OVERDOSE : BAGIAN 3 'END'

3.9K 232 23
                                    


Seoul National Hospital

Bau obat-obatan bercampur alkohol sangat menyengat organ penciumanku. Dimana aku? Aku mencoba untuk membuka kedua mataku, tapi mata ini seakan terolesi dengan lem perekat yang sangat kuat.

"Bagaimana keadaan putra kami dokter?" samar-samar aku mendengar suara eomma. Jadi aku dirumah sakit? Sebenarnya apa yang terjadi denganku? Aku ingin berteriak, tetapi mulut ini seakan terkunci rapat.

"Untuk saat ini putra anda baik-baik saja, mungkin sebentar lagi dia akan siuman. Tapi sebenarnya keadaannya sangat serius."

"Apa maksud dokter?" kini suara Luhan yang kudengar.

"Sehun~ssi adalah pasien saya 5 tahun yang lalu. Saat itu ada seorang pemuda yang datang menemui saya, dilihat dari penampilannya ia adalah seorang siswa sekolah menengah atas. Pemuda itu mengeluh sering mual-mual, pusing, kurang mampu mengendalikan diri dan sering merasa bingung. Dan saat itu dia menunjukkan sebuah kapsul yang sering dia konsumsi. Katanya itu adalah obat penenang yang sudah dia konsumsi sejak tahun kedua di sekolah menengah pertama. Saya bertanya kenapa dia mengonsumsi obat itu dan dari mana dia mendapatkannya? Dia bercerita bahwa begitu banyak masalah yang dihadapinya dirumah.

Tentang kedua orang tuanya yang selalu memarahinya dan membeda-bedakan dengan saudara kembarnya. Dan itu membuatnya merasa tertekan dan depresi. Dia juga mendapatkan obat itu dari salah satu temannya disekolah. Apakah anda tau jenis obat penenang yang sering dikonsumsi putra anda?

Obat itu adalah sejenis Ekstasi atau Metilendioksimetamfetamin. Salah satu zat adiktif yang berbahaya. MDMA atau ekstasi bersifat halusinogen. Ekstasi bisa berupa bubuk atau kapsul. Dan dampak langsung dari ekstasi diantaranya perasaan senang berlebihan, perasaan nyaman, mual-mual, berkeringat dan dehidrasi, percaya diri dan kurang mampu mengendalikn diri, suka menggertakkan dan menggesek gigi, meningkatkan denyut jantung, tekanan darah dan suhu tubuh, kebingungan, pusing atau suka bercanda yang tidak lucu.

Dan dampak jangka panjang dari mengonsumsi ekstasi itu menyebabkan resiko kerusakan psikologi dan mental sangat tinggi. Seperti merusak otak dan mengganggu daya ingat, membahayakan otak yang berfungsi untuk pembelajaran dan berfikir cepat, dapat menyebabkan kerusakan jantung dan hati, dan penggunaan rutin dapat menyebabkan diri pengonsumsi mengalami depresi ekstrim dan gangguan mental. Saya sudah menyarankannya untuk tidak lagi mengonsumsi obat tersebut karena efek-efek yang ditimbulkannya, tetapi saya tidak tau apakah Sehun~ssi masih mengonsumsinya atau tidak, karena 1 tahun belakangan ini dia tidak lagi datang menemui saya," jelas dokter itu panjang lebar.

"Ya Tuhan ,Sehun~ maafkan eomma nak" kumendengar eomma menangis menyesali apa yang telah dia lakukan padaku. Appa ikut menangis dan berusaha menenangkan eomma. Aku juga mendengar Luhan berteriak marah, menyesal, atau bahkan sedih? Hah..bukankah itu sudah terlambat. Aku tak butuh ucapan maaf kalian. Bukankah ini yang seharusnya kalian harapkan? Membuatku seperti ini.

"Dan kondisi Sehun saat ini sangat tidak baik. Dia mengalami depresi akut dan gangguan kejiwaan yang tinggi karena tekanan hidupnya dan terus menerus mengonsumsi obat itu yang menyebabkannya overdosis. Bahkan dia tak segan-segan menyakiti orang disekitarnya ataupun menyakiti dirinya sendiri. Kami para dokter disini menyarankan ingin menindaklanjuti proses penyembuhan putra anda dengan...."

"Aku mengerti dokter. Terserah apapun yang dokter lakukan. Aku sebagai orangtuanya hanya ingin putra kami sembuh."

"Baiklah nyonya, kami akan berusaha keras."

Apa yang mereka bicarakan? Bahkan pendengaranku perlahan-lahan semakin berkurang. Ada apa denganku? Kenapa aku tak bisa membuka mata ataupun mulutku?

OVERDOSE !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang