Chapter 1

2.2K 163 15
                                    

Author POV

Pagi yang cerah, secerah hati ke empat abg a.k.a anak baru gede untuk memulai sebuah aktivitas baru mereka yaitu pergi ke sekolah baru mereka. Mereka tak pernah terpisahkan sehingga orang tua mereka memasukan anak-anaknya ke sekolah yang sama yaitu SMAN Harapan.

"Umi hafsah pergi dulu ya" ucap Hafah sambil menyalami ke dua orang tuanya.

"kotak makannya jangan lupa" ucap Umi hafsah sedikit berteriak ketika anaknya sudah berada di dekat pintu ke luar.

"Iya mi, Assalamualaikum" ucap Hafsah sambil melenggang ke luar rumah.

"Wa'alaikumsalam" ucap ke dua orang tuanya.

Sedangkan di rumah yang berbeda ada Syiar yang masih sarapan dengan tangan yang sibuk memainkan telepon genggamnya.

"Sarapan dulu mas sibuk amat" sindir uminya Syiar yang dibalas cengiran oleh anaknya.

"Syiar berangkat, dek buruan!" ucap syiar bangkit dari meja makannya kemudian melototi adeknya yang selalu berangkat bersamanya.

"Naira mau berangkat sama abi, mas mah nyebelin" ucap Naira—adik syiar. Ke dua orang tuanya hanya geleng-geleng kepala karna setiap hari di suguhkan oleh pemandangan anak-anaknya yang tak pernah akur.

"Bodo amat, mas tinggalin baru tau rasa! Umi ga ada niat buat bikinin syiar ade baru ade yang ini ngeselin banget" Ucap Syiar sambil menyalami ke dua orang tuanya kemudian menjulurkan lidahnya ke arah Naira yang sibuk melotot ke arah Syiar.

"Iya ikut" ucap Naira tergesah-gesah sambil menyambar tas ranselnya kemudian menyalami ke dua orang tuanya dengan muka sebalnya.

"Senyum dong" ucap Nagia—umi syiar dan Naira— sambil menggoda putri bungsunya dengan mencubit lembut pipi cubynya.

"Ih umi" ucap Naira sedikit kesal karna di goda uminya kemudian melenggang keluar rumah.

"Assalamualaikum" ucap syiar dan Naira bersama-sama.

"Waalaikumsalam" ucap Azam dan Nagia.

Khalid, Hafsah, dan Abiya sudah berada di depan rumah Azam untuk berangkat bersama naik bus. Mereka telah melakukannya sejak masa sekolah Smp dulu.

"Hey cewek, godain dong" ucap Azam setelah melihat Abiya yang tersenyum kepadaya. Ia langsung mendekati Abiya dan melupakan adiknya yang sudah terlihat sebal.

"Ih receh" ucap Abiya singkat namun dibalas tawa renyah oleh Syiar kemudian ia merangkul pundak abiya.

Seperti biasa khalid sama sekali tidak memperdulikan pasangan aneh bin ajaib ini, ia hanya sibuk dengan buku yang sedang ia baca sesekali ia pun membetulkan kacamata minusnya.

"Assalamualaikum cantik kok pagi-pagi udah cemberut sih" ucap hafsah dengan senyum ramah seperti biasanya dan mencoba mendekati adik temannya yang tengah badmood.

"Wa'alaikumsalam kak hafsah, Emmm... engga kok" ucap Naira kikuk sambil menggaruk tengkuk yang terbalut hijab syar'inya.

"Emmm... bohong dosa lho" ucap  Hafsah sambil mencubit lembut pipi cuby Naira. Mereka memang sudah dekat.

"Ihhh kak hafsah.. adek lagi sebel sama mas syiar pagi-pagi udah pacaran kenapa sih mas syiar harus pacaran sama kak biya kenapa ga sama kakak?" Ucap Naira polos sambil menatap Hafsah untung saja ucapannya tidak di dengar oleh Abiya karna ia dan Syiar berjalan didepan kami lumayan jauh.

"Hmmm.. kakak adek kan memang sudah biasa berantem dek jadi biasa saja jangan di masukin ke hati lalu mas syiar kan emang sudah lama pacaran sama biya, kak biya baik kok" ucap Hasfah bijak walau hati dan ucapannya tak sama.

Hujan dan HijrahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang