Sugamama's Power

1.2K 217 76
                                    

(Name) mengembuskan napas panjang sambil mengusap wajahnya dengan kedua tangan, merasa lelah. Padahal ia baru saja memasuki hari kedua di tempat kerja barunya.

Tidak pernah sekalipun terpikir sebelumnya bahwa (Name) akan bekerja sebagai penjaga bayi dan anak-anak berusia satu hingga lima tahun. Wajah dan tingkah mereka memang menggemaskan, tetapi (Name) tidak akan berbohong bahwa pekerjaannya sangat melelahkan.

Namun, apa boleh buat. (Name) tak punya pilihan. Ia membutuhkan dana tambahan untuk membiayai hidupnya, sementara seluruh waktunya terbatas oleh jadwal kuliah.

Dan saat itulah Sugawara Koushi—teman sejak SMAnya—menawarkan kepada (Name) untuk bekerja bersama dengannya di tempat penitipan anak. Tempat di mana (Name) bisa bekerja kapan saja saat ia bisa—tak terikat jadwal—tetapi tetap mendapatkan gaji.

Dengan konsekuensi, siap berhadapan dengan bayi-bayi itu. Bayi-bayi yang masih tak bisa melakukan apapun secara mandiri, yang masih minta dimanjakan, dan yang mungkin saja akan bertengkar satu sama lain.

"Chobio begooo!"

"Choyo bih begooo!"

Nah, langsung terjadi. (Name) menghela napas berat, kemudian berjalan menghampiri dua orang batita yang terlihat saling memukul-mukul lawannya dengan tangan mungil mereka.

(Name) berjongkok, menggendong salah satu dari mereka—Shoyo. Kemudian melempar senyum semanis mungkin kepada bayi bersurai jingga dan hitam itu.

"Tobio, Shoyo, tidak boleh berkata kasar begitu kepada orang lain."

Mata hitam Tobio mendelik sebal ke arah (Name). Dia menggeram pelan, kemudian berusaha meraih Shoyo yang ada di gendongan (Name), memukul-mukul dengan tenaga bayinya. Sementara itu, Shoyo tak tinggal diam. Ia membalas perbuatan Tobio dengan menendang-nendang liar.

(Name) mengerang dalam hati, namun nada bicaranya tetap dibuat selembut mungkin. "Hei, hei... Tidak boleh bertengkar. Kalian harus bermain bersama. Ya?"

"Nda mau!" Shoyo dan Tobio kompak menjawab.

Rasanya (Name) ingin membenturkan kepalanya ke tembok.

Pandangan (Name) beralih pada seorang bocah pirang yang sedang sibuk menata balok-balok kayu.

Ya ampun... Kenapa tidak ada yang bisa diam selain Kei?

"HUAAAAAAA!!!" sebuah jerit tangis terdengar. (Name) memejamkan mata, berbalik ke arah bayi lain yang menangis, sementara Shoyo dan Tobio masih saling melancarkan serangan.

"Tadashi..." masih menggendong Shoyo, (Name) berjalan ke arah Tadashi dengan lututnya. Shoyo yang merasa tidak bisa lagi meraih target serangannya, berusaha memanjat-manjat ke pundak (Name). Menggapai-gapai ke arah Tobio. (Name) membenarkan posisi gendongan Shoyo, lalu kembali fokus pada Tadashi.

"Ada apa, Sayang? Kenapa menangis?" (Name) mengusap air yang bergulir di pipi Tadashi dengan jempolnya, kemudian menepuk-nepuk pelan kepalanya.

"MAAAMMMAAAAA!!!" alih-alih berhenti, jeritan Tadashi semakin kencang sampai anak lidahnya terlihat bergetar.

"Mama akan datang sebentar lagi, jangan menangis ya..." (Name) memeluk Tadashi dengan tangannya yang bebas, lalu menggendongnya.

"MAMMAAAA!!!" Tadashi meronta-ronta di dalam pelukan (Name). Saat sedang menenangkan Tadashi dengan menggoyang-goyang pelan lengannya, suara lain terdengar.

"Bego! Bego! Choyo bego!" tanpa sempat (Name) sadari sebelumnya, Tobio sudah berdiri di belakangnya, berjinjit dan berpegangan pada pakaiannya demi memukul Shoyo.

(Name) bergeser, berusaha menjauhkan Shoyo dan Tobio, sementara tangis Tadashi terdengar semakin kencang.

"Choyo bego! BEGO!"

Sugamama's Power [Sugawara x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang