Pencarian dimulai pada hari kamis,tahun 1987. Suasana yang mencekam dan hujan deras yang menemani petualanganku bersama Peter.
Kami berangkat ketempat keluargaku dibunuh dengan menaiki kereta kuda,demi mengurangi kecurigaan jika ada mata mata dari pembunuh tersebut
"Apakah kamu kuat untuk datang kemari tuan ??""Tentu,tak ada alasan bagiku untuk takut dan berdiam diri. Sedangkan keluargaku telah dibunuh disana"
"Baiklah, tampaknya anda memang orang yang tegar tuan, saya salut pada tuan,"
Tuan Refrickson tampak diam tak berkata sampai kami turun dari kereta.
"Tuan,kita sudah sampai. Kita akan memulainya tuan!"
Ditempat kejadian tersebut kami menemukan bercak darah yang menetes ke ujung tebing, tampak dibawahnya hutan yang sangat lebat.
"Sebaiknya kita ikuti bercak-bercak darah ini tuan, siapa tau kita bisa menemukan sesuatu di bawah tebing ini"
Kami mengikuti bercak darah tersebut di jalan setapak kecil. Butuh kehati-hatian karena keadaan tanah yang basah karena baru saja terkena hujan.
Sekitar 20 menit kami berjalan dari atas menuju bawah tebing. Suara bisingan serangga kecil ikut menemani perjalanan kami.
Tak ada satupun orang yang terlihat selain kami berdua. Tapi diujung hutan . Kami melihat sebuah pondok kecil dengan gaya arsitektur cina. Terdapat halaman kecil dan bunga mawar yang masih tumbuh dengan baik .

KAMU SEDANG MEMBACA
BLOOD THIRST
AléatoireIni adalah karya pertama saya dalam menulis sebuah cerita. Banyak kekurangan dalam pembuatannya. Saya sangat berterimakasih kepada sahabat saya,@MONIKA_IRENE yang telah membantu dalam pembuatan cerita ini. Kepada pembaca. Saya ucapkan terimakasih...