Part 1

23 4 0
                                    

"Hik."

Untuk yang ke 29 kalinya, gadis berambut panjang bernama Lucy itu cegukan. Ini sudah tidak aneh lagi baginya. Sudah menjadi kodrat seorang Lucy cegukan saat ia merasa gugup. Ia tengah duduk di loby sebuah gedung studio rekaman. Hari ini, ia akan bertemu dengan partner kerja barunya. Hal itu tentu saja membuatnya gugup. Koleganya tersebut adalah seorang DJ yang sudah tidak asing di dunia musik EDM, dan saat ini ia duduk menunggu koleganya tersebut sendirian. Ia menarik napas dalam-dalam sebelum akhirnya cegukan lagi. 'oke, 30 kali.' Hitungnya kesal.

"Ms. Calder?" Seorang laki-laki yang diperkirakan berumur awal tiga puluhan menghampiri Lucy yang sedang meminum air sebanyak-banyaknya, mencoba untuk menghilangkan cegukan -atau mungkin- dan kegugupannya.

Lucy sontak berdiri saat namnya dipanggil. Lelaki itu tersenyum ramah dan menjulurkan tangannya. "saya Dane, manager dari Madeon.," Dane memperkenalkan dirinya.

"Lucy Calder." Lucy menyambut uluran tangan dane setelah mengangguk membenarkan ucapan Dane dan tersenyum. Dane berkata bahwa madeon -partner kerjanya- berada di ruang rekaman dan sebaiknya mereka berdiskusi disana, ia lagi-lagi mengangguk dan mengikuti Dane.

Mereka berdua berjalan memasuki lift. Ruang rekaman yang ditempati Madeon berada di lantai 7 gedung tersebut. Selama perjalanan menuju ruang rekaman, mereka berbincang-bincang. Dane adalah orang yang ramah, itulah tanggapan pertama Lucy saat bertemu Dane di loby tadi. Tapi setelah mereka mengobrol sedikit, ternyata Dane adalah orang yang sangat ramah dan menyenangkan. Ia menanyakan Lucy tentang musik yang digelutinya dan menjelaskan bahwa musik Madeon sendiri akan sedikit lebih berbeda dengan musik yang biasa Lucy nyanyikan. Lucy sendiri berkata bahwa ia senang akan hal itu, karena ia ingin mencoba hal yang berbeda. Menurutnya, itu adalah tantangan tersendiri untuk mencoba hal-hal baru. Dane juga beberapa kali melontarkan candaan. Hal ini membuat Lucy menjadi sedikit lebih lega karena setidaknya manager Madeon tidaklah seorang yang kaku seperti yang ada di pikirannya. Selama ini ia berpikir bahwa manager dari seorang figur terkenal pastilah bersifat kaku, dan sangat mengerikan, namun Dane menampik hal tersebut.

Setiba di lantai 7. Mereka menyusuri lorong dan berhenti di pintu kaca berwarna hitam. Dane membuka pintu dan mereka berdua masuk ke dalamnya. Di dalam, tampak seorang pemuda berambut gelombang yang berperawakan kurus dan tinggi tengah memakai headphone, memainkan sesuatu di Ipadnya membelakangi Lucy dan Dane. Ia tampak tidak menyadari kehadiran kedua orang tersebut.

"Hugo," Dane melepas headphone yang melekat di kepala Madeon. Hal ini sukses membuat ia menoleh. "Lucy is here."

Ia -Madeon- membenarkan cara duduknya yang awalnya bersandar di lengan sofa dengan kedua kaki tertopang diatas meja, menjadi tegap dengan kaki menapak lantai. "Oh hai," ia mengulurkan tangannya kepada Lucy "Hugo," Ia memperkenalkan dirinya setelah Lucy menyambut uluran tangannya. Hugo Pierre Leclercq merupakan nama asli dari Madeon, dan Madeon adalah nama panggung pemuda tersebut. "Produser?" Madeon melihat kearah pintu yang berada di belakang bahu Dane, tapi ia tidak menemukan siapapun.

"Sibuk," Dane menghempaskan badannya ke sofa. "Aku sudah berbicara dengan mereka. Mereka mempercayakanku untuk mengatur jalannya albummu."

Madeon mengerinyit. "Cih. Yang benar saja."

"Kau menyepelekan manajer professional sepertiku? Selama ini kenapa kau membayarku mahal, hah?" Dane tertawa kecil. Ia tahu bahwa Madeon tidak serius. Madeon adalah seorang pemuda yang sangat suka bercanda.

Madeon hanya tertawa. "Baiklah bapak manajer yang professional. Ayo kita mulai pembahasan rencananya."

Mereka mulai berbincang-bincang tentang album yang rencanya akan dipublikasikan 4 bulan mendatang. "Lagunya sudah ditulis oleh Hugo dan tim lainnya, jadi kita tidak akan memakan banyak waktu. Hanya tinggal merekam suaramu dan menyesuaikan musiknya," terang Dane penuh semangat.

The Sea Light (Madeon Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang