"Benci itu nggak selamanya bakal jadi cinta. Gue bakal buktiin."
Nayla
*-*
Motor itu mulai memasuki halaman rumah Karel.
"Eh! Loh kok ke rumah lo-"
Pertanyaan itu terhenti setelah melihat lelaki paruh baya yang dikenalnya itu sedang duduk di kursi teras rumah Karel.
Karel segera memakirkan motornya di halaman rumahnya. Nayla turun dan berjalan menuju papanya.
"Wah, kamu cepat sekali jemput Nayla. Padahal om nggak suruh kamu buru-buru loh jemput dia." Ucap lelaki paruh baya bernama Brata, papa Nayla.
Seketika Nayla melotot ke arah Karel yang sudah berdiri di sampingnya. Karel tidak memperhatikannya malah melontarkan senyum ke arah Brata tanpa dosa.
"Tumben kamu pulang cepat, Nay. Biasanya kalo udah dijemput bilangnya nanti pulang bareng teman."
Kali ini tidak hanya matanya, mulutnya ikut mangap mendengar hal itu. Bukannya tadi papanya ini akan memotong uang jajannya kalau dia sampai telat pulang?
"Loh! Bukannya papa-"
"Dia katanya mau siap-siap buat besok om. Takut kesiangan di hari pertama sekolah barunya. Ya kan?" Karel mengedipkan sebelah matanya ke arah Nayla yang menatapnya tidak percaya.
Wah, bener-bener nih anak pengen gue gantung. Batin Nayla.
Nayla mengepalkan tangan kuat lalu menghembuskan napas pelan.
"Bagus kalau begitu. Akhirnya kamu mau merubah kebiasaanmu yang sering terlambat. Jadi papa tidak harus datang ke sekolah hanya karena panggilan dari guru BP kamu."
Sedikit perubahan di bibir Darrel membuat yang lainnya tidak tahu kalau dia sedang menahan tawanya saat ini. Nayla berdengus kesal dalam hati mendengar ucapan papanya itu. Malu karena itu harus dikatakan di depan Karel yang diyakininya sudah ingin membludakkan tawanya saat itu juga.
"Yasudah kamu pulang gih. Biar besok nggak terlambat lagi."
"Nayla pergi dulu pa, om." Pamit Nayla yang diberi anggukan oleh Brata dan Hendra papa Karel.
Setelah menyalimi Nayla berbalik mendapati Karel yang tersenyum lebar ke arahnya. Nayla memutar matanya lalu berjalan ke luar pagar dengan ketus.
Sabar. Besok-besok lo mingkem aja di rumah. Biar lo nggak sering ketemu dia. Batin Nayla memberi solusi.
*-*
Nayla menuju ke kelas X-Ipa 2 di lantai dua setelah melihat namanya di papan pengumuman.
"Nayla!" teriak Dinda dengan nada cemprengnya ketika Nayla sampai di daun pintu. Siswa di dalam kelas itu seketika menatap sinis ke arah Dinda yang membuatnya cepat-cepat mengatupkan mulutnya.
"Late queen come." Ujar Vlo yang duduk di depan Nayla.
Nayla segera menimpuk Vlo dengan tasnya. Vlo memekik sebelum Nayla duduk dan menaruh tasnya di bangku kosong belakang Naura. Dinda dan Naura terkekeh melihat kedua temannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Karel & Nayla
Teen Fiction"Awalnya, lucu kalo mainin lo. Tapi kok, makin kesini gue jadi gak suka lo dimainin sama orang lain? Apa gue maunya lo cuma boleh diganggu gue aja. Atau gue udah... Ah! Nggak mungkin." Karel "Sumpah! Jangankan tetanggaan, kenal lo aja itu udah kayak...