malah disini, cepat ikut aku pulang!" Tama terlihat sangat galak dan kasar dan itu kompensasi dari penyesakannya. 
"Aku.."
"Wanita hamil tidak baik bepergian jauh, kalau sampai anakku kenapa-napa aku gak bakal maafin kamu"
"Kamu.,, tau?"
"Pulang pita" kali ini dengan suara yang lebih lembut. Saat dalam perjalanan menuju stasiun kereta tadi tama sangat ketakutan, takut terlambat dan tidak menemukan pita, takut kehilangan pita istrinya.
Tama menghampiri pita dan memeluk istrinya dengan mentari di gendongannya.
"Mentari dan adikknya juga butuh aku pita, dan aku juga udah janji sama papa kamu buat jaga kamu"
Pita menggeleng dan melepas pelukan tama "gak mas, keputusan aku udah bulat, aku ikhlas mas kita pisah, tapi jangan ambil mentari mas.." ucap pita terisak. "Gak, aku ga mau pisah sama kamu, aku butuh kamu pita, aku cin--"
"Ssst.. jangan bilang cinta mas kalau kamu masih belum yakin sama hati kamu sendiri, kamu harus bedakan mana cinta dan mana obsesi mas, aku berani jamin mas ga bakal kejar aku kalau mas gak tahu aku hamil kan mas? Jawab mas kalau yang aku bilang itu salah mas jawab!!"
"Pita.. aku.."
"Mas ga bisa jawab kan? Jadi lepasin aku dan kembali saja ke wanita yang bisa buat mas bahagia, kirimkan surat cerainya ke rumah orang tuaku mas, selamat tinggal mas" ucap pita dan meraih mentari dari gendongan tama. "Tari..." ucap tama saat mentari sudah dalam grndongan pita

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 10, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

IL2LY (I Love Too Love You)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang