Sepotong Hati Yang Tertinggal

109 15 8
                                    


Holla! Aku kembali datang dengan sebuah cerita pendek. Sebenarnya ada sih yang bukan cerita pendeknya, tapi belum ketemu cover yang cocoknya. Mungkin ada yang tiba - tiba mampir kesini dan tergugah untuk membuatkan covernya, hehe. Dan semoga kalian suka guys sama ceritanya.

----

"Aku mau memiliki kamu seutuhnya," ucap Rivo yang kini berada di atas tubuh Mahoni.

"Ta..ta..pi..." Mahoni tergagap sebab ia sadar siapa dirinya di kota ini, tidak ada harta berharga lainnya kecuali keperawanannya.

"Kamu cinta aku?" Bisik Rivo di telinga Mahoni dengan nada yang terdengar sensual bagi siapapun yang mendengarnya.

Mahoni terdiam sebelum akhirnya mengangguk. Dia mencintai laki - laki ini, tapi bagaimana jika keluarganya tahu apalagi di keluarganya juga sedang ada masalah yang sulit dijelaskan.

"Kalau kamu cinta aku coba buktikan."

"Baiklah, kalau dengan itu kamu percaya aku mencintaimu," akhirnya Mahoni mengambil keputusan.

"Kamu tenang saja aku akan bertanggung jawab jika terjadi sesuatu," Ucap Rivo sebelum mencium Mahoni dan membopongnya ke salah satu kamar di Villa miliknya ini.

Dan, ya, tidak perlu dijelaskan betapa panasnya kejadian mereka disana sebab yang terdengar hanya desahan dan racauan mereka yang sedang menikmati surga dunia.

"Terima kasih sayang, terima kasih kamu sudah mengizinkan aku memilikimu seutuhnya," ucap Rivo mencium kening Mahoni setelah pergulatan panas mereka di ranjang dan berakhir dengan mereka tidur bersama malam itu.

Tuhan apa yang ku lakukan ini benar? Tanya Mahoni dalam hati sebelum dia benar - benar menutup matanya untuk menuju ke alam mimpi.

----

Seminggu sudah berlalu semenjak kejadian di villa tersebut. Namun kini Rivonya berubah. Awalnya ia mulai bersikap kasar pada Mahoni. Memaki karena terlambat bertemu di cafe atau memukul ketika ia tidak sependapat dengannya.

Ada apa dengan dia Tuhan batin Mahoni seminggu belakangan ini.

"Kau lelet sekali sih jalannya, macam siput!" Bentak Rivo ketika mereka berjalan di koridor kampus.

"Maaf sayang," Mahoni hanya tertunduk tidak sanggup menatap kilatan mata itu.

"Ah, sudahlah," ucap Rivo sebelum benar - benar meninggalkan Mahoni disana dengan tatapan penuh tanya banyak orang.

----

Besok aku tidak bisa menjemputmu kamu pergi ke kampus sendiri saja. Begitu pesan yang Rivo kirim untuknya satu pesan darinya di hari ini.

Done!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang